< Previous Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 2591. Tujuan dan Manfaat Ajaran Dasa Yama Bratha dalam Pembentukan Kepribadian yang LuhurPerenungan.Kurvan evaha karmāóijijiviúet úataý samāá,evam tvayi nānyatheto-astina karma lipyate nare.Terjemahan:“Orang seharusnya suka hidup di dunia ini dengan melakukan kerja keras selama seratus tahun, tidak ada cara yang lain bagi keselamatan seseorang, suatu tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dan tidak memihak menjauhkan pelaku dari keterikatan, (Yajurveda XI.2).Mewujudkan tujuan hidup ini adalah tugas mulia bagi umat manusia. Memanfaatkan ajaran Dasa Yama bratha utuk membangun keselamatan umat manusia adalah swadharma sebagai masyarakat Hindu. Bagaimana supaya anggota masyarakat dapat dengan mudah mengetahui, memaknai, menghayati, melaksanakan dan memahami manfaat ajaran Dasa Yama bratha tersebut mampu membentuk insan berkepribadian yang luhur, maka masing-masing bagiannya perlu diberi penjelasan yang cukup. Tanpa penjelasan yang baik mustahil dapat diresapi dan dihayati secara baik tentang ajaran Dasa Yamabrahta itu. Adapun penjelasan secara rinci dari masing-masing bagian ajaran Dasa Yama bratha adalah sebagai berikut; a. Ànåûangsya adalah harimbawa berarti tidak mementingkan diri sendiri saja;Di dalam kehidupan sehari-hari seseorang hendaknya selalu berusaha lebih mengutamakan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan pribadinya. Kepentingan masyarakat lebih dominan dari yang lainnya, kecuali untuk memberi pelayanan kepada orang yang sedang sakit dimana kita harus memberikan pelayanan.Harimbawa artinya berwibawa, misalnya sebagai Sang Hyang Widhi memiliki kewibawaan, Bhatara merupakan manifestasinya atau perwujudan Tuhan yang Maha Esa yang berfungsi sebagai pemelihara dari alam semesta beserta dengan isinya. Di dalam pusaka suci Bhuwanakosa ada penjelasan bahwa Bhatara Brahma berfungsi untuk menciptakan alam semesta, Bhatara Wisnu berfungsi sebagai memelihara ciptaan tersebut, sedangkan Bhatara Rudha sebagai 260 Kelas XII SMA/SMK pemelihara alam semesta ini beserta dengan isinya. Ketiganya adalah merupakan pelindung dunia ini. Demikianlah Sang Hyang Wisnu/Sang Hyang Hari merupakan manifestasi Tuhan/Hyang Widhi Wasa untuk memelihara dunia atau negara yang mempunyai wibawa. Tak ubahnya lagi seperti negara dipelihara oleh raja dengan penuh wibawa bersama para menteri atau pegawainya.Di dalam kehidupan sehari-hari, manakala terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan orang banyak, maka kepentingan pribadi selalu dinomer duakan, apabila bobot kedua macam kepentingan itu hampir sama. Namun demikian, bagaimanapun hanya manusia harus berfikir secara obyektifitas disamping subyektifitas. Sebab apabila bobot-bobot kepentingan pribadi itu jauh lebih besar dari pada kepentingan orang banyak, maka kepentingan pribadi itu tetap harus didahulukan. Sebagai contoh dapat dijelaskan sebagai berikut; Pada suatu saat di masyarakat ada acara gotong royong membersihkan lingkungan. Tepat saat itu juga keluarga kita terkena musibah sakit yang harus segera mendapat batuan dokter. Dalam hal ini maka kepentingan pribadi harus didahulukan dengan kepentingan orang banyak dinomer duakan. Demikianlah kita tidak boleh mementingkan diri sendiri, apabila bobot kepentingan itu sama atau hampir sama.Manfaat dari ajaran Ànåûangsya (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan bersikap welas-asih.b. Kûmā berarti tahan akan panas dan dingin;Ksama adalah sifat-sifat pengampun, pemaaf, serta sabar dan tahan uji. Di dalam kehidupan ini setiap orang harus berusaha untuk nemerapkan sifat-sifat pengampun, pemaaf serta sabar dan tahan uji tersebut. Orang yang baik adalah orang yang suka mengampuni dan memaafkan kesalahan orang lain. Bila semua orang memiliki sifat demikian pasti dunia akan selalu aman tentram.Sumber: Dok Pribadi (26/03/2015).Gambar 5.4 Menuju sumber air. