< Previous Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 29Smrti merupakan kitab-kitab teknis yang merupakan kodifikasi berbagai masalah yang terdapat di dalam Sruti. Smrti bersifat pengkhususan yang memuat penjelasan yang bersifat autentik, penafsiran dan penjelasan ini menurut ajaran Hukum Hindu dihimpun dalam satu buku yang disebut Dharmasastra. Dari semua jenis kitab Smrti yang terpenting adalah kitab Dharmasastra, karena kitab inilah yang merupakan kitab Hukum Hindu. Ada beberapa penulis kitab Dharmasastra antara lain:a. Manub. Apastambhac. Baudhayanad. Wasisthae. Sankha Likhitaf. Yanjawalkyag. ParasaraDari ketujuh penulis tersebut, Manu yang terbanyak menulis buku dan dianggap sebagai standar dari penulisan Hukum Hindu itu. Secara tradisional Dharmasastra telah dikelompokkan menjadi empat kelompok menurut zamannya masing-masing yaitu:a. Zaman Satya Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh Manu.b. Zaman Treta Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh Yajnawalkya.c. Zaman Dwapara Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh Sankha Likhita.d. Zaman Kali Yuga, berlaku Dharmasastra yang ditulis oleh Parasara.Sila berarti tingkah laku, susila berarti tingkah laku orang-orang yang baik atau suci. Tingkah laku tersebut meliputi pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci. Pada umumnya tingkah laku para Maha Rsi dijadikan standar penilaian yang patut diteladani. Kaidah-kaidah tingkah laku yang baik tersebut tidak tertulis di dalam Smrti, sehingga sila tidak dapat diartikan sebagai hukum dalam pengertian yang sebenarnya, walaupun nilai-nilainya dijadikan sebagai dasar dalam hukum positif.Sadacara dipandang sebagai sumber hukum Hindu positif. Dalam bahasa Jawa Kuna Sadacara disebut dåûta yang berarti kebiasaan. Untuk memahami pemikiran hukum Sadacara ini, maka hakekat dasar Sadacara adalah penerimaan Drsta sebagai hukum yang telah ada di tempat mana Hindu itu berkembang. Dengan demikian sifat hukum Hindu adalah fleksibel.30 Kelas XII SMA/SMK Atmanastuti artinya rasa puas pada diri sendiri. Perasaan ini dijadikan ukuran untuk suatu hukum, karena setiap keputusan atau tingkah laku seseorang mempunyai akibat. Atmanastuti dinilai sangat relatif dan subyektif, oleh karena itu berdasarkan Manawadharmasastra II.109 dan 115 menjelaskan bahwa; bila memutuskan kaidah-kaidah hukum yang masih diragukan kebenarannya, keputusan diserahkan kepada majelis yang terdiri dari para ahli dalam bidang kitab suci dan logika agar keputusan yang dilakukan dapat menjamin rasa keadilan dan kepuasan yang menerimanya.Nibanda merupakan kitab yang berisi kritikan, gubahan-gubahan baru dengan komentar yang memberikan pandangan tertentu terhadap suatu hal yang telah dibicarakan.Nibanda dijadikan pedoman dalam memberikan definisi dari suatu hukum atau tingkah laku sosial antar umat beragama Hindu. Istilah lain Nibanda adalah Bhasya yaitu jenis-jenis rontal yang membahas pandangan tertentu yang telah ada sebelumnya, dengan demikian Kuttaramanawa, Manusasana, Putrasasana, Rsisasana dll, semuanya termasuk ke dalam kelompok Nibanda. Demikianlah dapat diuraikan secara singkat beberapa sumber hukum Hindu yang diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam mengamati, menanya, mengumpulkan, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitarnya.Uji Kompetensi:1. Buatlah ringkasan tentang pelaksanaan hukum Hindu yang ada di lingkungan sekitar-mu, berdasarkan sumber-sumber yang ada di media sosial maupun media