< Previous451c.Sistemdan cara Konstruksi Furnitur1.Build in FurnitureBuild in Furniture adalah suatu sistem konstruksi furnitur yang memanfaatkan bangunan rumah atau gedung sebagai bipenguat konstruksi. Konstruksi furnitur menempel padadinding yang khusus dibangun untuk penempatan furnitur. Sepintas akan nampak bahwa furnitur tersebut rata dengan dinding dari langit-langit sampai pembuatan lemari atau rak. Kadalah kemudahan perawatan dan kebersihan karena sedikit sekali adanya celah yang terbuka. Namun, kelemahannyamudah terserang lapuk bila dinding bangunan terlampaulembab dan berjamur.Postur rileks pada kondisi tanpa bobot (gravitasi = nol). Tubuh otomatis membentuk postur yang ideal berdasarkan kondisi otot saat reaksasi. Bandingkan sudut lebar yang terbentuk oleh pinggul dan paha dengan postur duduk ada Kursi balans. Sumber data : Sanders 1994GambarPerbandingan Postur Tubuh4522.Knock Up Furniture Konstruksi furnitur ini menggunakan sistem sambungankonstruksi mati (fixed construction). Seluruh sambungantergabung secara permanen oleh bahan lem, paku, atau bahkantertanam dalam konstruksi bangunan. Contohnya, kursi tamu, bangku belajar di sekolah, kursi panjang di ruang tunggu, dan streett furniture (Gambar 11.4). Dengan teknik ini pemakai tidak memiliki peluang membongkar kembali furnitur menjadikomponen-komponen lepas. 3.Knock Down Furniture (Furnitur Sistem Lepas Pasang)Kita sering menemui problema ruang yang sempit dan terbatas. Keuntungan sistem ini adalah dapat dilepas pasang untukmembuahkan penyimpanan dan pengemasan. Komponen-komponen dasarnva dapat dituaikan menurut kesamaanbidang. Penyambungannya membutuhkan mur-baut khususyang dapat disetel. PT Hadinata Brothers and Company cukup dikenal dalam memproduksi kursi bermerek Ligna yangmenerapkan sistem ini (Gambar). Dengan teknik ini furniturdibuat dalam unit terpisah-pisah yang dapat dengan mudahdirakit saat mencapai tujuan akhir. Perakitan biasanya bisadilakukan oleh tenaga kerja tidak terampil dan seringhya dilakukan oleh pengecer atau kadang-kadangoleh konsumen. Dengan menggunakan teknik ini , pemakaian ruang kontainer dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin pada saat pengapalan ke lain tempat.GambarKursi Makan Ligna Tuscano memberi kemudahan lepas pasang pada saat pengepakan.4533.Folding Chair (Kursi Lipat)Alternatif lain dalam penyelesaian problema ruang adalahpendekatan sistem lipat. Konstruksi yang dapat dilipat, selain ringkas juga dapat menghemat pemakaian ruang pada saatpenyimpanan (Gambar ). Dalam mendesain.folding chair adabeberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:a.Prosedur operasional melipat dan membuka kursi.b.Keamanan dalam melipat dan membuka kursi agar tidak teijadi resiko terjepitnya tangan atau kaki pemakai.GambarFolding Chair mampunyai kekhususan tersendiri dalam bentuk teknik pelipatan.Suber data : Jacson 1997 4. Stacking Chair (Kursi Susun)Selain sistem lipat di atas, konstruksi kursi dapat didesain dengan pendekatan susun. Dalam sistem susun, bagian kaki kursi yangberada di atas akan masuk ke bagian badan kursi yang berada di bawahnya (Gambar 11.7). Desain konstruksi stacking menuntut perhitungan yang presisi pada saat dua atau lebih kursi disusun. Adapun kemungkinan penyusunannya adalaha.Tumpukan mengarah ke atas (vertical arrangement). b.Tumpukan mengarah miring (diagonal arrangement),454c.Tumpukan mengarah ke sejajar dengan permukaan lantai (horizontalarrangement).Yang perlu diperhatikan dalam desain kursi sistem susun adalaha.kekuatan struktur kursi yangmenghasilkan perhitungan berapa jumlah maksimum kursi yang dapat ditumpuk,b.pemilihan material dan finishing yang tepat agarpermukaan kursi yangditumpuk tahan gores dan tidak terjadi cacat.GambarStacking Chair dapat ditumpuka dengan susunan yang bevariasi. Sumberdata : Jacsoh, 19975.Aspek Fundamental Desain KursiTujuan dari fasilitas duduk adalah menyangga tubuh manusiasehingga kestabilan postur tubuh dapat terjaga dengan baik.Dengan demikian, didapatkan rasa nyaman untuk beberapa