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 261Sifat Pengampun dan pemaaf; contoh sifat yang suka mengampuni serta mau memberi maaf kepada orang lain sebagaimana terlukis dalam cerita Ni Wanari. Di dalam cerita ini dijelaskan bahwa Ni Wanari hanyalah seekor kera betina, namun ia mempunyai sifat yang sangat mulia yaitu suka memberi ampun dan maaf kepada siapa saja. Adapun cuplikan ceritanya adalah sebagai berikut: Setelah Si Papaka mendengar cerita Si Macan tentang kematian Sang Raja Putra dipenggal oleh seekor kera yang buruk hati, lalu dimintalah Si Papaka itu untuk membuat jatuh Ni Wanari. Karena kebodohan Si Papaka, Ni Wanari yang sedang tidur didorong hingga jatuh. Ni Wanari diterkam oleh Si Macan. Namun karena kecerdikan dan kesabarannya Ni Wanari lalu berkata sambi tersenyum: “Hai macan bila engkau hendak membunuh, bunuhlah aku dengan cara menangkap ekorku! Jika tidak demikian maka engkau tidak akan bisa membunuhku. Karena aku ini keturunan Bhatara Sakti.” Karena bodohnya Si Macan maka Ni Wanari dilepas seraya menangkap ekornya. Sementara mau akan ditangkap, segera Ni Wanari meloncat ke atas dahan tempat dimana Papaka berlindung, Si Papaka sangat ketakutan. Ni Wanari melihat gejala itu dan berkata: “Wahai Papaka, jangan gelisah dan takut. Yang menyebabkan saya jatuh adalah karena saya lelap tidur, lalu saya terkejut karena disengat semut!” Demikianlah kebijaksanaan Ni Wanari yang mempunyai sifat pengampun serta penyabar menghadapi perilaku Si Papaka yang buruk.Tahan Uji dalam arti dapat mengendalikan diri; sifat semacam ini dapat dimaknai dalam cerita tentang seorang Maha Rsi yang bernama Bhagawan Dharmaswami. Beliau adalah seorang pendeta utama yang tahan uji dari segala macam penderitaan akibat ulah Raja Putra Madura atas laporan “Swarnangkara” karena itu beliau diburu dan diikat serta dipertontonkan di peraptan agung. Namun meskipun beliau dirundung malang, tetapi tetap menunjukan kesabaran dan tidak ada rasa amarah kepada yang mencaci makinya. Pikiran beliau bersih dan tenang, tidak sedikitpun ada celanya dari panas dingin. Atas nasehat Si Ular Sandi mengharapkan agar Prabu Madura memohon maaf kepada Bhagawan Dharmaswami dan memohon agar beliau berkenan mengobati putra mahkota yang dipagut ular. Oleh karenanya; Prabu Madura, para pendeta dan para menteri datang bersujud memohon ampun di hadapan Sri Bhagawan. Permohonannya terkabulkan, maka raja mau menyerahkan kerajaannya kepada Sri Bhagawan, namun Sri Bhagawan menolak dengan berkata:”Ya, paduka kami jangan bergaul 262 Kelas XII SMA/SMK dengan sahabat yang Durbudhi. Si Durbudhi akan mengantar paduka ke Yama loka. Begitu pula sang pendeta, bila bergaul dengan orang corah, hilanglah kewibawaan dan kemuliaan beliau.Manfaat dari ajaran Kûmā (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengampun, pemaaf, serta sabar dan tahan uji.c. Satya berarti tidak berkata bohong;Satya adalah benar, setia, dan jujur yaitu sifat dan perilaku selalu berdasar atas kebenaran dan kejujuran. Orang yang memiliki sifat ini tidak akan pernah berkata bohong, selalu bersifat setia terhadap apa yang telah dikatakan dan tidak suka pada kehidupan yang penuh dengan kemunafikan. Satya juga berarti jujur sehingga terdapat asas keseimbangan terhadap pikiran, perkataan, dan perbuatan. Sehubungan dengan Satya yang berarti benar, setia, dan jujur, berikut ini dapat diuraikan tentang Panca satya sebagai berikut:Panca Satya adalah Lima macam perilaku yang selalu berdasarkan atas kebenaran, kesetiaan dan kejujuran. Panca Satya harus dilaksanakan, agar kita mendapat julukan atau predikat sebagai orang yang dapat dipercaya, mengenal adat, sopan santun dan patut dihormati, serta berkesusialan tinggi. Nama baik adalah merupakan harta yang paling tinggi nilainya di dunia ini. Yang sangat tercela dalam pergaulan hidup adalah melanggar norma-norma agama, yang akan merupakan beban mental bagi seseorang dalam hidupnya di mayapada maupun di Paramaloka kelak. Panca Satya terdiri dari:1). Satya Hredaya2). Satya Samaya3). Satya Wacana4). Satya Laksana5). Satya