< Previous 123Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiPERGAULAN BEBASTahukah Kamu? Pergaulan bebas merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi remaja Indonesia saat ini. Ditambah dengan mudahnya remaja saat ini terpengaruh oleh kebudayaan luar sehingga hal ini pun semakin berdampak negatif bagi para remaja di Indonesia. Pengawasan orang tua yang kurang dan pengertian remaja yang salah tentang pergaulan. Kemudian, diikuti dengan kurangnya wawasan tentang pergaulan bebas dan kurangnya kontrol dari sekolah adalah beberapa penyebab munculnya pergaulan bebas di dunia remaja.Masalah pergaulan bebas merupakan permasalahan yang kompleks. Penanggulangannya diperlukan keseriusan dan partisipasi dari seluruh pihak yang terlibat di dalamnya. Bagaimana sebaiknya kita bergaul dalam kehidupan ini, Buddha menganjurkan agar kita bergaul dengan orang-orang yang bijaksana. “Janganlah bergaul dengan orang jahat dan dengan orang berakhlak rendah. Bergaullah dengan teman-teman yang baik, bergaullah dengan orang-orang mulia.” (Dhammapada 78).Ayo mengamati dan bertanya Amati dan bacalah dengan saksama tentang pergaulan bebas dan selanjutnya tulislah pertanyaan-pertanyaan dari hasil pengamatan pada kolom yang tersedia di bawah ini!124 Kelas XII SMA/SMK Buatlah beberapa pertanyaan untuk membantu memahami teks yang Kamu baca atau hasil pengamatan terhadap gambar/peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kehidupan kita!1. ................................................................................................................?2. ................................................................................................................?3. ................................................................................................................?4. ................................................................................................................?5. ................................................................................................................?A. PendahuluanApabila dalam pengembaraanmu engkau tak dapat menemukan seorang sahabat yang berkelakuan baik, pandai dan bijaksana, maka hendaknya ikutilah dia yang akan membawa kebahagiaan dan kesadaran bagi dirimu yang akan menghindarkan dirimu dari kesukaran dan mara bahaya” (Dhammapada 328)Menyadari betapa pentingnya pergaulan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Lalu bagaimana pergaulan yang baik itu agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan bebas dengan pendekatan agama Buddha? Pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik dari lingkungan sekitar kita maupun dari media massa.Sumber: pergaulanbebasnewblog.blogspot.co.idGambar 6.3 Pergaulan bebas, 125Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiRemaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang memiliki pergaulan bebas sering membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.Ada banyak sebab remaja bisa terjerumus untuk melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari suatu penyebab utama. Penyebab utamanya yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Contohnya seperti pergaulan bebas dan penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS yang dapat menyebabkan kematian. Manusia sebagai makhluk sosial, sehingga akan selalu hidup berbaur dengan lingkungan disekitarnya. Berbaur di lingkungan keluarga, teman sebaya serta kondisi alam disekitarnya secara langsung maupun tidak langsung. Dalam mengaktualisasikan diri di lingkungan, setiap orang ingin keberadaannya di lingkungan tersebut diterima dan dihargai. Manusia dalam mewujudkan harapan dan cita-citanya ditempuh melalui bekerja dalam lingkungan yang berbeda. Masa depan yang cerah, kehidupan yang bahagia dan keluarga yang harmonis merupakan dambaan setiap manusia. “Penciptaan kekayaan melalui usaha yang berlandaskan keterampilan dengan kesungguhan hati, melakukan apa yang pantas, berhati teguh, bekerja keras dan akan memperoleh kebahagiaan”(Uthanasampada).Setiap orang memiliki potensi untuk sukses yang diibaratkan orang yang sedang membawa lilin menyala. Pada kehidupan mereka, lilin ini akan digunakan untuk apa tergantung pada diri sendiri. Lilin ini dapat dipakai sebagai sumber penerangan di dalam gelap dan sesuatu yang bermanfaat lainnya. Selain itu, lilin ini juga dapat digunakan untuk menciptakan api yang membakar segalanya.Sebagai generasi muda tentunya tidak ingin semua harapan indah itu rusak begitu saja hanya karena