< Previous Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 239Dharana melatih pikiran untuk selalu terkonsentrasi. Dengan pikiran terkonsentrasi semua permasalahan hidup manusia dapat teratasi secara baik. Manusia berbudi pekerti luhur hendaknya selalu berusaha melatih konsentrasi pikiran dengan melaksanakan yoga, sehingga terbangun kehidupan damai, sejahtera, dan bahagia. Setiap orang dapat melatih konsentrasi pikiran dengan baik melalui yoga.g. Dhyana: Keadaan meditasi, dimana terpusatnya pikiran pada objek konsentrasi secara kontinyu. Meditasi yang lebih dalam dan tinggi dilakukan tanpa henti dan tanpa gangguan. Pada tahap dhyana aliran pikiran sudah mengalami ketenangan menuju renungan pada pusat pemikiran sebagi titik akhir. Pikiran dan objek renungan seseorang berlatih yoga pada tahap dhyana masih nyata dan terpisah dari kesadaran manusia. Setiap orang dapat berlatih meditasi dengan baik melalui yoga. Manusia berbudi pekerti luhur hendaknya selalu berusaha berlatih meditasi dengan melaksanakan yoga, sehingga terbangun kehidupan damai, sejahtera, dan bahagia.h. Samadhi: Tercapainya Keharmonisan dan Kedamaian. Hidup menjadi manusia di era global penuh dengan tantangan, bila kita kurang siap melakoninya tidak tertutup kemungkinan menjadi korban globalisasi. Patut disyukhuri karena era global mengingatkan kita untuk tetap berusaha mampu mewujudkan keharmonisan dan kedamaian hidup sehari-hari melalui yoga. Samadhi adalah tahapan puncak dari yoga. Samadhi dimana pikiran tenggelam pada objek yang direnungkan. Tidak ada kesadaran akan dirinya sendiri, hanya ketenangan yang ada dalam samadhi. Pikiran dan objek renungan menjadi satu dan pikiran lenyap. Dapat membedakan antara kebahagiaan dengan kesenangan di alam. Keadaan tersebut dinamakan citta-vritti nirodha dimana pikiran dapat dikendalikan secara total dan jiwa terbebas menuju alam kelepasan sebagai tujuan dari yoga itu sendiri. Samadhi dapat melatih seseorang untuk menjadi insan yang berbudi pekerti luhur. Manusia berbudi pekerti luhur hendaknya selalu berusaha berlatih samadhi dengan melaksanakan yoga, sehingga terbangun kehidupan damai, sejahtera, dan bahagia. Setiap orang dapat berlatih samadhi dengan baik melalui yoga.Renungkanlah bait sloka berikut ini:Yo marayati pranayati, yasmat prananti bhuvanani visva.240 Kelas XII SMA/SMK Terjemahannya;’Sang Hyang Widhi Wasa menghidupkan dan menghancurkan. Dia adalah sumber penghidupan seluruh alam semesta’ (Atharvaveda XIII. 3.3)Memahami Teks:Untuk menjalani hidup kita perlu tubuh. Dengan adanya tubuh kita menjadi ada dan tanpa tubuh manusia bukanlah siapa-siapa. Tubuh merupakan “sadhana” tempat bersemayamya jiwa oleh karena itu harus di jaga dan dipelihara sebaik mungkin. Walaupun demikian tubuh fisik memiliki keterbatasan waktu untuk eksistensinya. Karena pada saat nanti tubuh yang di besarkan oleh makanan pada akhirnya kembali ke siklus makanan.Berdasarkan sistem yoga manusia dipandang memiliki tiga jenis tubuh, antara lain; tubuh fisik, tubuh astral, dan tubuh kausal. Tubuh astral dan tubuh kausal bersifat kekal dan berada dalam dimensi yang berbeda dengan tubuh fisik. Tubuh astral, dan tubuh kausal dapat meninggalkan tubuh fisik pada saat kematian. Praktik Hatha yoga mengajarkan penyatuan diantara tubuh tersebut melalui teknik-teknik penguasaan tubuh, sebagai langkah awal untuk memasuki kesadaran mental dan spiritual. Dengan melakukan praktik Hatha yoga kita dapat meningkatkan kesadaran tentang tubuh yang dapat mengantarkan menuju kesadaran pikiran, kesadaraan atman/jiwa dan kembali ke sumber-Nya. Berikut ini adalah jenis tubuh manusia menurut system yoga, antara lain:1). Tubuh fisik (Stula sarira) adalah badan kasar manusia yang di bentuk oleh 5 unsur alam seperti; tanah (prithivi), air (apah), api (agni), udara (vayu), dan ether (akasha). Eksistensi siklus tubuh fisik adalah mengalamai kelahiran, pertumbuhan, perubahan, pengeroposan, dan kematian.2). Tubuh astral (Suksma sarira) adalah badan halus manusia yang dapat merasakan rasa senang dan rasa sakit melalui; mulut, tangan, kaki, genital, dan anus disebut (Kara