pendidikan yang anda ketahui! Kumpulkanlah sesuai ketentuan yang diberikan oleh bapak/ibu guru yang mengajar di kelas-mu!2. Setelah membaca teks yang ada dan tersedia, apakah yang anda ketahui tentang sumber hukum Hindu? sebutkan dan jelaskanlah!3. Hukum Hindu yang manakah yang sedang diterapkan atau berlaku di sekitar lingkungan masyarakat-mu? Amati dan buatlah catatan seperlunya yang berhubungan dengan hal itu! Hasil pengamatan dan pecatatan yang anda lakukan, diskusikanlah dengan orang tuamu, selanjutnya buatlah laporannya sesuai dengan petunjuk Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 31C. Çloka kitab suci yang menjelaskan sumber Hukum Hindu.Himpunan sabda suci Tuhan Yang Maha Esa disebut Weda, dan bentuknya berupa syair-syair yang indah disebut mantra. Weda bagaikan seorang ibu yang membimbing mereka yang beriman untuk memperoleh kemakmuran, panjang umur, kehidupan yang penuh semangat kerja, kemasyuran, kekayaan dan kemuliaan. Çloka adalah sejenis puisi yang mengandung ajaran, biasanya terdiri dari 4 (empat) lirik yang berirama yang mengandung lampiran dan isi. Berikut ini dapat disajikan beberapa çloka dari kitab suci yang menggariskan Weda sebagai sumber hukum yang bersifat universal, antara lain sebagai berikut.”Yaá pàvamànir adhyetiåûibhiá saý bhåaý rasam.sarvaý sa pùtam aúnatisvaditaý màtariúvanà” membuat laporan, batas waktu pengumpulan laporan dan manfaat pembuatan laporan yang ditentukan oleh bapak/ibu guru yang mengajar di kelasmu! 4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya-mu memahami dan mempedomani tentang hukum Hindu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup bermasyarakat? Tuliskanlah pengalaman anda!5. Bila seseorang mempedomani dan melaksanakan hukum Hindu dalam pengabdian hidupnya atau mengabaikannya, apakah yang akan terjadi? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4!”Diskusikanlah kutipan bait-bait sloka kitab suci” berikut ini dengan; teman sekelasmu, orang tua di rumah, dan siapa saja yang menurut-mu pantas diajak berdiskusi. Buatlah laporan hasil diskusimu, selamat mencoba...!32 Kelas XII SMA/SMK Terjemahan:”Dia yang menyerap (memasukkan ke dalam pikiran) melalui pelajaran-pelajaran pemurnian intisari mantra-mantra Weda yang diungkapkan kepada para Rûi, menikmati semua tujuan yang sepenuhnya dimurnikan yang dibuat manis oleh Tuhan Yang Maha Esa yang menjadi nafas hidup semesta alam (Ågveda IX.67.31).”Pàvamànir yo adhyeti-åûibhiá saýbhåaý rasamtasmai sarasvati duhekûiraý sarpir madhùdakam”.Terjemahan:‘Siapapun juga yang mempelajari mantra-mantra weda yang suci yang berisi intisari pengetahuan yang diperoleh para Rûi, Dewi pengetahuan (yakni Sang Hyang Saraswati) menganugerahkan susu, mentega yang dijernihkan, madu dan minuman Soma (minuman para Dewa)’(Ågveda IX.67.32).”Iyam te rad yantasi yamanodhruvo-asi dharunah.kryai tva ksemaya tvarayyai tva posaya tva”.Terjemahan:Wahai pemimpin, itu adalah negara-mu, engkau pengawasnya. Engkau mawas diri, teguh hati dan pendukung warga negara. Kami mendekat padamu demi perkembangan pertanian, kesejahtraan manusia, kemakmuran yang melimpah” (Yajurveda IX.22).”Ahaý gåbhóàmi manasà manàýsimama cittam anu cittebhir eta.mama vaseûu hrdayàni vah krnomi,mama yàtam anuvartmàna eta”. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 33Terjemahan:”Wahai para prajurit, Aku pegang (samakan) pikiranmu dengan pemikiran-Ku. Semoga anda semua mengikuti aku menyesuaikan pikiran-mu dengan pikiran-ku. Aku tawan hatimu. Temanilah aku dengan mengikuti jalan-Ku, (Atharvaveda, VI.94.2).Weda merupakan karunia ibu Saraswati, dan orang-orang yang mempelajari serta mengamalkannya dengan keyakinan yang mantap akan terpenuhi keinginannya. Mantra-mantra Weda mengandung kekuatan kedewataan dan sabda suci ini hendaknya diajarkan kepada semua orang dalam profesi apapun di masyarakat bahkan orang-orang asing pun tidak tertutup untuk mempelajari kitab suci Weda, ajarannya bersifat abadi memberikan perlindungan kepada umatnya. Selanjutnya kitab smrti menjelaskan sebagai berikut.”Kàmàtmatà na praúastana caiwe hàstya kàmatà,kàmyo hi wedàdhigamaá karmayogasca waidikaá” Terjemahan:Berbuat hanya karena nafsu untuk memperoleh pahala tidaklah terpuji namun berbuat tanpa keinginan akan pahala tidak dapat kita jumpai di dunia ini karena keinginan-keinginan itu bersumber dari mempelajari Weda dan karena itu setiap perbuatan diatur oleh Weda (Manawa Dharmasastra, II.2).”Teûu samyag vartta màno gacchatya maralokatàm, yathà samkalpitàýúceha sarwan kaman samaúnute” Terjemahan:Ketahuilah bahwa ia yang selalu melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah diatur dengan cara yang benar, mencapai tingkat kebebasan yang sempurna kelak dan memperoleh semua keinginan yang ia mungkin inginkan (Manawa Dharmasastra, II.5).34 Kelas XII SMA/SMK ”Yo’ varnanyeta te mùlehetu úàstràúrayad dvijaá, sa sàdhubhir bahiûkàryo nàstiko vedanindakaá”.Terjemahan:Setiap dwijati yang menggantikan dengan lembaga dialektika dan dengan memandang rendah kedua sumber hukum (Sruti dan Smrti) harus dijauhkan dari orang-orang bijak sebagai seorang atheis dan yang menentang Weda (Manawa Dharmasastra, II.11).”Kitrúaá sisyo ‘dhyàpya ityàha;àcàrya putrah úuúrusurjnànado dharmika úuciá,àptaá úakto rthadaá sàdhuásvo ‘dhyàpyo daúa dharmataá”.Terjemahan:Menurut hukum suci, ke sepuluh macam orang-orang berikutnya adalah putra guru yaitu ia yang berniat melakukan pengabdiannya, ia yang memberikan pengetahuan, orang yang sepenuh hatinya menaati UU, orang yang suci, orang yang berhubungan karena perkawinan atau persaudaraan orang yang memiliki kemampuan rohani, orang yang menghadiahkan uang, orang yang jujur dan keluarga (mereka) dapat mempelajari Weda (Manawa Dharmasastra, II.109).”Yam eva tu úuciý vidyàmniyataý brahmacàrinam,tasmai màý brùhi vipràyanidhipàyà pramàdine”.Terjemahan:Tetapi serahkanlah saya kepada seorang brahmana yang anda ketahui pasti bahwa ia orang yang sudah suci, yang bisa mengendalikan panca indranya, berbudi baik dan tekun (Manawa Dharmasastra, II.115). Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 35”Pitådeva manuûyànàm Vedaú cakûuá sanàtanam, aúakyaý càprameyaý ca vedaúàstram iti sthitiá”.Terjemahan:Weda adalah mata yang abadi dari para leluhur, Dewa-Dewa, dan manusia; peraturan-peraturan dalam Weda sukar dipahami manusia dan itu adalah kenyataan yang pasti (Manawa Dharmasastra, XII.94).”Ya veda vàhyà småtayoyàs ca kàs ca kudåûþayaá, sarvàsta niûphalàá pretya tamo niûþhà hi tà småtàá” Terjemahan:Semua tradisi dan sistem kefilsafatan yang tidak bersumber pada Weda tidak akan memberi pahala kelak sesudah mati karena dinyatakan bersumber dari kegelapan (Manawa Dharmasastra, XII.95). ”Utpadyànte cyavante ca yànyato ‘nyàni kànicit, tànyarvakalika tayà niûphalànya nåtàni ca”.Terjemahan:Semua ajaran yang timbul, yang menyimpang dari Weda segera akan musnah, tidak berharga dan palsu karena tak berpahala (Manawa Dharmasastra, XII. 96). ”Vibhartti sarva bhùtàni veda úàstraý sanàtanam, tasmàd etat param manye