kesalahan-kesalahan kecil dan tindakan bodoh yang berakibat fatal pada pencapaian cita-cita. Fenomena yang terjadi saat ini banyak generasi muda yang masa depannya hancur karena terjebak dalam pergaulan bebas. Terutama di kalangan para remaja yang salah dalam bergaul atau berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Pergaulan bebas bisa dikatakan sebagai bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Perbuatan yang melewati batas norma ini sebaiknya jangan dilakukan oleh para remaja.126 Kelas XII SMA/SMK Sumber: www.radionz.co.nzGambar 6.4 Remaja mimum-minuman keras akibat dari pergaulan bebasPergaulan bebas yang melewati batas norma dalam Buddhisme telah me-langgar sila atau aturan ke moralan. Pelanggaran sila tersebut antara lain: membunuh makhluk hidup yang mana terdapat dalam kasus aborsi, melakukan tindakan asusila, di mana kebanyakan remaja sekarang memiliki gaya ber pacaran yang tidak wajar sehingga hamil di luar nikah; kemudian banyak remaja yang me-ngonsumsi narkoba, mi num an keras dan sejenisnya yang me lemahkan kesadaran. Dampak negatif lainnya yaitu dapat mem bentuk para remaja menjadi seorang pencuri dan juga penipu.Jika ini dibiarkan dan tidak mendapatkan perhatian, maka hal ini akan menciptakan remaja yang tidak terkendali perbuatan, ucapan, dan pikirannya yang dikarenakan pergaulan bebas. Tidak ada lagi sila atau moral yang menjadi landasan baik dalam berpikir, berbuat, dan berucap. Seorang yang masih muda memiliki pengendalian diri, tidak melakukan kejahatan, pikirannya terkendali dengan baik, tidak tergoda oleh kesenangan indra disebut sebagai orang suci oleh para bijaksana (Muni Sutta). Ayo Mengekplorasikan Carilah sumber data berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan atau hasil identifikasi tentang pergaulan bebas yang seharusnya kita hindari!B. Penyebab Pergaulan BebasAda dua faktor utama yang menyebabkan seorang remaja terjerumus dalam pergaulan bebas. Kedua faktor itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor akan diuraikan di bawah ini. 1. Faktor InternalFaktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri. Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting karena berhubungan dengan perasaan, sikap, dan pikiran dari remaja itu sendiri. 127Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiPikiran yang sudah terkontaminasi dengan hal-hal negatif akan membawa dampak negatif pula pada perkembangan jiwa perasaan dan sikapnya. Seperti yang dikatakan Buddha, “Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya” (Dhammapada 1) Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulannya. Pergaulan yang mereka banggakan sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya. Akan tetapi, mereka tidak memahaminya karena daya pemahamannya yang lemah atau kurang.2. Faktor EksternalFaktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dirinya. Dalam kaitan ini faktor yang dimaksud antara lain ialah pola asuh dari keluarga/orang tua. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga atau orang tuanya sendiri menyebabkan seorang remaja mencari perhatian lain. Perhatian lain tersebut yang terkadang malah menjerumuskannya ke dalam pergaulan bebas. Fenomena yang terjadi dalam keluarga menunjukkan perilaku anak. Apabila perilaku anak rendah terhadap disiplin diri, itu karena sikap orang tua yang kasar dan keras penuh penekanan. Selain itu, mengasuh anak secara otoriter, kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak, antara ayah dengan ibu, prilaku orang tua yang menyimpang, orang tua bercerai dan lingkungan ekonomi keluarga yang lemah dapat menjadi penyebab rendahnya perilaku anak.Beberapa faktor yang dapat menyebabkan remaja menjalani pergaulan bebas yaitu tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak. Faktor-faktor tersebut yang dapat membuat para remaja merasa tidak nyaman sehingga mereka mencari pelarian dari hal tersebut. Terkadang pelarian yang para remaja cari berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.Ketika seorang remaja mengalami tekanan karena kekecewaan, ia akan menjadi remaja yang sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas. Tekanan-tekanan itu di antaranya orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus (baik dari segi prestasi maupun peraturan yang terlalu mengikat), serta lingkungan masyarakat yang menimbulkan masalah dalam sosialisasi.128 Kelas XII SMA/SMK Masalah lain dalam keluarga ialah kebutuhan ekonomi yang tak terpenuhi. Pelacuran remaja yang terjadi