indriya), dan mata (penglihatan), telinga (pendengaran), hidung (penciuman), lidah (rasa) dan kulit (sentuhan), disebut (Jnana indriya), serta Prana yakni energi kehidupan yang melingkupi semua materi di alam semesta termasuk udara (napas) yang kita hirup sahat bernapas, seperti; Kekuatan dasar yang menggerakan segala sesuatu dan mengaktifkan fungsi-fungsi terpenting seperti bernapas, makan minum, dan menerima input sensorial (indriawi) (Prana vayu). Kekuatan yang mengatur proses pengeluaran; urin, tinja, ejakulasi, menstruasi, dan proses melahirkan {kekuatan yang Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 241menghasilkan rasa penerimaan dan pasrah} (Apana vayu). Kekuatan yang mengatur pencernaan makanan, emosi, dan pengalaman sensorial merupakan kekuatan yang mengubah prana menjadi energy (Samana vayu). Kekuatan yang mengatur pertumbuhan tubuh dan kemampuan untuk berdiri, berjalan, dan berbicara merupakan kekuatan yang memberikan antusiasme dalam hidup (Udana vayu). Kekuatan yang mengatur sirkulasi oksigen dan makanan dalam tubuh fisik serta mengatur sirkulasi pikiran dan emosi dalam astral merupakan kekuatan yang mendukung fungsi kerja prana lainnya (Vyana vayu). Tubuh astral manusia juga dilengkapi dengan 4 unsur instrumen dalam, seperti; pikiran (manas), intelek (buddhi), pikiran bawah sadar (chitta), dan ego (ahamkara/pembenaran diri).3). Tubuh kausal (karana sharira) merupakan tubuh “benih” atau blueprint tubuh kasar dan halus. Didalam tubuh ini terdapat samskara dan karma yang akan memengaruhi perilaku dan jalan hidup manusia.Manusia yang sesungguhnya bukanlah hanya salah satu bagian dari 3 tubuh tersebut di atas. Lapisan kesadaraan yang tersebut di atas hanyalah untuk membebaskan diri dan mencapai pencerahan. Seseorang haruslah berhenti mengidentifikasi dirinya hanya dengan salah satu lapisan atau tubuh yang dimaksud dan mengidentifikasi dengan sesuatu yang melebihi semua lapisan tubuh, yakni atman/jiwa. Praktik yoga dapat meningkatkan kesadaran manusia untuk menyadari dan mencapai keberadaan jiwanya dengan memurnikan 5 lapisan tubuh lainnya seperti;1. Annamaya kosha; lapisan tubuh/fisik yang berasal dari unsur makanan. Makanan yang terdapat dalam tubuh fisik terbentuk dari unsur dunia fisik yakni makanan. Oleh karena itu lapisan tubuh ini kembali ke siklus makanan (food cycle) setelah meninggal. Lapisan tubuh yang berasal dari unsur makanan dapat dibersihkan melalui yoga asana dan dengan pola makan yang baik dan benar.2. Pranamaya kosha; lapisan tubuh/vital yang berasal dari unsur energi. Lapisan energi terdapat dalam tubuh astral yang bekerja dengan bantuan 5 prana dan 5 organ aksi. Fungsinya adalah merasakan lapar, haus, panas, dan dingin. Lapisan tubuh yang berasal dari unsur energi dapat dibersihkan dengan olah napas (pranayama).3. Manomaya kosha; lapisan tubuh mental/pikiran. Lapisan tubuh yang berasal dari unsur mental/pikiran yang terdapat dalam tubuh astral dan bekerja dengan bantuan 5 organ pengetahuan dan beberapa unsur dalam, yakni pikiran/manas dan pikiran bawah sadar/chitta. Fungsinya 242 Kelas XII SMA/SMK ialah berpikir menyangsikan, marah, nafsu, gembira, depresi dan delusi dapat dibersihkan melalui praktik yama, niyama dan pelayanan terhadap sesama.4. Vijnamaya kosha; lapisan tubuh intelek. Lapisan tubuh yang berasal dari unsur intelek yang terdapat dalam tubuh astral dan bekerja dengan bantuan ilmu pengetahuan yang bekerja-sama dengan intelek (Buddhi) yang mampu menganalisis dan membedakan berbagai hal dan ego (ahamkara) dengan tujuan untuk pembenaran diri. Fungsinya ialah membedakan dan membuat keputusan, dapat dibersikan melalui praktik meditasi dan studi spriritual.5. Anandamaya kosha; lapisan tubuh kebahagiaan. Lapisan tubuh yang berasal dari unsur kebahagiaan yang terdapat dalam tubuh kausal. Fungsinya merasakan ketenangan, ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan, dapat dibersihkan melalui samadi.Demikianlah manusia yang dalam keseharian hidupnya berkewajiban untuk meningkatkan eksistensinya sebagai makhluk individual, sosial, religius, dan berbudaya yang diciptakaan