MitraSatya Hredaya adalah benar, setia dan jujur; yaitu selalu berfikir dan merencanakan sesuatu yang berdasarkan atas kebenaran dan kejujuran. Satya Samaya adalah benar, setia dan jujur dalam perjanjian; yaitu selalu berusaha untuk taat, dan menaati perjanjian yang telah disepakati bersama. Satya Wacana adalah benar, setia dan jujur dengan perkataan; Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 263yaitu selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan benar sehingga dapat menyenangkan orang-orang yang mendengarnya. Satya laksana adalah benar, setia dan jujur dalam perbuatan; yaitu selalu bekerja dan berbuat baik dan benar. Satya Mitra adalah benar, setia, dan jujur dalam persahabatan; yaitu siap membantu teman yang dalam kesulitan sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri masing-masing.Sebagai penganut agama Hindu yang percaya pada tujuan hidup di dunia ini yaitu jagadhita, maka diharuskan sekuat tenaga untuk memahami, meneladani, menghayati, dan akhirnya mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari Panca Satya tersebut agar jalan kita menuju jagadhita lurus, lebar, dan terang benderang.Manfaat dari ajaran Satya (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat kebenaran, kesetiaan, dan kejujuran.d. Ahimsā berarti berbuat bahagianya makhluk sesama ciptaan-Nya;Ahimsa berasal dari bahasa sanskerta berarti tidak himsa (menyiksa, menyakiti) sesama makhuk. Menerapkan Ahimsa dalam kehidupan sehari-hari berarti berbuat untuk menyelamatkan atau membahagiakan sekalian makhluk. Atau Ahimsa diartikan pula segala perbuatan atau tingkah-laku (pikiran, perkataan, dan tindakan) yang tidak menyebabkan sakit hati, matinya makhuk lain.Secara khodrat manusia ingin hidup bahagia. Mereka tidak ingin menderita dan bahkan kalau boleh mereka ingin mendapatkan rakhmat panjang umur, ingin hidup lama, selama mungkin yang dapat diperoleh dari Yang Maha Kuasa yang mengatur hidup matinya makhluk hidup ini. Di samping itu diajarkan pula bahwa di antara yang paling berharga dalam hidup manusia di dunia ini adalah hidup atau jiwa itu sendiri. Hidup itu disebut jiwa atau Atman adalah merupakan Suksma Sarira yang menghidupi badan ini, sering tidak banyak orang menyadari pentingnya hidup ini, karena itu yang tampak Sumber: Dok Pribadi (23/07/2014).Gambar 5.5 Hidup Rukun sesama ciptaan-Nya.264 Kelas XII SMA/SMK pada setiap diri manusia, adalah pengalaman yang bersifat jasmaniah. Sebaliknya tidak pula disadari bahwa badan atau Stula Sarira yang memberi bentuk bangun tubuh kita ini adalah merupakan wastu atau benda materi yang bila setelah mati nilainya tidak ada lagi.Dengan membandingkan kedua asal pengertian yang terdapat dalam keterangan itu, dimana Atma dan Sarira memiliki sifat dan fungsi yang sangat berbeda, akan bertambah jelas kepada kita bahwa mengapa agama Hindu menekankan agar setiap orang berusaha menghargai unsur yang disebut jiwa itu dengan sebaik-baiknya. Dengan menghargai jiwa berarti orang harus menghargai hidup dengan sebaik-baiknya. Dalam mengamalkan sikap menghargai hidup orang lain sebagaimana menghargai diri sendiri. Segala pikiran, perkataan dan tingkah-laku atau perbuatan yang akan dilakukan oleh setiap orang hendaknya berdasarkan atas sikap pandangan yang sama, itu akan memberi nikmat dalam hidup. Hanya dengan demikian kebahagiaan akan dapat diwujudkan. Sebaliknya bila nilai-nilai luhur itu sudah tidak dihormati lagi dimana segala perbuatan itu merupakan kepentingan orang lain, ini berarti akan merugikan diri sendiri dan karena itu akibatnya pun bukan kebahagiaan melainkan dosa dan sengsara yang akan dialami, baik di dunia maupun di alam kehidupan setelah mati. Hakikat yang harus dicita-citakan oleh setiap manusia, karena itu adalah bersandar pada cita-cita yang sama dengan pola pikir yang sama pada kebahagiaan sesama makhuk itu.Adapun tujuan bersama untuk mencapai kebahagiaan setiap makhuk itulah yang harus ditumbuh-kembangkan dan bukan sebaliknya, dengan jalan tidak membikin