sebagian besar didasari atas kebutuhan ekonomi. Ekonomi yang rendah erat hubungannya dengan masalah kemiskinan ataupun kelaparan. Buddha mengatakan, “kelaparan sendiri dikategorikan sebagai salah satu penyakit (dalidda paramam roga).”Salah bergaul atau salah memilih teman dapat menyebabkan seorang remaja terjerumus ke arah pergaulan bebas. Orang yang mengikat ikan yang busuk dengan rumput rusa maka rumput rusa pun akan berbau busuk, begitu juga orang yang tidak melakukan kejahatan bergaul dengan orang yang melakukan kejahatan maka akan dicurigai melakukan kejahatan dan nama buruknya akan berkembang (Sukkhapathana Sutta).Ayo MengasosiasiDiskusikan dengan teman-temanmu untuk menganalisis data tentang pergaulan bebas. Coba kamu kaitkan perbuatan tersebut dengan Hukum Sebab Akibat yang diajarkan oleh Buddha!C. Hindari Sahabat Palsu, Bergaullah dengan Sahabat SejatiMenghindari sahabat palsu atau tidak baik berarti tidak melakukan pergaulan bebas. Ajaran Buddha menunjukkan kepada kita mengenai pergaulan tidak baik dengan menjauhi sahabat palsu. Buddha bersabda, “Beberapa teman hanyalah kawan minum. Beberapa dari mereka adalah orang yang di hadapanmu akan mengatakan, ‘sahabat baik, sahabat baik’. Akan tetapi, seseorang yang menyatakan dirinya sebagai kawanmu pada waktu dibutuhkan, maka dialah yang benar-benar layak dikatakan seorang sahabat.” Dalam pergaulan perlu mengembangkan kewaspadaan, karena bila lalai maka kemungkinan sekali akan mendapatkan teman yang akan menghancurkan kita. Dalam Kitab Dhammapada menyatakan, “Kewaspadaan adalah jalan menuju kekekalan, kelengahan adalah jalan menuju kematian. Orang yang waspada tidak akan mati, tetapi orang yang lengah seperti orang yang sudah mati.” Buddha membabarkan bahwa bersahabat dengan orang-orang jahat dapat menjadikan seseorang tergelincir. Jika bersahabat dan bergaul dengan orang-orang jahat, seperti: berjudi, minuman keras, keluyuran di waktu malam, baik di alam ini maupun di alam kehidupan selanjutnya, kehidupannya akan mengalami keruntuhan yang menyedihkan. 129Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiDalam Sigalovada Sutta, Buddha mengatakan bahwa terdapat empat macam sahabat atau Kalyānamitta. Kalyānamitta berasal dari kata Kalyāna yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Kalyānamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Sahabat yang menjadi penolong, sahabat pada waktu senang dan susah, ia yang menunjukkan apa yang engkau butuhkan, dan ia yang menaruh simpati untuk dirimu. Keempat macam sahabat ini harus dikenali orang bijaksana sebagai sahabat dan ia harus menyediakan waktunya, seperti seorang ibu terhadap anak kandungnya sendiri. Bila ia telah memperoleh sahabat yang demikian, menyambut dengan kata-kata yang ramah dan hati yang tulus, dan membimbing sahabat-sahabatnya dengan nasihat yang bijaksana, maka ia akan memperoleh kehormatan.Buddha juga menyatakan ada empat sahabat yang harus dihindari. Keempat sahabat tersebut adalah sahabat yang selalu mencari sesuatu untuk diambil, sahabat yang ucapannya berbeda dengan perbuatannya, sahabat yang menjilat dan berusaha membuat kamu senang dengan yang demikian, sahabat yang bergembira dengan jalan-jalan yang jahat. Keempat sahabat ini merupakan teman yang tidak baik (akalyānamitta). Akalyānamitta artinya teman atau kawan yang tidak baik atau jahat yang berkeinginan untuk menjerumuskan diri kita sehingga mengalami penderitaan (dukkhā). Demikianlah, setelah memahaminya, orang bijaksana akan menghindar jauh dari mereka seolah mereka jalan yang berbahaya dan menakutkan. Dalam Sigalovada Sutta Buddha menjelaskan bahwa bergaul dengan orang yang buruk normanya merupakan salah satu sebab yang membawa pada kemerosotan batin. Faktor lainnya ialah karena pengaruh lingkungan. Lingkungan dengan kebiasaan masyarakat setempat yang buruk akan membawa dampak buruk terhadap perkembangan anak. Hubungan dengan teman sebaya juga dapat mempengaruhi dirinya apakah akan melakukan kenakalan atau tidak.Penyalahgunaan teknologi juga dapat menjerumuskan anak melakukan berbagai prilaku yang menyimpang. Fenomena yang terjadi para remaja kebanyakan menggunakan fasilitas internet untuk membuka situs-situs porno dan berbagai hal yang berbau kekerasan. Kehidupan anak dengan dunia modern seperti teknologi internet yang tidak didasari dengan nilai keagamaan juga menjadi penyebab remaja yang berperilaku menyimpang.130 Kelas XII SMA/SMK D. Akibat dari Pergaulan BebasDampak negatif yang timbul dari dalam diri remaja