< Previous 93Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiRenungan Renungkan isi syair Kitab Sutta Nipata berikut ini, kemudian tulislah pesan yang menginspirasi dalam kehidupanmu dari sabda Sang Buddha tersebut.Orang yang memiliki pemahaman adalah orang yang telah melihat indranya sendiri. Dia telah memahami bagaimana indra itu bekerja, baik di dalam pikiran maupun di dunia luar. Dia melihat dengan jernih, dia telah melampui ‘hitam dan putih’ dan telah kokoh. (Sabhiya Sutta)RefleksiTulislah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kamu miliki setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada pelajaran Pengetahuan baru yang saya miliki:__________________________________________________________Keterampilan baru yang telah saya miliki:___________________________________________________________Perkembangan sikap yang saya miliki:___________________________________________________________Kecakapan hidupSetelah para siswa menerapkan meditasi gerak penuh kesadaran buatlah laporan kegiatan praktik meditasi penuh kesadaran di rumah masing-masing.No.Teknik Gerak Berkesadaran WaktuPengalaman Baru Gangguan yang Sering Timbul94 Kelas XII SMA/SMK EvaluasiJawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!1. Jelaskan manfaat meditasi makan penuh kesadaran!2. Jelaskan pengertian meditasi hidup penuh kesadaran!3. Jelaskan manfaat meditasi gerak penuh kesadaran bagi kesehatan jasmani dan batin!4. Jelaskan manfaat meditasi telepon penuh kesadaran!5. Jelaskan dasar pelaksanaan meditasi hidup berkesadaran!AspirasiTuliskan aspirasi bagaimana caranya membangkitkan adhitthana (tekad) dan semangat (viriya) dalam melakukan meditasi gerak penuh kesadaran. Kemudian aspirasi yang kamu buat dibaca berulang-ulang setiap pagi setelah bangun tidur.Menyadari bahwa meditasi gerak berkesadaran dapat meningkatakan kualitas batin dan kesehatan jasmani. “Saya bertekad akan melaksanakan meditasi gerak berkesadaran setiap hari”. 95Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiProblematika Kehidupan Sosial Manusia BAB VDuduk Hening!Duduklah dengan rileks, mata terpejam, perhatikan dan sadari napas kamu, rasakan dalam hati: “Menyadari … napas masuk”“Menyadari … napas keluar”“Menyadari … napas masuk”“Menyadari … napas keluar”Tahukah Kamu? Pada dasarnya setiap orang ingin hidup bahagia. Namun demikian tujuan tersebut tidak muncul dengan sendirinya. Perlu upaya/usaha untuk mencapainya. Dalam usaha seseorang merealisasi apa yang diinginkan, tidak jarang ia berhadapan dengan berbagai masalah atau persoalan. Masalah-masalah dimaksud bisa berupa masalah pribadi maupun masalah-masalah sosial. Tahukah Anda yang dimaksud dengan masalah, mengapa terjadi masalah-masalah tersebut, dan bagaimana sikap kita jika sedang menghadapi masalah, serta bagaimana cara mengatasinya sesuai dengan ajaran Buddha? 96 Kelas XII SMA/SMK Ayo mengamati dan bertanyaBacalah teks di bawah ini dan selanjutnya tulislah pertanyaan-pertanyaan pada kolom yang tersedia!Buatlah beberapa pertanyaan untuk membantu memahami teks yang Kamu baca atau dari hasil pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kehidupanmu yang menyangkut problematika kehidupan sosial manusia! 1. .....................................................................................................................?2. .....................................................................................................................?3. .....................................................................................................................? Ayo mengamati dan bertanyaCarilah sumber data berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan atau hasil identifikasi tentang permasalahan sosial yang ada atau terjadi di sekitar kehidupan kita!A. Pengertian MasalahMasalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan). Dengan kata lain dapat diartikan bahwa masalah merupakan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Semakin besar/berat sesuatu yang harus dipecahkan berarti hal itu dapat dikatakan masalah besar. Sementara itu disebut masalah kecil, jika sesuatu itu mudah diselesaikan/dipecahkan. Bahkan bisa jadi hal itu bukan masalah bagi dirinya. Selanjutnya makna berikutnya dari masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Semakin terjadi kesenjangan/ketidaksesuaian antara apa yang kita inginkan dengan kenyataannya berarti hal tersebut juga dapat dikatakan masalah besar. Sebaliknya semakin kecil ketidaksesuaiannya berarti semakin kecil pula masalah yang dihadapinya. 97Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiSumber: yeahagumsah.wordpress.comGambar 5.1 Masalah kemacetan di jalan raya Misalnya masalah kemiskinan. Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan yang menyebabkan seseorang tidak sanggup memlihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok. Kemiskinan juga diartikan sebagai kondisi tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Pada masyarakat modern, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang miskin bukan karena kurang makan, pakaian atau perumahan. Tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. Sumber: mediaindonesia.comGambar 5.2 Masalah pengemis 98 Kelas XII SMA/SMK B. Masalah dan Cara MengatasinyaPada hakikatnya kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Terkait dengan hal tersebut, Buddha menguraikan ajaran-Nya yang pertama kepada lima petapa yang dikenal dengan khotbah Pemutaran Roda Dharma. Khotbah pertama Buddha berisi Empat Kebenaran Mulia, yaitu: 1. Kebenaran Mulia tentang Dukkha; 2. Kebenaran Mulia tentang Sebab Dukkha; 3. Kebenaran Mulia tentang Terhentinya Dukkha; dan 4. Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Terhentinya Dukkha. Dengan demikian secara ringkas apa yang diajarkan oleh Buddha mengacu pada masalah dan cara mengatasinya. Terkait dengan masalah-masalah tersebut dapat berupa masalah fisik maupun batin, masalah pribadi maupun sosial, dan lain-lain. Bukti bahwa kehidupan manusia selalu diliputi masalah/penderitaan/ketidakpuasan (dukkhā): lahir, usia tua, sakit, mati, berkumpul dengan yang dibenci, berpisah dengan yang dicintai, tidak tercapai yang diinginkan, dan lain-lain. Adapun cara mengatasi segala masalah adalah dengan menerapkan pola pikir dari Hukum Empat Kebenaran Mulia tersebut, pertama memahami setiap masalah yang dihadapi; kedua melenyapkan sebab yang menimbulkan masalah; ketiga merealisasi terhentinya masalah; dan keempat mengembangkan jalan menuju terhentinya masalah, yaitu Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi Benar. C. Peranan AgamaKata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi ke, menuju, atau datang, kepada suatu tujuan, yang dalam hal ini yaitu untuk menemukan suatu kebenaran. Adapun penjelasan maknanya di antaranya sebagai berikut.a. Dari kehidupan tanpa arah, tanpa pedoman, kita datang mencari pegangan hidup yang benar, untuk menuju kehidupan yang sejahtera dan kebahagiaan yang tertinggi.b. Dari biasa melakukan perbuatan rendah di masa lalu, kita beralih menuju hakikat ketuhanan, yaitu melakukan perbuatan benar yang sesuai dengan hakikat ketuhanan tersebut, sehingga kita bisa hidup sejahtera dan bahagia.c. Dari kehidupan tanpa mengetahui hukum Kebenaran Mutlak, dari kegelapan batin, kita berusaha menemukan sampai mendapat atau sampai mengetahui dan mengerti suatu hukum kebenaran yang belum kita ketahui. 99Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiJadi, dapat disimpulkan bahwa timbulnya agama di dunia ini adalah untuk menghindari terjadinya segala macam masalah, misalnya kekacauan, pandangan hidup yang salah, dan sejenisnya. Masalah-masalah tersebut dapat terjadi pada waktu dan tempat yang berbeda. Selain itu, agama berguna untuk mendapatkan suatu kehidupan yang sejahtera dan kebahagiaan tertinggi. Setiap orang di dunia ini pasti menginginkan adanya kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya. Inilah alasan mengapa orang mau mencari jalan yang benar. Jalan yang dapat membawa mereka kepada suatu tujuan, yaitu suatu kebahagiaan mutlak terbebas dari semua bentuk penderitaan. Semua agama di dunia ini muncul karena adanya alasan ini.Jika ajaran dari suatu agama tidak bisa diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, maka agama tersebut tentu tidak bisa berkembang. Agar bisa diterima dalam masyarakat, ajaran-ajaran dasar dari suatu agama harus bisa diterapkan ke dalam nilai-nilai sosial, tujuan-tujuan sosial, dan urusan-urusan kemasyarakatan yang lain (bersifat keduniawian). Lantas, bagaimanakah dengan ajaran agama Buddha? Apakah ajaran-ajaran dasar dari agama Buddha yang terdapat dalam kitab suci Tripitaka bisa diaplikasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan bermasyarakat? Beberapa penulis yang membahas ajaran-ajaran Buddha telah memberikan pendapat mereka tentang hubungan antara agama Buddha dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa agama Buddha tidak mengajarkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan dan sebagian lagi berpendapat sebaliknya. Salah satu contoh adalah pendapat Max Weber yang mengatakan bahwa agama Buddha tidak mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan politik dan kemasyarakatan. Tetapi jika kita mempelajari