susah orang lain. Orang sifat dan karmanya demikian inilah yang disebut memperoleh kebahagiaan tertinggi di dalam agama dan disebut mencapai Parama Sukha. Orang yang demikian pula yang dikatakan akan dapat dengan mudah mencapai apa yang dicita-citakan. Tanpa banyak rintangan dalam menjalani hidupnya, kemauan perginya tidak pernah dihantui oleh rasa takut. Rasa nyaman akan diperolehnya oleh orang yang demikian, karena yakin tidak membuat susah orang lain dan karena itu tidak akan ada musuh yang mencelakakannya. Dalam keadaan demikian itulah orang tidak perlu merasa takut. Inilah wujud kebahagiaan yang akan diperoleh orang seperti itu dan sekali-sekali tidak ada yang bermaksud menghalang-halangi keinginnannya. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 265Manfaat dari ajaran Ahimsa (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat menyiksa, dan menyakiti sesama-Nya.e. Dama berarti sabar serta dapat menasihati diri sendiri;Dama adalah orang bersifat sabar dan dapat menasehati diri sendiri. Orang sabar, tahu akan biasanya mengalami keselamatan. Sering terjadi kegaduhan dalam suatu keramaian akibat penonton kurang sabar. Begitu pula orang kaya sering menjadi miskin karena orang tidak menasihati dirinya untuk tidak berjudi. Kurang sabar, tidak dapat menasehati diri sendiri dapat menyebabkan kematian.Manfaat dari ajaran Dama (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat sabar dan dapat menasehati diri sendiri.f. Àrjawa berarti tulus hati, berterus terang;Yang dimaksud dengan Arjawa adalah sifat yang tulus hati dan berterus terang. Orang yang bersifat tulus hati berarti juga tulus ikhlas. Marilah kita perhatikan sebagai contoh ketulus ikhlasan para pejuang seperti Pangeran Diponegoro. Beliau tidak tega penjajah berkuasa, beliau rela ditangkap. Raja Klungkung, Raja Badung dengan tulus hati berperang Puputan dengan Belanda.Berterus terang artinya berterang-terangan dan tidak suka berbohong, yaitu menggungkapkan apa adanya.Manfaat dari ajaran Àrjawa (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat berterus terang.g. Prtti berarti sangat welas asih;Prtti adalah sikap yang sangat welas-asih yakni sifat cinta kasih sayang kepada semua makhuk. Sifat ini merupakan dasar bagi sifat welas-asih yang universal. Welas asih itu adalah perbuatan yang begitu luhur, karena hanya welas-asih yang akan dapat menyelesaikan semua permusuhan 266 Kelas XII SMA/SMK dan kebencian. Welas asihlah yang akan menciptakan perdamaian dengan sebenarnya. Kondisi dalam welas-asih inilah sebenarnya terdapat keadilan, kebenaran, dan ketenangan yang penuh kedamaian. Maka dari itu kita katakan bahwa welas-asih itu mencakup semua yang benar. Ada kata-kata yang sedemikian tinggi mutunya untuk direnungkan, sebab kata-kata bernilai tinggi cukup jelas membicarakan mengenai mengapa iri-hati. Kata-kata yang bermutu itu berbunyi sebagai berikut:“Kebencian tidak akan pernah berakhir kalau dibalas dengan dengan kebencian. Tetapi kebencian akan berakhir apabila dibalas dengan welas-asih.” Demikianlah bahwa segala sesuatu itu akan dapat berjalan dengan baik, bisa sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Dunia akan aman, kalau setiap manusia memancarkan perasaan welas-asih. Tanpa welas asih kita tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan yang besar. Seorang guru yang bertanggung jawab ialah yang adil, mengajar pada waktunya, dan dapat mencurahkan welas asih dari hati nuraninya.Manfaat dari ajaran Prtti (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat sangat welas asih.h. Prasāda berarti kejernihan hati;Yang dimaksud dengan Prasāda adalah sifat dengan fikiran yang suci, hati yang bersih, tulus ikhlas tanpa pamrih dan suci. Pikiran adalah sumber segala perbuatan, maka ia harus terhindarkan dari kehendak yang buruk, kotor, tercela dan yang lainnya dengan cara mengendalikannya. Dengan mengendalikan pikiran secara menyeluruh maka akhirnya akan membawa diri kita pada posisi yang tenang, tentram, damai dan suci. Menyucikan pikiran dapat dilakukan dengan cara; selalu mendekatkan diri kepada Hyang Widhi beserta manifestasinya melalui sembahyang, berpikir positif, melenyapkan pikiran negatif, tidak iri hati, tidak dengki, tidak suka memfitnah dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan buruk terhadap sesama mahkluk ciptaan-Nya.Sumber: Dok. Pribadi (26/01/2013).Gambar 5.6 Menuju mata air yang jernih. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 267Kejernihan pikiran dapat dibangun dan ditumbuh-kembangkan dengan percaya dan yakin tentang adanya Hyang Widhi, kebenaran ajaran Karma Phala, dan samsara. Ketiga sifat dan sikap manusia mampu untuk mengantarkanya untuk selalu berpikiran jernih, terbebas dari pengaruh negatif indriya. Manfaat dari ajaran Prasāda (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat kejernihan hati.i. Mādhurya berarti manis pandangan (muka manis) dan manis perkataan; Madhurya adalah orang yang mempunyai pandangan atau roman muka dan perkataan yang manis. Ini berarti orangnya harus mempunyai sifat ramah tamah, lemah-lembut, dan sekali-kali tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang kasar. Perkataan yang suci dan perbuatan yang suci harus selalu dikedepankan. Ada empat macam perkataan yang tidak patut diucapkan oleh seseorang yang bersifat Mādhurya yaitu; perkataan yang jahat, perkataan yang kasar dan menyakitkan (bohong, menghardik, dan menfitnah) yang membuat orang menjadi susah. Keempat macam perkataan itu supaya dijauhkan dari seseorang yang bersifat mādhurya. Manfaat dari ajaran Mādhurya (Dasa Yamabrata) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat manis pandangan.j. Mārdawa berarti kelembutan hati.Mardawa adalah sifat dan perilaku seseorang yang rendah hati dan tidak suka menyombongkan diri. Sifat rendah hati bukan berarti rendah diri. Sifat rendah hati dapat juga dikatakan mempunyai kelembutan hati. Orang yang menpunyai budi pekerti yang luhur mengantarkan yang bersangkutan banyak teman, disayangi oleh lingkungannya, dan dicintai oleh sahabat-sahabatnya. Salah satu perbuatan yang luhur adalah bekerja penuh pengabdian, tidak tinggi hati atau angkuh. Sebab sering kali dalam keadaan sukar dan susah, orang mau mengerjakan dan menerima segalanya, tetapi setelah keadaannya menjadi lebih baik, maka ia mulai menunjukan kesombongannya. Demikian juga dengan suatu bangsa yang mulai mabuk dengan kemewahannya, ini menunjukkan sebagai pertanda bahwa negara itu sudah dekat dengan kehancurannya.268 Kelas XII SMA/SMK Sedapat mungkin sebagai masyarakat bangsa yang beradab sudah sepatutnya lebih mengedepankan kelembutan hati dari pada kesombongan yang akan mengantarkan kehancuran.Manfaat dari ajaran Mārdawa (Dasa Yama bratha) ini adalah dapat mewujudkan ketenangan, kententraman, kedamaian, keabadian, dan usia yang panjang dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan sikap yang dimotivasi oleh sifat-sifat kelembutan hati.Uji Kompetensi:1. Apakah tujuan dari pengamalan ajaran Dasa Yama bratha dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara? Jelaskanlah!2. Manfaat apakah yang akan diperoleh oleh seseorang, masyarakat, bangsa dan negara yang selalu berpedoman pada nilai-nilai ajaran Dasa Yamabrata untuk mewujudkan sikapnya? Jelaskanlah!3. Buatlah ringkasan tentang ajaran Dasa Yamabrata dari berbagai sumber media sosial dan pendidikan! Laporkan dan pertanggung-jawabkanlah isi ringkasan yang dimaksud sesuai dengan petunjuk dari bapak/ibu guru yang mengajar di kelas!4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk mewujudkan ajaran Dasa Yamabrata dalam hidup keseharian? Tuliskanlah pengalaman anda!5. Bila seseorang melaksanakan ajaran Dasa Yamabrata tanpa mengikuti tahapan-tahapannya, apakah yang akan terjadi? Buatlah narasinya 1–5 halaman diketik dengan huruf Times New Roman –12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Laporkan hasil kegiatan yang dimaksud sesuai dengan petunjuk dari bapak/ibu guru yang mengajar di kelas-mu!Next >