oleh Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi, dengan kekuatan tri anta karana yang dimiliki selalu berlatih ashtangga yoga untuk membangun budi pekertinya yang luhur guna mewujudkan hidup yang sejahtera dan bahagia.Uji Kompetensi:1. Buatlah rangkuman untuk masing-masing pokok bahasan berdasarkan sumber teks yang terdapat pada Bab IV (Ashtangga Yoga dan Moksa) materi pembelajaran ini, sesuai petunjuk khusus dari Bapak/Ibu guru!2. Amatilah teks bacaan tersebut di atas, bagaimana pandangan anda dengan ajaran ashtangga yoga sebagai dasar pembentukan budi pekerti luhur bagi umat manusia di eraglobal ini? Jelaskanlah!3. Bagaimana hubungan ashtangga yoga dengan sifat dan sikap berbudi pekerti luhur? Jelaskanlah!4. Bagaimana keberadaan tubuh manusia terkait dengan praktik ajaran ashtangga yoga? Jelaskanlah! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua anda di rumah! Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 243Gambar berikut adalah beberapa contoh peragaan praktek yoga, amatilah gambar berikut ini, deskripsilah! Sebelumnya diskusikanlah dengan orang tua anda di rumah! 5. Carilah informasi yang berhubungan dengan penerapan ajaran ashtangga yoga guna mewujudkan hidup berlandaskan budhi pekerti luhur pada media sosial dan pendidikan, selanjutnya diskusikanlah dengan kelompok-mu. Buatlah narasinya 1–5 halaman diketik dengan huruf Times New Roman –12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Paparkanlah di depan kelas bersama kelompokmu sesuai dengan petunjuk bapak/ibu guru yang mengajar!Sumber: Dok. https://www facebook.comGambar 4.10 Raja Yoga 2.Sumber: Dok. Yoga AsanasGambar 4.11 Yoga - bhujangsana 1.Sumber: Dok. I Kadek Arta JayaGambar 4.12 Yoga - Padmãsana.Sumber: Dok. I Kadek Arta JayaGambar 4.13 Yoga – Dhanurasana.244 Kelas XII SMA/SMK Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 245Yamān seveta satatam na nityam niyamān budhāh,Yamān patatyasevam hi niyamān kevalām bhayan.Lawan yama ikang prihën nityaca gawayakëna, kunëng ikang niyama, wënang ika tan lenggëngën gawayakëna, apan ika sang manëkët gumawayakën ikang niyama, tatān, yatna ri kagawayaning yama, tibā sira ring nirayaloka.Terjemahan:Dan yama (pengekangan diri) haruslah diusahakan, senantiasa dilaksanakan; adapun niyama (janji diri) dapat tidak secara tetap dilaksanakan; sebab orang yang yakin melaksanakan niyama, sedangkan “yama” diabaikan, orang yang demikian akan jatuh di nerakaloka (Sarasamuçcaya, 258. hal.194).Menjadi kewajiban setiap individu untuk terciptanya persahabatan dalam mengomunikasikan diri dengan sesama sebagai insan ciptaan Hyang Widhi. Bagaimana semuanya itu dapat diwujudkan? Amatilah gambar 5.1 dengan baik, renungkanlah bait sloka tersebut di atas, dan deskripsikan sesuai hasil pengalamanmu!DASA YAMA BRATHA DAN NYAMA BRATHABab V246 Kelas XII SMA/SMK A. Ajaran Dasa Yama bratha dan Dasa Nyama brathaDasa Yama Bratha dan Dasa Nyama bratha adalah ajaran pengendalian diri secara lahir dan bathin bagi setiap orang penganut Hindu dalam rangka mewujudkan hidup dan kehidupan yang sejahtera, bahagia, bersih, dan suci dalam hidup dan kehidupannya.1. Ajaran Dasa Yama brathaPerenungan.Dakûióāvanto amåtaý bhajante, dakûióāvantaá pra tiranta āyuá.Terjemahan:Orang-orang yang bermurah-hati mencapai keabadian, mereka memperpanjang usia mereka (Ågveda I. 125.6).Kata Dasa Yama bratha sejatinya adalah berasal dari bahasa sanskerta yakni dari kata Dasa berarti sepuluh dan Yama bratha berarti pengendalian diri untuk menjadi sejahtera dan bahagia berdasarkan Dharma. Dasa Yamabrata adalah sepuluh macam brata pengendalian diri secara (lahir dan batin) untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia berlandaskan Dharma (Wigama, dkk, 1995:131). Kitab suci weda menjelaskan sebagai berikut;Ariútaá sa marto viúva edhatepra prajābhir jāyate dharman pari,yam ādityāso nayathā sunitibhirati viúvāni duritā svastaye.Sumber: Dok. Pribadi (26/01/2013).Gambar 5.1 Bersalaman saling memaafkan. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 247Terjemahan:“Wahai Dewa-matahari, semua umat manusia yang Engkau alihkan dari jalan kejahatan, menempuh ke jalan yang berbudi, diberkahi dengan kemakmuran dan juga dilimpahi dengan keturunan (generasi) yang berbudi luhur, berkat sikap keagamaan mereka’ (Rgveda X. 63. 13).Ajaran Dasa Yama bratha merupakan suatu ajaran tata susila atau etika yang berfungsi untuk membina dan menempa watak pribadi maupun budi pekerti yang luhur bagi setiap umat manusia. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang perlu berusaha untuk mengendalikan diri, agar tidak terjadi benturan-benturan di dalam masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Tanpa adanya usaha pengendalian diri dari masing-masing individu, maka masyarakat dapat menjadi tidak tentram dalam hidupnya. Untuk ketenangan, kenyamanan, kententraman dan kedamaian masyarakat itulah maka setiap anggota masyarakat perlu mempedomani dan melaksanakan ajaran Dasa Yama bratha dengan segala aktivitasnya di dunia ini.Setiap individu dalam hidup bermasyarakat hendaknya selalu berupaya; tidak hanya mementingkan diri sendiri saja, patut tahan keadaan panas dan dingin, tidak berkata bohong, berbuat untuk bahagianya makhluk lain, sabar serta dapat menasihati diri sendiri, tulus hati dan berterus terang, bersikap welas asih dengan sesama, menjaga kejernihan hati, berpenampilan dengan pandangan manis (muka manis) dan manis perkataan, dan kelembutan hati.Ajaran dasa yama bratha adalah ajaran tentang sepuluh macam pengendalian diri yang berhubungan dengan perbuatan manusia yang berbudipekerti luhur, sebagaimana yang termaktub dalam kitab saracamucchaya sloka 259. Ajaran dasa yama bratha ini merupakan pegangan hidup bagi manusia yang hendak mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia. Hal ini dapat dibaca dan dipedomani dalam ajaran anrsangsyanya, yang mengajarkan tata-cara manusia hidup saling bantu-membantu, harga-menghargai dalam hidup bersama, karena dapat didasari bahwa setiap orang itu memiliki kelemahan, kekurangan, dan kelebihan. Pada kondisi seperti inilah diharapkan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Di samping itu ajaran kesabaran menjadi bagian dasa yama bratha, yang mengajarkan manusia agar memiliki ketenangan hati dalam menghadapi persoalan hidup sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Demikian pula satya yaitu konsekuen menepati janji, berarti pula cinta dengan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Orang satya adalah disiplin, bertanggung jawab dengan janji atau ucapannya. Karena dengan hidup 248 Kelas XII SMA/SMK menepati janji atau sesuai dengan ucapan itu dapat terwujud kebahagiaan hidup, sebaliknya tanpa demikian berbagai permasalahan dapat terjadi. Hal ini didukung oleh ajaran dama, yang mengajarkan orang mampu menasehati dirinya sendiri untuk mencapai kesadaran bahwa menasehati diri sendiri sebelum berbuat adalah sangat penting, sebagai pedoman selanjutnya untuk bertindak lebih sempurna. Dari sini pula perkembangan ahimsa yang menginginkan kesejahteraan hidup bersama sesuai dengan ajaran priti, welas asih kasih sayang kepada semua mahkluk yang harus didasari oleh ajaran prasada, madurya dan madarwa.Dengan mengedepankan sikap dan pandangan yang demikian, setiap individu yang bermasyarakat akan dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian keabadian, dan usia yang panjang dalam hidupnya.Uji Kompetensi:1. Dengan mendalami sumber bacaan di atas bagaimana pendapat-mu tentang ajaran Dasa Yama bratha yang ada di lingkungan masyarakat sekitar anda? Jelaskanlah!2. Jelaskanlah makna kata Dasa Yama bratha yang anda ketahui!3. Bagaimana anda meyakini bahwa dengan mendalami ajaran Dasa Yama bratha dapat mewujudkan ketenangan, kenyamanan, kententraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup ini? Jelaskanlah!4. Carilah informasi yang berhubungan dengan uraian materi Dasa Yama bratha pada media sosial dan pendidikan, selanjutnya diskusikanlah dengan kelompok-mu. Buatlah narasinya 1–5 halaman diketik dengan huruf Times New Roman –12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Paparkanlah di depan kelas bersama kelompok-mu sesuai dengan petunjuk bapak/ibu guru yang mengajar!Next >