seperti tidak terkendalinya pikiran dapat menyebabkan remaja mudah terbawa dengan hal-hal yang bersifat negatif. Mengapa demikian, seperti yang dijelaskan di atas, pikiran adalah pelopor. Jika pikiran banyak menerima stimulus-stimulus yang negatif dari luar dirinya maka respon yang akan dikeluarkan juga akan bersifat negatif. Hal ini menciptakan remaja yang tidak sehat secara mental. Mental ataupun pikiran yang tidak sehat akan merambat ke perbuatan dan ucapan yang tidak baik pula. Menurut Mahadukkhakkhanda Sutta akibat dari pikiran, ucapan, dan perbuatan duniawi setelah meninggal akan terlahir di alam kesengsaraan.Dampak negatif yang berasal dari luar diri seperti masalah keluarga, akan berdampak pada pembentukan kepribadian anak. Seorang anak akan menjadi rendah terhadap disiplin diri, suka murung, mudah marah dan tersinggung, kurang peka pada tuntutan sosial, dan kurang mampu mengontrol dirinya.Sumber: mashariyanto.wordpress.comGambar 6.4 Akibat pergaulan bebasLingkungan masyarakat yang memiliki kebiasaan buruk juga berdampak negatif. Jika dalam suatu masyarakat memiliki kebiasaan buruk, maka tumbuh kembang anak di lingkungan tersebut juga akan kurang baik. Sebagai contoh, berbagai prilaku menyimpang dalam masyarakat seperti memakai narkoba, berjudi, mabuk-mabukan dan lainnya dianggap sebagai sesuatu yang tidak tabu, maka ini akan membentuk anak dengan kebiasaan yang buruk pula. 131Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Dalam Sigalovada Sutta, Buddha menjelaskan bahaya orang yang memiliki kebiasaan berjudi ataupun bermabuk-mabukan ialah seperti kerugian harta, bertambah pertengkaran, tubuh mudah terserang penyakit, kehilangan sifat yang baik, terlihat tidak sopan, dan kecerdasan menurun. Demikian yang akan terjadi pada seorang anak jika ia bergaul dengan teman yang salah ataupun tumbuh di lingkungan yang buruk.Berikut adalah beberapa perilaku menyimpang di kalangan remaja serta akibatnya.1. Melakukan hubungan seksual secara bebas yang mengakibatkan kehamilan remaja/kehamilan sebelum nikah yang beresiko:- pengguguran kandungan (aborsi),- rasa malu atau putus asa,- pernikahan secara paksa, dan- beresiko tertular penyakit seksual.2. Penggunaan narkoba dan obat-obatan terlarang yang dapat merusak kesehatan. Sumber: mashariyanto.wordpress.comGambar 6.5 Kampanye menghindari pergaulan bebas.Pergaulan bebas sangat identik dengan yang namanya ‘dugem’ (dunia gemerlap). Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba, yang pada akhirnya berdampak utama pada seks bebas yang berujung kepada HIV/AIDS. Akhirnya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi antara lain di bidang sosial, agama, dan kesehatan.132 Kelas XII SMA/SMK Tugas Individu Buatlah kliping dari koran, majalah, tabloid, internet dan lain-lain, mengenai peristiwa pergaulan bebas yang terjadi di masyarakat. Setelah itu berikan catatan dan analisisnya, misalnya sebagai berikut. 1. Nama, tempat, dan waktu kejadian 2. Mengapa hal itu terjadi? 3. Apakah akibatnya jika melakukan hal tersebut? 4. Bagaimana pandangan agama Buddha tentang peristiwa tersebut? 5. Apakah saran atau komentar kamu atas peristiwa tersebut?E. Jalan Keluar dari Pergaulan Bebas Dari berbagai penyebab serta akibat dari pergaulan bebas di atas, maka harus ada tindak lanjutnya agar penyebab kenakalan remaja ini dapat dicegah ataupun diatasi. Dalam Kitab Dhammapada: “Sebagaimana hujan yang tak dapat menembus rumah yang beratap baik, maka demikian pula nafsu tak dapat masuk ke dalam pikiran yang jernih”. Jika seorang remaja sejak dini dibekali dengan landasan moral yang baik dan dari remaja itu sendiri melatih pikiran dengan baik maka kemungkinan ia akan terjerumus dalam pergaulan bebas sangatlah kecil.Agar dapat memiliki kehidupan yang bermoral, seseorang harus mengembangkan bentuk-bentuk pikiran yang baik. Bentuk-bentuk pikiran baik yang menjadi dasar moralitas yaitu malu berbuat jahat (hirī) dan takut akibat perbuatan jahat (ottappa). Menumbuhkembangkan perasaan malu dan takut melakukan perbuatan yang tidak baik ataupun berbagai bentuk kejahatan inilah yang akan menjadi ‘pengawas setia’ dalam diri setiap orang, khususnya para remaja. Selama dua puluh empat jam sehari, ‘pengawas’ ini akan melaksanakan tugasnya. Kemanapun anak pergi, ia akan selalu dapat mengingat dan melaksanakan kedua hal sederhana ini. Ia akan selalu dapat menempatkan dirinya sendiri dalam lingkungan apapun juga sehingga akan mampu membahagiakan dirinya sendiri, orang tua dan juga lingkungannya. Next >