< Previous79Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ daerah tertentu namun tetap terbuka bagi orang-orang yang berasal dari daerah, suku, dan budaya lainnya. Misalnya GKI yang dahulunya merupakan gereja untuk orang-orang Indonesia keturunan Tionghoa, pada masa kini yang menjadi anggota GKI berasal dari berbagai suku, budaya, dan daerah. Demikian juga GPIB yang didirikan untuk orang-orang dari Indonesia Timur pada masa kini terbuka bagi orang-orang dari berbagai daerah, suku, dan budaya. Gereja Bethel Indonesia (GBI) adalah gereja yang sangat terbuka terhadap multikultur, jemaatnya amat beragam dari segi suku, kebangsaan, budaya, geografi , bahkan kelas sosial. Dalam gereja yang multikultur, setiap orang dapat belajar membangun persekutuan di atas berbagai perbedaan. Jemaat dapat belajar dari saudara seiman yang berasal dari daerah, suku, dan budaya yang berbeda. Nilai-nilai budaya dan suku yang positif dapat memperkaya liturgi dalam ibadah. Pola-pola hubungan antarjemaat yang positif juga dapat diperkaya dari nilai-nilai budaya yang beragam. Ada beberapa nilai yang dapat diwujudkan dalam tindakan untuk memperkuat persatuan sebagai bangsa Indonesia yang multikultur, sebagai berikut.1. Pengakuan masyarakat terhadap berbagai perbedaan dan kompleksitas kehidupan 2. Perlakuan yang sama terhadap berbagai komunitas dan budaya, baik yang mayoritas maupun minoritas.3. Kesederajatan kedudukan dalam berbagai keanekaragaman dan perbedaan, baik secara individu ataupun kelompok serta budaya.4. Penghargaan yang tinggi terhadap hak-hak asasi manusia dan saling menghormati dalam perbedaan.5. Unsur kebersamaan, solidaritas, kerja sama, dan hidup berdampingan secara damai dalam perbedaan.Beberapa poin di atas merupakan nilai-nilai yang dapat dibangun dalam membina kehidupan bersama sebagai bangsa yang multikultur. Peran pendidikan dan pola asuh dalam keluarga amat penting untuk menanamkan nilai-nilai tersebut. Pada masa kini sudah banyak tokoh nasional dan pemerhati pendidikan yang menganjurkan untuk memberlakukan pendidikan multikultural di sekolah dan perguruan tinggi. Hal ini penting mengingat pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menjadi kekuatan mengubah dalam masyarakat. Pendidikan menjadi pendorong perubahan yang efektif bagi individu dan masyarakat. Sikap yang harus dihindari dalam membangun masyarakat multikultural yang rukun dan bersatu yaitu: 80Kelas XII SMA/SMK1. PrimordialismePrimordialisme artinya perasaan kesukuan yang berlebihan. Menganggap suku bangsanya sendiri yang paling unggul, maju, dan baik. Sikap ini tidak baik untuk dikembangkan di masyarakat yang multikultural seperti Indonesia. Apabila sikap ini ada dalam diri warga suatu bangsa, maka kecil kemungkinan mereka untuk bisa menerima keberadaan suku bangsa yang lain. 2. EtnosentrismeEtnosentrisme artinya sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaannya sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan yang lain. Indonesia dapat maju dengan bekal kebersamaan, sebab tanpa itu yang muncul adalah disintegrasi sosial. Apabila sikap dan pandangan ini dibiarkan maka akan memunculkan provinsialisme yaitu paham atau gerakan yang bersifat kedaerahan dan eksklusivisme yaitu paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat.3. DiskriminatifDiskriminatif adalah sikap yang membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama warga negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku bangsa, ekonomi, agama, dan lain-lain. Sikap ini sangat berbahaya untuk dikembangkan karena bisa memicu munculnya antipati terhadap sesama warga