waktu lamanya dan secara psikis merasakan kepuasan. Pheasant, 1988, memberikan acuan sebagai titik tolak dalam mendesain sebuah kursi sebagai berikut: 455a.Tinggi Alas Duduk (Seat Height)Tinggi alas duduk adalah jarak yang didapat dari lantai ke arah permukaan alas duduk. Bila alas duduk memakai bantalan busa, jarak dihitung sampai permukaan busa tersebut kempes ketika diduduki. Penting sekali mengetahui ukuran rata-ratapanjang kaki bagian bawah (popliteal). Pertimbangan lainnya adalah alas kaki yang dipakai oleh pemakai, misalnya sepatu atau sandal. Tinggi outsole (haq sepatu) cukup berpengaruh pada penentuan tinggi alas duduk. Jika ukuran tersebut terlalu tinggi, posisi kaki akan menggantung dan mengakibatkanpembebanan statik yang berlebih pada lipatan lutut bagian dalam. Namun sebaliknya, jika alas duduk terlampau rendah. kaki akan terlipat. Akibatnya, distribusi beban mengalir ke arah pinggul dan mengakibatkan kelelahan pada otot di sekitartulang duduk. Energi yang dibutuhkan untuk berdiri pun relatif lebih besar dibanding dengan tinggi alas duduk normal.Karena bentuk kaki manusia yang organis, kontur permukaan alas duduk sangat berpengaruh pada kenyanianan. Bentuk alas duduk paling dasar adalah flat/datar. Namun, dengan desain yang berbentuk kurva yang mengikuti kontur paha akan terasa lebih nyaman karena bagian kaki sebagian besardisangga oleh alas duduk tersebut. Fasilitas kerja yangmenuntut tinakat kenyamanan kerja yang tinggi lebihmerekomendasi tinggi alas duduk yang mudah diatur(adjustable). Rentang dimensinya diharapkan dapat dipakai oleh populasi pria dan wanita. Oleh karena itu disarankan untuk memakai acuan ukuran pemakai pendek. Dengandemikian masih bisa diperkirakan pemakai dengan ukuran tinggi juga dapat memakai kursi. Asumsinya, telapak kaki harus terletak pada permukaan lantai dan tinggi duduk dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi tekanan pada bagian bawah paha.Pemanfaatan bantalan busa (cushion) sangat disarankandalatn melapis permukaan alas duduk. Bahan ini sangatmembantu dalam distribusi beban ke seluruh bagian paha. Konsensus Perkumpulan Ergonomi Internasional (TheInternational Ergonomics Association) dan The Hinnan Factors Society memberikan aturan untuk pernakaian bantalan(padding) tersebut sebagai berikut:¾Permukaan alas duduk harus datar dan bagian ujung yang menyentuh lutut bagian dalam dibuat melengkung (rounded edge).¾Elastisitas bahan busa diusahakan tidak terlalu empuk, tetapi padat. Meski demikian, jangan terlampau kerassehingga dapat diperkirakan pemakai yang berbobot besar 456tidak membuat lapisan busa tersebut kempes atau turunsedalam 25 mm.b.Kedalaman Alas Duduk (Seat Depth)Jarak ini diukur dari ujung alas duduk sampai ke belakang menyentuh sandaran punggung. Jarak ini bergantung pada ukuran rata-rata panjang paha pemakai. Jika terlalu panjang, ujung alas duduk akan menekan daerah lutut bagian dalam (popliteal). Semakin dalam ukuran alas duduk. akanmempersulit pengguna kursi untuk duduk dan berdiri.c.Sandaran Duduk (Backrest)Pada prinsipnya, sandaran punggung berfungsi untukmenahan beban anggota tubuh bagian atas (torso). Hal ini yang membedakan dengan bangku tanpa sandaran (.stool). Secara ideal posisi sandaran duduk tidak tegak lurus terhadap alas duduk, melainkan agak condong ke belakang. Ini berguna agar pinggul tidak menahan secara langsung tubuh bagian atas, melainkan sebagian didistribusikan ke arah sandaran (garis berat menjadi mundur). Oleh karena mobilitas gerakan bahu yang tinggi, ada beberapa variasi sandaran punggungyang dapat direkomendasi dalam desain : 1.Sandaran Lumbar (low-level back rest). Lumbar adalahbagian tubuh yang terletak di daerah punggung bagian bawah dan di atas pinggang. Pendekatan ini ditujukan untuk mengurangi usaha otot yang diperlukan untukmenjaga suatu sikap duduk yang kaku dan tegang. Hal ini juga dapat mengurangi kecenderungan tulang belakang berubah konfigurasi bentuknva. Umumnya, kursi kantor banyak memakai pendekatan ini karena fiingsi kerjamenjadi lebih