agama Buddha secara mendalam, kita akan mendapatkan beberapa bukti kuat berdasarkan pada kitab suci Tripitaka, untuk membuktikan bahwa pendapat Max Weber adalah salah. Dalam kaitannya dengan aspek-aspek sosial, perlu diingat bahwa Buddha tidak pernah mengklaim diri-Nya sebagai pelopor perubahan kemasyarakatan di India. Menurut kitab suci Tripitaka, Buddha disebut sebagai Pembabar Dhamma yang tiada bandingnya. Oleh karena itu Dhamma yang telah diputar oleh Buddha dijadikan sebagai patokan, kriteria dan penuntun masyarakat Buddhis dalam menjalankan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian sejak diputarnya Dhamma oleh Buddha, telah terbentuklah masyarakat Buddhis yang berdasar pada ajaran-ajaran-Nya.Buddha mengajarkan Dharma tentang bagaimana cara-cara untuk mendapatkan kesejahteraan/kebahagiaan. Baik kebahagiaan di dunia ini, kebahagiaan di alam surga, atau kebahagiaan yang tertinggi, Nibbāna. Buddha 100 Kelas XII SMA/SMK sangat memperhatikan secara mendalam bagaimana caranya untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap manusia yang ada pada saat itu misalnya dengan meningkatkan kondisi dari masing-masing individu dan juga masyarakat untuk menunjang kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. D. Tujuan Hidup Umat Buddha Setelah kita dapat mengerti atau memahami apa arti agama Buddha/Buddha Dharma, maka kita sudah dapat mengetahui bahwa tujuan hidup umat Buddha adalah tercapainya suatu kebahagiaan. Ada kebahagiaan yang masih bersifat keduniawian (yang masih berkondisi) yang hanya bisa menjadi tujuan sementara saja; kebahagiaan di alam surga; maupun kebahagiaan yang sudah bersifat mengatasi keduniaan (yang sudah tidak berkondisi) yang memang merupakan tujuan akhir (Nibbāna). Banyak orang yang masih memiliki salah pengertian mengatakan bahwa agama Buddha hanya menaruh perhatian kepada cita-cita yang luhur, moral tinggi, dan pikiran yang mengandung filsafat tinggi saja, dengan mengabaikan kesejahteraan kehidupan duniawi dari umat manusia. Ajaran Buddha juga menaruh perhatian besar terhadap kesejahteraan kehidupan duniawi dari umat manusia, yang merupakan kebahagiaan yang masih berkondisi. Walaupun kesejahteraan kehidupan duniawi bukanlah merupakan tujuan akhir dalam agama Buddha, tetapi hal itu bisa juga merupakan salah satu sarana untuk tercapainya tujuan yang lebih tinggi dan luhur, yang merupakan kebahagiaan yang tidak berkondisi, yaitu tercapai Nibbāna.Sumber: Dok. kemendikbudGambar 5.3 Masalah sampah 101Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiMengasosiasiDiskusikan dengan teman-temanmu untuk menganalisis data tentang permasalahan sosial. Coba Kamu kaitkan hal tersebut dengan ajaran Buddha!Sumber: www.tribunnews.comGambar 5.4 Masalah perdagangan ganja Sumber: Dok. kemendikbudGambar 5.5 Masalah sosial: tawuran 102 Kelas XII SMA/SMK E. Batasan, Macam, dan Sumber Masalah SosialSeringkali dibedakan antara dua macam persoalan yaitu antara masalah masyarakat dengan problem sosial. Hal pertama menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan masyarakat. Sedangkan yang kedua meneliti gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan untuk menghilangkannya. Dengan demikian masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan yang lebih jelas (immoral), berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Sebab itu masalah-masalah sosial tak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.Menurut Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Dengan kata lain, yang dimaksud dengan masalah sosial adalah kesenjangan antara unsur-unsur masyarakat yang menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Jika antara unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok.Masalah-masalah sosial timbul kare na tidak adanya integra si yang harmonis antara lembaga-lembaga kema syara ka tan. Orang per orangan mengalami ke sulitan-kesulitan dalam me nyesuai kan diri dengan macam-macam hu-bung an-hubungan sosial.Pada dasarnya ke serakah an, ke-bencian, dan kebodohan yang me-nimbulkan berbagai masalah sosial. Menurut Payutto, keserakahan dan kebencian akan lebih mudah dikendalikan bila tidak terdapat unsur kebodohan yang memengaruhinya, yang diartikan sebagai pandangan salah, baik yang bersumber dari ideologi, nilai-nilai sosial, bahkan agama. Pandangan atau paham yang selama mempengaruhi peradaban modern terbagi tiga, sebagai berikut.a. Paham yang melihat manusia terpisah dari alam; manusia harus menguasai, menaklukkan dan menggunakan atau mengeksploitasi alam menurut keinginannya sendiri.Sumber: kalteng.tribunnews.comGambar 5.6 Masalah pencurianNext >