negara.4. StereotipStereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat. Indonesia memang memiliki keragaman suku bangsa dan masing-masing suku bangsa memiliki ciri khas. Tidak tepat apabila perbedaan itu kita besar-besarkan hingga membentuk sebuah kebencian. G. Sumbangan Multikulturalisme dalam Memperkuat Persatuan Umat Kristen dan Bangsa IndonesiaBerdasarkan pembahasan yang diatas, tulis poin-poin penting menyangkut mutlikulturalisme yang dapat memperkuat persatuan umat kristiani dan Bangsa Indonesia.81Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ Sumbangan multikultur bagi persatuan umat kristiani:...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................Sumbangan multikultur bagi persatuan bangsa...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................Berdasarkan kajian mengenai multikultur dan sumbangan nilai-nilai multikultur bagi umat kristiani secara khusus dan bangsa Indonesia pada umumnya, kamu dapat menilai diri sendiri. Apakah kamu sudah mempraktikkan sikap-sikap hidup yang menerima dan menghargai multikulturalisme? Berikut ini ada sejumlah pernyataan, kamu diminta untuk menjawabnya dengan jujur.Nama : .................................................. Kelas : .................................................. Tanggal : .................................................. No.Nilai-Nilai MultikulturSikap SayaTidak PernahJarangSering KaliSelalu1.Solidaritas terhadap sesama2.Keterbukaan terhadap perbedaan suku dan budaya (pandangan positif)3.Bersedia menolong sesama tanpa memandang perbedaan4.Memiliki teman akrab yang berbeda agama, suku, dan budaya.5.Memandang bahwa hanya agama saya yang paling benar82Kelas XII SMA/SMKNo.Nilai-Nilai MultikulturSikap SayaTidak PernahJarangSering KaliSelalu6.Saya tidak canggung bergaul dengan mereka yang berbeda status sosial ekonominya (lebih rendah atau lebih tinggi)PenilaianUntuk butir nomor 1, 2, 3, 4, dan 6 penilaian adalah sebagai berikut:• Selalu = 4• sering= 3• Jarang = 2, dan • Tidak pernah = 1Namun untuk butir 5, penilaiannya dibalik karena merupakan pernyataan negatif. • Tidak pernah = 4• Jarang = 3• sering = 2, dan • Selalu = 1. Berapakah skormu? Siapa yang memiliki skor tertinggi di kelas dan siapa yang memiliki skor terendah di kelas?Allah menciptakan manusia dalam kepelbagaian suku, bangsa, ras, budaya, geografi s, agama, adat serta kebiasaan. Kepelbagaian itu tentu mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap kehidupan. Namun demikian, harkat dan martabat semua manusia sama di hadapan Allah. Oleh karena itu, setiap orang terpanggil untuk menerima dan menghargai berbagai perbedaan yang ada secara kritis dan rasional. Dalam bersikap terhadap kepelbagaian, acuan kamu adalah Alkitab dimana kamu diajarkan untuk menerima dan mengasihi sesama tanpa memandang berbagai perbedaan yang ada. Kamu dapat membangun pertemanan dan persahabatan tanpa memandang berbagai perbedaan, namun disertai sikap kritis dan rasional. Artinya menyaring hal-hal yang positif dan negatif berdasarkan ajaran Alkitab.H. Rangkuman83Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ Gereja dan MultikulturalismeBahan Alkitab: Efesus 2:11-21, Galatia 3:26-28A. PengantarPada bab 5 kamu telah mempelajari pengertian multikulturalisme dan apa saja nilai-nilai yang terdapat di dalamnya serta bagaimana remaja Kristen membangun multikulturalisme. Pada bab 6 kamu akan belajar mengenai gereja dan multikulturalisme. Pada pelajaran ini kamu akan mempelajari mengenai gereja dalam kepelbagaian suku, budaya, dan adat. Adapun pada bab 7 kamu akan mempelajari secara lebih khusus mengenai bagaimana bergaul dengan orang yang berbeda iman dengan