yajjantorasya sàdhanam”.36 Kelas XII SMA/SMK Terjemahan:Ajaran Weda menyangga semua mahkluk ciptaan ini, karena itu saya berpendapat, itu harus dijunjung tinggi sebagai jalan menuju kebahagiaan semua insan (Manawa Dharmasastra, XII. 99). ”Senàpatyaý ca ràjyaý ca daóða netåtwam eva ca, sarva lokàdhipatyaý ca veda úàstravid arhati”.Terjemahan:Panglima angkatan bersenjata, Pejabat pemerintah, Pejabat pengadilan dan penguasa atas semua dunia ini hanya layak kalau mengenal ilmu Weda itu (Manawa Dharmasastra, XII.100).”Doûair etaiá kula-ghnànàývarna-saókara-kàrakaih,utsàdyante jàti-dharmàákula-dharmàú ca úàúvatàá”.Terjemahan:Karena dosa dan kehancuran keluarga ini membawa keruntuhan bagi hukum golongan (varna dharma), kebiasaan keluarga dan hukum keluarga hancur untuk selama-lamanya, (Bhagawadgìtà, I.43).”Atha cet tvam imaý dharmyaýsaògràmaý na kariûyasi,tatah sva-dharmaý kirtiý cahitvà pàpam avàpsyasi”.Terjemahan:Akhirnya bila engkau tidak berperang, sebagaimana kewajiban, dengan meninggalkan kewajiban dan kehormatan, maka penderitaanlah yang akan kau peroleh, (Bhagawadgìtà, II.33). Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 37”Yadà yadà hi dharmasyaglànir bhavati bhàrata,abhyutthànam adharmasyatadàtmànam srjàmy aham”.Terjemahan:Sesungguhnya manakala dharma berkurang kekuasaannya dan tirani hendak merajalela, wahai arjuna, saat itu aku ciptakan diriku sendiri, (Bhagawadgìtà, IV.7).”Paritràóàya sàdhànàývinàsàya ca duûkrtàm,dharma-saýsthàpanàrthayasambhavàmi yuge-yuge”.Terjemahan:Untuk melindungi orang-orang baik dan untuk memusnahkan orang-orang jahat, Aku lahir ke dunia dari masa ke masa, untuk menegakkan dharma, (Bhagawadgìtà, IV.8).”Kûipram bhavati dharmàtmàúaúvac-chàntiý nigacchati,kaunteya pratijànihina me bhaktaá pranaúyati”.Terjemahan:Dengan segera ia menjadi orang benar dan mencapai kedamaian yang kekal abadi; ketahuilah, wahai Arjuna, para pemuja-Ku pasti tak akan memusnahkan, (Bhagawadgìtà, IX.31).”Çrutyuktaá paramo dharmas-tathà smrti gato ‘parah,çistàcàrah parah proktasrayodharmàá sanàtanàá.38 Kelas XII SMA/SMK Kunang kengetakena, sasing kajar de sang hyang çruti dharma ngaranika, sakajar de sang hyang smrti kuneng dharma ta ngaranika, çistacara kunang, acaranika sang çista, dharma ngaranika, sista ngaran sang hyang satyawadi, sang apta, sang patisthan, sang panadahan upa deça sangksepa ika katiga, dharma ngaranira.Terjemahan:Adapun yang patut untuk diingat-ingat, semua apa yang diajarkan oleh Çruti disebut dharma, semua yang diajarkan oleh Smrti pun dharma namanya, demikian pula tingkah laku orang çista disebut dharma, yang disebut çista adalah yang berkata-kata benar, orang yang dapat dipercaya, orang yang menjadi tempat pensucian, orang yang menjadi tempat menerima ajaran kerohanian, singkatnya ketiganya itu, dharma namanya, (Sarasamuçcaya, 40).”Çruyatàm dharmasàswam çrutwà çaiwopadhàryatàm,atmanah pratikùlani naparesàm samàcara.Matangnyan rengo sarwadàya, paramàrtha ning sinangguh dharma telas rinengonta çupwanantà ta ri hati, ikang kadi ling mami ngùni wih, sasing tak kahyun yàwakta, yatika tanulahakenanta ring len.Terjemahan: Karena itu dengarkanlah segala upaya, makna yang dianggap dharma, setelah engkau mendengarnya, camkan itu baik-baik di hati, sebagai mana yang telah saya katakan sebelumnya, segala sesuatu yang tidak berkenan di hatimu, yang itu janganlah hendaknya engkau lakukan kepada orang lain, (Sarasamuçcaya, 44).”Dharmaçcennàwasidetakapàlenàpi jiwataá,àdhyo smityawagantawyamdharma wittà hi sadhawaá”.Next >