optimal. Hal itu disebabkan oleh posisi tubuh yang cenderung terus tegak dan tidak mengakibatkanposisi duduk melorot atau meluncur ke arah depan.2.Sandaran Bahu (medium-level back rest). Sandaran yang dirancang untuk menyangga punggung dan berakhirsampai ke bahu. Tinggi idealnya adalah 645 mm dengan pertimbangan pria 95`x'% tile (paling tinggi), dapat duduk dengan nyaman.3.Sandaran Penuh Bahu dan Kepala. Pendekatan ini banyak dipakai pada kursi eksekutif. The Swan dan The Egg karya desainer Arne Jacobsen memanfaatkan sandaran kepala(head rest) agar pengguna dapat menyandarkan kepala untuk istirahat tanpa harus meluncurkan badan ke bawah. 457Tinggi idealnya 900 mm dengan pertimbangan pria 95`x'% the (paling tinggi) dapat menyandarkan kepalanya dengan nyaman.d.Lebar Alas Duduk (Seat Width)Pada prinsipnva. sejauh tulang duduk dapat tersanggadengan baik oleh alas duduk, dapat dikatakan kita telah duduk dengan baik.Akan tetapi, dari perhitungankenyamanan, hal tersebut belum dapat dikatakansepenuhnya nyaman karena ada bagian pantat yang harus disangga. Dengan sendirinya jarak minimal antar tulangduduk (ischial tuberosities / IT) harus diperlebar.e.Sudut sandaran (α)Agar beban terdistribusi secara merata, sandaran perlu dibuat sedikit condong ke belakang. Jika pengukuran sudut rebah lebih besar dari yang direkomendasikan, akan terjadikemungkinan kesulitan untul: berdiri karena badan harusditarik ke depan terlebih dahulu.f.Sudut Alas Duduk (β) .Sudut ini dibentuk oleh bidang alas duduk terhadappermukaan lantai. Fungsi sudut alas duduk ini adalahmemperbesar bidang tekan dan sentuh antara permukaansandaran dengan punggung. dan memperkecil resikotergelincir ke depan pada saat duduk (slide out).g.Sandaran Lengan (i)Komponen ini tidaklah terlalu mutlal: hams ada pada setiap desain kusi.Untuk beberapa kasus memang diperlukanadanya sandaran tangan sebagai alas istirahat tangan dan tumpuan pada saat pengguna berdiri. Lebih disarankan ujung sandaran yang tidak terlalu tajam (wide rounded edge).458GambarAspek Fundamental dalam desain kursi. Sumber daa : Pheasant, 19966.Estetika Konstruksi dan MaterialSetiap material mempunyai aturan sendiri dalam penanganannya. Suatu konstruksi kayu bisa saja cocok dalam satu jenis material, tetapi belum tentu cocok dipakai untuk jenis material yang lain.Kemampuan craftmenship dan pemilihan material yang baik harus belpadu menjadi satu. Pada dekade sekarang, banyak sekali dijumpai kombinasi konstruksi perabot yang muncul sebagaigabungan antara bahan kayu dengan material artifisial lain. "Saya tidak takut dengan material baru sejauh penggunaan material tersebut cocok," kata Danish Furnituremaker, Hans J. Wegner.Di masa lalu. kita membuat alas duduk kursi dari jalinan pita kain, linen dan kanvas, atau rambutkuda. Dari situ terbentuklahbantalan duduk. Akan tetapi, sekarang bantalann dapat dibuat dengan lebih sederhana, yaitu dengan sistem laminasi finir(laminated veneer) dan dilapis dengan busa karet sebagaibantalan(upholstered foam rubber). Selain konstruksinya kuat, proses produksinya pun lebih cepat. Dalam kaitannva dengan penciptaan desain sebuah kursi, Wegner memberikan beberapa pedoman craftmenships yang sekiranya dapat diaplikasikan dalam desain-desain furnitur (Bernsen, 1995) sebagai berikut7.Pemakaian kayu hasil sortiran.Memilih kavu sortiran yang tepat merupakan hal yang sangat penting karena setiap jenis kayu mempunyai karakter sendiri-sendiri,ada kelebihan dan kelemahannya. Dengan adanya quality 459control yang ketat memungkinkan karya desain tampil dengan kualitas terjamin. Kayu oak merupakan contoh kayu yang sangat cocok untuk konstruksi kayu. Selain ringan, kayu tersebut kokoh. Akan tetapi, jika ingin mendapatkan kualitas permukaaan yang bebas debu atau kotoran, kayu jati adalah pilihan paling tepat. Bervariasinya jenis kayu memberi peluang yang banyak bagi kita untuk memilihnya. Namun, pilihan yang tepat adalah jika kita yakin akan konstruksi, basil yang bernilai tinggi, dan tahan lama. Jangan memilih kayu dengan mata kayu (knot) van` besar. Penangananfabrikasinya sulit, karena bagian tersebut sangat keras dan mudah pecah.a.Pertimbangan proses produksi.Forin followwws function. Bentuk mengikuti fungsi. Demikian menurut Louis Sullivan. Karya desain harus direncanakanmenurut fungsinya dan struktur tidak perlu ditutuptutupi.Dengan demikian, dalam konteks perwujudan bentuk,penampilan visual dapat secara langsung diidentifikasibagaimana proses produksinya.Dalam benak craftman, hal pertama yang terlintas adalah bagaimana mewujudkan desain ke dalam prototip produkdengan menggunakan kemampuan kerja manual yangsederhana sebelum diproduksi secara massal. Segalanyaharus dipikirkan dari proses produksi yang sederhana,pemakaian materialnya tepat, dan mudah dibawa-bawa(ringan ). Seperti semboyan Danish Cabinetmaker, Shaker, "Kursi yang baik adalah ringan, sederhana konstruksinya, dan mudah diproduksi. Anda harus mengetahui benar apa yang dapat diperbuat oleh kernampuan manual dan industrimanufaktur. Simulasi teknis sebelum dimulainya prosesproduksi akan memberikan hasil yang maksimal da ipada harus membuang biaya kerja di tengah berjalannya produksi." Wegner menilai bahwa proses dan bentuk merupakan aspek-aspek yang terikat sate sama lain dalam sistem prosesproduksi. Prototip kursi yang terlebih dahulu dibuat dengan cara craflnmenship, akan memudahkan analisis pelaksanaan produksi untuk menentukan mesin-mesin apa saja yang akan digunakan.b.Pemilihan jenis kayu yang tepat.Memahami sifat atau karakter dari setiap jenis kayu adalah hal yang sangat penting. Pendalaman terhadap segenap aspek kayu mulai pertama kali tumbuh sampai siap tebangmemegang peranan penting dalarn menentukan komponen mana dari furnitur yang diambil dari bagian pohon. Intuisi460seorang desainer harus tajam dalam mempergunakan setiap bagian kayu pada batang pohon.Dua negara yang sangat ahli dalam pengetahuan tentangkayu adalah Jepang dan Denmark.Dua negara tersebutsangat konsisten dalam mempergunakan kayu sebagai produk andalan. Beda kayu, beda guna. Itulah asas yangperludipegang teguh dalam menentukan kualitas produk. Beech, kayu yang populasi tumbuhnya banyak ditemui di Skandinavia. akan menjadi bahan yang membosankan jika diciptakan dalam permukaan perabot yang lebar. Namun, beech sangat mudah dibentuk (machinable) dan dirangkai dengan komponen lain menjadi konstruksi yang kokoh.Wood steam forming bending diperkenalkan sekitar awal abad ke-19. Meskipun metode ini bukanlah teknik tekuk yangmenciptakan basil dengan presisi tinggi, namun metodetersebut merupakan sebuah lompatan besar dalam teknikmereka bentuk kavu. Contohnya,'kursi Thonet bernomer serf 14 yang diproduksi tahun 1845.Harus diingat bahwa kayu adalah bahan hidup (livingmaterial). Hal ini memberi peluang perubahan bentuk dan dimensi yang cukup besar.Jika ingin basil yang lebih akurat, metode laminasi dan pengeleman akan lebih baikdibandingkan metode steam forming (Gambar ).Kombinasi antara jenis kayu besar dan jenis kayu lunakadalah salah satu prinsip desain furnitur dalam menampilkan kesan visual yang estetis. Dalam penggunaannya pun akan lebih sesuai jika penempatan jenis kayu keras ditempatkan pada sisi muka dan kayu lunak untuk konstruksi dalam,misalnya slot laci.c.Tunjukkan bagaimana proses produiksi sebuah konstruksi.Membangun konstruksi sebaiknya mengikuti satu aturan. yaitu rapi, kuat, dan benar. Konstruksi yang benar tidak saja nampak indah dan kokoh. Akan tetapi, lebih dari itu, memberikemudahan kepada orang lain untul: paham bagaimanakonstruksi tersebut terbentuk. "A good construction can fell ca story about the idea of embodied in design." Sekali lagi,kombinasi dari jenis kayu yang berbeda akan memperjelassusunan konstruksi kursi. Misalnya. dowel yang diekspostembus keluar secara presisi akann memberikan informasibahwa konstruksi tersebut diperkuat oleh dowel. Permainanarah serat yang berlawanan dan warna yang berbedamemberikan kesan tersendiri pada konstruksi, contohnya dowel dari kayu jati dikombinasi dengan komponen dari kayo ramin. Next >