kamu. Pada jenjang SMP kelas IX telah dibahas mengenai gereja dan kepelbagaian agama karena itu pembahasan pelajaran 7 lebih memperdalam pembahasan yang sudah ada pada jenjang SMP. Umumnya gereja-gereja di Indo-nesia adalah gereja multikultur, yaitu gereja yang dibangun di tengah jemaat yang terdiri dari berbagai suku, budaya, adat isti adat, kebiasaan maupun geo-grafi s yang berbeda. Gereja di Indonesia adalah gereja yang terbuka terhadap keberagaman. Di kalangan umat Kris-ten, nampaknya multikultur bukanlah masalah yang harus dipertentangkan. Kecuali dalam hubungan antarumat ber agama, sebagian umat Kristen masih dipengaruhi oleh fanatisme sempit dan prasangka. Hal itu dipengaruhi antara lain oleh pengalaman konfl ik, kekerasan, 6Sumber: bp.blogspot.comGambar 6.1 Betapa indahnya ketika manusia dari berbagai latar belakang yang berbeda saling menolong84Kelas XII SMA/SMKdan sebagainya. Dalam hubungan internal jemaat kristen, perbedaan budaya, adat istia-dat, dan geografi s bukan hanya diterima namun juga diakomodir. Hampir semua gereja mengadaptasi budaya dalam liturgi dan perayaan-perayaan gerejawi.Berbagi Pengalaman Kamu dapat berbagi pengalaman dengan teman sebangku mengenai pengalaman hidup dalam keluarga maupun teman yang multikultur, yaitu berbeda suku, budaya, daerah asal, status sosial, maupun agama. Apa saja pengalaman yang kamu peroleh dalam pergaulan itu? Mengenai kebiasaan-kebiasaan, seperti adat, pandangan hidup dan lain-lain. Apakah kamu menyukai bergaul dengan mereka yang berbeda latar belakang dengan kamu? Setelah selesai berdiskusi dengan teman sebangkumu, presentasikan pengalamanmu di depan kelas.B. Bagaimana Multikulturalisme dalam Alkitab? Perjanjian Lama mencatat sejarah perjalanan umat Israel sebagai umat pilihan yang dalam kehidupan mereka bergaul dan berjumpa dengan bangsa-bangsa lain yang memiliki budaya dan agama berbeda. Hal itu nampak dalam hubungan antara bangsa Israel dengan bangsa-bangsa yang ada di Kanaan yang menimbulkan berbagai pengaruh. Bangsa Israel berhadapan dengan kemajemukan budaya bangsa di sekitarnya. Namun ketika bangsa Israel bersosialisasi dengan bangsa di sekeliling, mereka tidak selektif. Akibatnya, budaya-budaya bangsa sekitarnya yang negatif membawa bangsa Israel pada penyembahan berhala. Begitu pula di zaman Perjanjian Baru, melalui pengalaman dijajah oleh bangsa lain, Israel pun harus bergaul dan hidup bersama bangsa-bangsa lain. Misalnya, Bangsa Persia, Yunani, dan Romawi. Pada zaman Tuhan Yesus, Dia membawa pemikiran baru tentang pentingnya inklusivisme. Yesus tidak menutup diri dari kemajemukan kebudayaan. Yesus tidak memandang latar belakang budaya, suku maupun ras, Ia berkenan menerima semua orang dalam pergaulan multikultural. Ketika seorang perempuan Kanaan hendak meminta tolong (Matius 15:21-28) dan seorang perwira Roma meminta kesembuhan (Lukas 7:1-10), Yesus menjawab akan kebutuhan mereka dan menolong mereka. Ini menunjukkan bahwa Yesus sendiri menghargai keberagaman dan perbedaan budaya. Dalam Kitab Kisah Para Rasul 2: 41-47 orang-orang yang berasal dari berbagai daerah dan budaya yang berbeda mendengarkan khotbah Petrus. Pada waktu itu ada kira-kira tiga ribu orang bertobat, serta menjadi model gereja pertama. Dalam perkembangan selanjutnya, perbedaan bangsa dan budaya menyebabkan perselisihan, yaitu antara jemaat yang berbudaya Yunani dan Yahudi. Perbedaan 85Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ budaya antara Yahudi dan Yunani menimbulkan banyak persoalan dalam beberapa jemaat, seperti di Roma, Korintus, yang menimbulkan perpecahan dan perselisihan mengenai kebiasaan-kebiasaan jemaat (1 