< Previous Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 2692. Tujuan dan Manfaat Ajaran Dasa Nyama Bratha dalam Pembentukan Kepribadian yang Luhur:Perenungan.Viúvàhà tvà sumanasah sucaksasah,prajàvanto anamivà anàgasah.udyantaý tvà mitramaho divedive,jyogjivàh prati paúyema sùrya.Terjemahan:‘Sang Hyang Surya, semoga kami dalam suasana hati yang berbahagia, dalam pandangan yang bagus, mempunyai anak cucu yang baik, dalam kesehatan yang bagus, dalam keadaan tanpa dosa, senantiasa menghaturkan persembahan kepadamu. Sang Hyang Surya, yang berfaedah untuk semua sahabat, hendaknyalah kami melihat engkau yang terbit terus-menerus’ (Ågveda X. 37. 7).Berbahagia atau hidup selalu dalam kebahagiaan sangat didambakan oleh umat sedharma “manusia” yang masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia sampai saat ini. Suasana hati yang berbahagia dapat dilambangkan dengan: seperti saat bertemunya orang tua dengan anak-anak dan cucunya; merasakan tidak kekurangan segala sesuatu ‘uang’ karena nilai kebahagiaan itu tidak dapat diukur dengan banyak atau sedikitnya seseorang memiliki uang; hidup yang berfaedah serta bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara; selalu merasa memiliki (tenaga yang sehat, kekayaan, kerajinan, kecemerlangan dan kejernihan hati). Atas petunjuk dan tuntunan dari Sang Hyang Surya/Tuhan Yang Maha Esa, bagaimana umat dapat mencapai tujuan dan memanfaatkan ajaran Dasa Nyama bratha untuk mewujudkan kesempurnaan bathin dalam hidup ini?Dasa nyama bratha adalah ajaran yang dapat dipergunakan sebagai pegangan bagi manusia untuk mencapai kesempurnaan batin melalui pengamatan hidup di dunia ini. Pegangan untuk mewujudkan kesempuraan batin yang dimaksud adalah berupa pelaksanaan dharma guna mencapai tingkatan kebahagiaan yang kekal abadi yang disebut moksa. Selama manusia hidup pengamalan ajaran dasa nyama brata di dunia inilah tempatnya. Sebab dari perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari itulah dapat diketahui tingkatan keluhuran mental manusia itu sendiri. Oleh karena itu orang dapat dinilai memiliki mental baik dan sehat dapat diperhatikan dari cara seseorang berperilaku. 270 Kelas XII SMA/SMK Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tujuan dari pada ajaran dasa nyama bratha adalah untuk mewujudkan kesempurnaan batin (bahagia - abadi - moksa) melalui pengamatan dan pengamalan hidup di dunia ini dengan melaksanakan dharma serta berkepribadian luhur. Manfaat dari ajaran dasa nyama bratha adalah sebagai media pembelajaran, pendidikan, pendalaman, pengamalan ajaran agama Hindu dalam mewujudkan umat sedharma yang berkepribadian luhur berlandaskan pelaksanaan dharma guna mencapai tingkat kebahagiaan batin yang kekal abadi yang disebut moksa. Berikut ini adalah pelaksanaan dharma berdasarkan ajaran dasa nyama bratha yang bermanfaat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” adalah dengan melaksanakan; a. Dana berarti pemberian-pemberian makanan dan minuman, dan lain-lainnya.Dana artinya suka berderma (bersedekah) berupa makan dan minum dan bentuk pemberian lain yang sejenis dengan itu. Memberikan dana kepada orang lain berarti orang telah dapat meringankan beban penderitaan orang lain. Membantu seseorang yang sedang dan sangat memerlukan untuk menyambung hidupnya adalah perbuatan yang mulia. Dalam hidup dan kehidupan ini seseorang harus saling bantu membantu karena setiap orang mempunyai kelemahan-kelemahan sendiri yang harus dibantu oleh orang lain. Apalagi kalau kita renungkan bahwa sebagian besar kebutuhan hidup ini kita didapati dari orang lain, seperti perabot rumah tangga, barang-barang dari besi, makan, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Dalam hidup bersama ini orang tidak dibenarkan mementingkan diri sendiri dengan menginjak-injak, menindas yang lain. Memberikan dana puniya dengan sesama adalah merupakan kewajiban hidup sebagai manusia. Kitab suci weda menjelaskan sebagai berikut;Na màtà na pità kiñcit kasyacit pratipadate,dàna pathyodano jantuh swakarmaphalamacnute.Ika tang dàna, tan bapa, tan ibu, umukti phalanika, anghing ika wwang gumawayaken ikang dànapunya, ya juga umukti phalanikang danapunya. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 271Terjemahan:Itulah hakekat suatu dana, bukan si bapak, bukan si ibu yang menikmati pahalanya, melainkan hanya orang yang melakukan kebajikan berdana puniya itu, dia saja yang akan menikmati pahala dari berbuat dana punia itu (Sarasamuscaya, 169).Manfaat dari ajaran Dana (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka berderma (bersedekah) berupa makan dan minum dan bentuk pemberian lain yang sejenis dengan itu.b. Ijya berarti pujaan kepada Deva, kepada leluhur, dan lain-lainnya.Ijya artinya pemujaan kepada para Deva, leluhur dan pemujaan lainnya yang sejenis dengan itu. Disamping pemujaan kepada Tuhan, maka pemujaan kepada para Deva dan leluhur pun hendaknya dilakukan oleh seseorang yang berkecimpung dalam hidup suci. Kita percaya dan yakin bahwa Deva itu manifestasi Tuhan, dan melalui bantuan manifestasi Tuhan itulah maka manusia adalah memohon dan menikmati berkahnya. Pemujaan itu pula dilakukan oleh para leluhur untuk memohon doa restunya agar sehat dan sejahtera di dunia. Kitab suci weda menjelaskan sebagai berikut;Mayi sarvàói karmàói saònyasyàdhyàtma-cetasà,niràúir nirmamo bhùtvà yudhyasva vigatajvaraá.Terjemahan:Pasrahkan semua kegiatan kerjamu itu kepada-Ku, dengan pikiran terpusat pada sang àtma, bebas dari nafsu keinginan dan ke-akuan, berperanglah, enyahkanlah rasa gentarmu itu (Bhagavadgita. III. 30).Sebagai pemuja yang baik adalah tulus, lepas, menyerahkan sepenuhnya kehadapan-Nya beserta prabhawa. Yakinlah bahwa beliau Sang Pencipta Mahatahu, pemurah dan penyayang kepada ciptaan-Nya.Sumber: Dok. Pribadi (14/02/2012).Gambar 5.7 Menuju Pura Leluhur Lempuyang.272 Kelas XII SMA/SMK Manfaat dari ajaran Ijya (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur untuk mewujudkan kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat pemuja Tuhan Yang Maha Esa, para Deva, para leluhur, dan pemujaan lainnya yang sejenis dengan itu.c. Tapa berarti pengekangan hawa nafsu jasmani.Tapa berasal dari kata “tap” artinya mengekang, mengendalikan hawa nafsu agar memperoleh hidup suci. Tapa merupakan salah satu keimanan dalam ajaran agama Hindu, sebab dengan tapa itu umat Hindu dapat meyakini suatu cita-cita atau tujuan dapat tercapai melalui pelaksanaan tapa itu. Misalnya melalui pengekangan nafsu jasmaniah seseorang dapat mengurangi porsi makan yang dimakan setiap hari. Cara ini bertujuan untuk mengendorkan gejolak emosi seseorang dapat berfikir dengan tenang.Widyām mānāwamānābhyāmātmānam tu pramādatah. Nihan tang kayatnākena ikang tapa raksan, makasādhana kapa- demaning krodha ika, kuneng hyang çrī, pademning īrsyā pangraksa ri sira, kuneng sang hyang aji, pademning ahangkāra mwang awa-mana pangraksa ri sira, yapwan karaksanyawakta, si tan pramada sadhana irika. (Sarasamuccaya 103)Terjemahan:Inilah hendaknya engkau perhatikan, pegang teguh tapa dengan jalan memunahkan nafsu amarah itu, adapun Devi Sri (kebahagiaan tertinggi) melalui pengendalian kedengkian (sebagai) penyelamat-nya, adapun ilmu dharma sastra pemunah keakuan dan lenyapnya kecongkakan yang ada pada dirinya, karena itu supaya engkau menjaga dirimu, orang yang tidak lalai merupakan jalan baginya di situ.Manfaat dari ajaran Tapa (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengekangan atau memunahkan nafsu amarah. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 273d. Dhyana berarti merenung memuja Tuhan.Dhyana artinya tekun merenung dan memusatkan pikiran kepada Tuhan sebagai usaha tercapainya kesatuan antara pikiran dengan Tuhan. Usaha tersebut bertujuan untuk tercapainya kondisi mantap dalam konsentrasi sebagai dasar memperoleh kesucian batin. Kondisi ini akan diperoleh secara bertahap, melalui dari tingkatan pemusatan dengan waktu yang singkat sampai dengan tenggang waktu cukup lama. Akhirnya karena sudah terbiasa, maka makin hari makin mencapai tingkat konsentrasi yang makin lama dan mantap, lalu mencapai tingkat semadhi.Namun demikian menyadari akan kekurang-sempurnaan manusia ketika seseorang didorong oleh insting mengarahkan pikiran kepada benda-benda menyenangkan tanpa didasari pengertian kesadaran, atau ketika jiwa pada akhirnya menjadi kasar karena selalu melekat pada motivasi yang mementingkan diri sendiri, apakah ketika itu berfikir menyakiti orang lain atau tidak, maka ketika itupun jiwa kita telah rusak. Keadaan yang menyebabkan terjadinya kerusakan jiwa ini tidak lain dari kekotoran dan kekeruhan pikiran. Sama seperti pakaian dan rumah yang menjadi kotor dalam sekejap ketika bertiup angin kencang. Orang harus selalu waspada terhadap badai nafsu yang melanda dan berusahalah untuk menekan ego yang ada dalam diri. Karena suatu keadaan pikiran sangat tercermin melalui perkataan dan perbuatan, jadi dengan selalu berbuat dan berkata yang jujur sudah tentu mencerminkan pikiran yang bersih. Kitab suci weda menjelaskan sebagai berikut;“Teṣu samyag warttamāno gacchatya mara lokatām, yathā samkalpitāṁṡceha sarvān kāmān samaṡnute”Terjemahan:Ketahuilah bahwa ia yang selalu melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah diatur dengan cara yang benar, mencapai tingkat kebebasan yang sempurna kelak dan memperoleh semua keinginan yang ia mungkin inginkan (Manawa Dharmasastra, II.5).Sesungguhnya semua yang kita lakukan dalam pengabdian hidup ini telah ada yang menentukan ‘Sang Hyang Widhi Wasa’. Kewajiban kita adalah hanya berbuat/melaksanakan apa yang patut dilaksanakan, akan semuanya itu adalah sudah menjadi kehendaknya. Beliau tidak akan pernah melupakan apa yang dilakukan oleh umat-Nya. Oleh karena itu pujalah beliau sesuai petunjuk yang telah ada.274 Kelas XII SMA/SMK Manfaat dari ajaran Dhyana (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka merenung untuk memuja Deva Siwa sebagai wujud keyakinan kita semua.e. Swadhyaya berarti mempelajari Weda.Swadhyaya artinya yakin mempelajari kitab suci Weda. Mempelajari kitab suci kerohanian bagi mereka yang berkecimpung dalam hidup suci adalah kewajiban. Di dalam kitab kerohanian terdapat tuntunan atau petunjuk bagi mereka yang sedang akan menjalani hidup suci. Dalam berbagai jenis kitab Weda terdapat penuntun untuk menempuh kehidupan suci. Kitab yang dimaksud menjelaskan sebagai berikut;Na karmanàm anàrambhàn Naishkarmyam purusho’snute,Na cha samnyasanàd ewa Siddhim samadhigachchhati.Terjemahan:Orang tidak akan mencapai kebebasan karena diam tiada bekerja juga ia tak-kan mencapai kesempurnaan karena menghindari kegiatan kerja ( Bhagawadgita. III. 4)Dalam cloka selanjutnya disebutkan:Yajñàrthàt karmano ‘nyatra Loko ‘yam karma bandhnah,Tadartham karma kaunteya Mukta saògah samàçhara.Terjemahan:Kecuali tujuan berbakti dunia ini dibelenggu oleh hukum kerja karenanya, bekerjalah demi bakti tanpa kepentingan pribadi, oh Kunti Putra (Bhagawadgita. III. 9).Båhaspate pratamaý vàco agraý yat prairata nàmadheyaý dadhànaá,yad eûàý sreûtaý yad aripram àsit prenà tad eûàý nihitaý guvàviá.saktum iva titaunà punanto yatra ghirà manasà vàcam akrata,atrà sakhàyaá sàkhayàni janàte bhadraiûaý lakûmiá nihitàdhi vàci. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 275Terjemahan:‘Sabda pertama dan yang utama, ya Brihaspati, yang disampaikan kepada orang-orang suci, menyebut nama-Nya sabda yang mulia, tiada cahaya yang diungkapkan dengan cinta kasih mengungkapkan yang maha suci dan gaib. Dan mereka mengucapkan sabda itu, tersaring dalam batin, seperti mereka mengayak tepung dengan ayakan, disitulah terjadi ikatan persahabatan, dalam sabda itulah terkandung keindahan (Ågveda X. 71. 1. 2).Demikianlah sabda Tuhan Yang Maha Esa, yang patut kita camkan bersama untuk mempelejari, mempedomani, mendalami, dan menerapkan ajaran-Nya yang mulia ini. Manfaat dari ajaran Swadhyaya (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka mempelajari Weda dan kita yang sejenis dengan itu.f. Upasthanigraha berarti pengekangan nafsu kelamin.Upasthanigraha berarti pengekangan upastha (alat kelamin) dari nafsu birahi. Upaya untuk mendapatkan kesucian jiwa bagi umat sedharma yang ingin menjalani hidup suci, maka pengekangan jiwa atas nafsu birahi hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang selalu mengumbar hawa nafsunya adalah sebagai akibat dari yang bersangkutan telah tahu dan merasakan nikmatnya birahi itu, sehingga untuk memenuhi keinginan seks-nya yang lebih nikmat, dilakukan berbagai cara yang akhirnya sampai menjadi pemerkosaan. Memperkosa sering disebut berzina, termasuk sikap-mental yang tidak terpuji. Berzina merupakan perbuatan yang sangat hina dan terkutuk. Perbuatan ini harus dikendalikan karena bisa menimbulkan kemerosotan moral. Berzina artinya sikap suka memperkosa wanita atau istri orang lain. Adapun yang termasuk perbuatan berzinah (paradara) antara lain :1). Mengadakan hubungan kelamin dengan istri/suami orang lain.2). Mengadakan hubungan kelamin (seks) antara pria dengan wanita dengan cara-cara yang tidak sah.3). Mengadakan hubungan kelamin dengan paksa, artinya tidak atas dasar cinta sama cinta (memperkosa).4). Mengadakan hubungan kelamin atau seks yang dilarang oleh agama.276 Kelas XII SMA/SMK Larangan melakukan zina itu adalah sangat wajar, karena kalau itu dibiarkan maka kemerosotan moral akan semakin merajalela dan memuncak. Semakin banyak kasus pelacuran atau tuna susila terjadi maka kehidupan kita sebagai manusia yang menjungjung tinggi budaya dan agama akan menjadi hancur. Dengan berbuat seperti itu menandakan sebagai jiwa manusia yang tetap terikat oleh duniawi. Oleh sebab itu yang bersangkutan harus cepat-cepat mengendalikan nafsu birahi itu agar segera memperoleh kehidupan suci. Kehidupan yang suci sebagaimana tertulis dalam kitab suci weda yang menyatakan sebagai berikut:Tadvajjàticatairjivah ûuddhyate’lpenà karmanà, yatnena mahatà càpi kyekajatàu viçuddhyate.Mangkana tang hurip, an ûinocan pinakaûuddhi, kinlabakëràgàdi malanya, yan alpayatna ngwang, alawas ya tan çuddhya, yapwan tibrayatna ngwang, kumlabakë malanya, enggal ûuddhinya.Terjemahan:Demikian jiwa itu, yang dibersihkan agar menjadi suci, dikendalikan nafsu birahi itu dan segala nodanya, jika kurang giat dan pandai melaksanakannya, lemahlah jiwa itu tidak menjadi suci, beratus-ratus kelahiran lamanya, sebelum jiwa itu menjadi suci, jika ia pandai dan sangat giat melenyapkan nodanya, cepatlah suci jiwa itu (Sarasamuçchaya, 406).Makna sloka suci patut dipedomani oleh setiap umat sedharma yang mengupayaka kesucian moralnya untuk mempercepat usahanya dapat mewujudkan kesempurnaan batin yang dicita-citakannya.Manfaat dari ajaran Upasthanigraha (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat pengendalian atau pengekangan nafsu birahi yang ada pada pribadinya.g. Brata berarti pengekangan nafsu terhadap makanan.Brata adalah pengekangan nafsu dalam mengkonsumsi makanan dan minuman. Seseorang atau umat sedharma yang bercita-cita untuk mencapai kesucian jiwa hendaknya mampu membatasi diri untuk mengkonsumsi makanan dan minuman dari segi jumlah maupun Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 277mutunya. Seperti membatasi makanan yang berlebihan, membatasi makanan yang mengandung bahan kimia, makan pedas, makan yang terlalu manis dan sebagainya. Mengkonsumsi makanan yang berlebihan sangat mempengaruhi perkembangan jasmani dan rohani yang mengkonsumsinya.Yathà yathà prakstànam ksetrànàm sasyasampadah, Sàkhà phalabhàrena namrah sadhustathàtathà.Paramàrthanya, upasama ta pwa sang sàdhu ngaranira, Tumukul dening kweh gunanira, mwang wruhnira, kadyangga ning pari,tumungkul dening wwahnya, mwang pang ning kayu, tumungkul de ning tob ning phalanya (Sarasamuscaya, 308).Terjemahan: Kesimpulannya, sabar dan tenang pembawaan sang sadhu, merunduk karena banyak kebajikan dan ilmunya, sebagai halnya padi runduk karena beratnya buahnya dan dahan pohon kayu itu runduk, disebabkan karena lebat buahnya.Manfaat dari ajaran Brata (dalam ajaran Dasa Nyamabratha) ini adalah dapat membentuk umat sedharma menjadi insan yang berkepribadian luhur dan mencapai kesempurnaan batin “moksa” dengan sikap-mental yang dimotivasi oleh sifat-sifat suka melakukan pengekangan nafsu terhadap makanan.h. Upawasa berarti pengekangan diri.Upawasa adalah berpuasa. Cara ini banyak ragamnya, ada puasa makan minum, puasa tidak tidur, puasa melihat, puasa tidak bicara, tidak bepergian, tidak bekerja dan sebagainya. Khusus buat umat Hindu jenis puasa ini pelaksanaannya dirangkaikan dengan pelaksanaan hari raya, seperti Nyepi, Siwaratri. Misalnya dalam pelaksanaan upawasa nyepi, umat Hindu berkumpul pada suatu tempat yang suci yang telah disepakati dengan harapan puasanya menjadi lebih mantap dan khusyuk. Adapun jenis puasa pada hari nyepi umumnya:278 Kelas XII SMA/SMK 1). Puasa makan dan minum2). Tidak bekerja3). Tidak tidur (melek)4). Tidak bepergianTujuan pokok keempat puasa ini dimaksudkan untuk mendukung keberhasilan meditasi (semadhi) yang merupakan acara pokok dari perayaan hari nyepi.Berata penyepian telah dirumuskan menjadi Catur Berata Penyepian, yang terdiri dari;1). Amati geni yakni tidak menyalakan api termasuk memasak. itu berarti melakukan upawasa (puasa).2). Amati karya yakni tidak bekerja, menyepikan indra.3). Amati lelungan berarti tidak bepergian termasuk tidak keluar rumah.4). Amati lelanguan berarti tidak menghibur diri Pada prinsipnya, saat nyepi panca indra umat sedharma hendaknya diredakan dengan kekuatan manah dan budhi. Dengan meredakan nafsu indra itu umat sedharma dapat menumbuhkan kebahagiaan yang dinamis sehingga kualitas hidup ini semakin meningkat. Melaksanakan pengendalian diri pada saat nyepi adalah merupakan kewajiban bagi umat sedharma. Kitab sarasamuscaya menjelaskan sebagai berikut;Àryavåttamidaý vrttamiti vijñàya sàsvatam, santahParàrthaý, kurvànà nàveksante pratikriyàm.Tatan pakanimittha hyunira ring pratyupakàra sang sajjana ar gawayaken ikang kaparàrthan, kunang wiwekanira, prawrtti sang sadhu ta pwa iki, maryada sang mahapurusa, mangkana juga wiwekanira, tan prakoseka ring phala.Terjemahan:Bukan karena keinginanannya akan pembalasannya, sang utama budi mengusahakan kesejahteraan orang lain, melainkan karena hal itu telah merupakan keyakinannya. Pembawaan sang sadhu memang demikian. Itulah cirri orang yang berjiwa besar. Demikianlah keyakinan beliau, tidak memandang akan buah hasilnya (Sarasamuscaya, 313).Next >