Korintus 11). Namun, Paulus menegaskan bahwa sekarang tidak ada lagi orang Yunani atau Yahudi, tidak ada orang bersunat maupun tidak bersunat, tidak ada budak atau orang merdeka. Semua orang sama di hadapan Allah, semua menjadi satu jemaat dimana kepala-nya adalah Yesus Kristus.Hope S. Antone menulis bahwa Alkitab ditandai oleh kemajemukan atau keanekaragaman budaya dan agama (Pendidikan Kristiani Kontekstual, 2010). Saat Abraham dipanggil di tanah Haran masyarakat amat beragam dan tiap suku memiliki pemahaman terhadap “Allahnya” sendiri. Demikian pula di tanah Kanaan dimana Abraham dan Sara hidup sebagai pendatang. Menurut Hope di tanah Kanaan setiap suku memiliki pandangannya sendiri terhadap yang ilahi. Di tengah situasi seperti itulah Abraham dan Sara, serta bangsa Israel membangun kepercayaannya terhadap Allah yang mereka sembah. Dalam konteks tersebut Yesus juga ditandai oleh keberagaman, Yesus tumbuh dalam tradisi iman komunitas-Nya. Dalam tradisi agama Yahudi sendiri. Di zaman setelah Yesus, kekristenan tumbuh dan berakar dalam budaya Yahudi dan Yunani helenis. Pemaparan tersebut telah memberikan gambaran bahwa multikultur bukan merupakan kenyataan abad kini atau baru ada di zaman kini. Multikultur adalah kenyataan yang sudah ada sejak dulu. Allah menciptakan manusia dalam keberagaman dan menganugerahkan hikmat dan kemampuan untuk saling beradaptasi membangun kehidupan.DiskusiBerdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa bagian Alkitab yang telah dipilih untuk kamu baca dan dalami. Kemudian tulis pendapat kamu berkaitan dengan bagian Alkitab itu. Kamu dapat membahas bersama teman sebangku atau dalam kelompok yang lebih besar kemudian tulis pendapat pribadi kamu, dan kumpulkan untuk dinilai oleh guru.• Efesus 2: 11-21• Galatia 3: 26-28• Kisah Rasul 2: 1-13 86Kelas XII SMA/SMKC. Gereja Kristen di Indonesia adalah Gereja Multikultur Konsep masyarakat multikultural dan multikulturalisme secara subtantif tidaklah terlalu baru di Indonesia. Jejaknya dapat ditemukan di Indonesia, melalui prinsip negara ber Bhinneka Tunggal Ika yang mencerminkan bahwa Indonesia adalah masyarakat multikultural tetapi masih terintregrasi dalam persatuan (Azyumardi Azra, Identitas dan Krisis Budaya). Bagi gereja-gereja di barat, multikulturalisme harus melalui perjuangan berat karena masyarakat barat pada mulanya adalah masyarakat monokultur, mereka memiliki budaya yang mirip atau dapat dikatakan sama. Di sisi lain, era kolonialisme menyebabkan bangsa-bangsa barat bersikap eksklusif terhadap budaya, adat istiadat, kebiasaan bahkan kekuasaan. Akibatnya bangsa-bangsa di luar mereka dipandang rendah. Pemahaman seperti itu turut mempengaruhi kondisi gereja, ketika agama Kristen dan Katolik disiarkan di Indonesia, segala hal yang berkaitan dengan budaya setempat dipandang kafi r dan rendah. Bahkan nama-nama orang pun diganti menjadi nama “barat” ketika dibaptis menjadi Kristen maupun Katolik. Orang-orang Indonesia yang telah memeluk agama Kristen dan Katolik harus meninggalkan praktik budaya mereka. Umat Kristiani menjadi “imitasi” barat. Namun, situasi tersebut mulai berubah seiring dengan perkembangan dunia ketika pemikiran masyarakat mulai berubah. Umumnya orang mulai menyadari pentingnya membangun iman di tengah realitas budaya setempat. Sebelum kekristenan datang ke Indonesia, masyarakat Indonesia telah hidup dalam kenyataan multikultur dimana kebiasaan gotong royong atau kerja sama antarmanusia dan kelompok masyarakat yang berbeda menjadi bagian dari prinsip hidup. Multikulturalisme adalah cara pandang yang menjadi ideologi yang harus diperjuangkan dan diwujudkan. Mengapa harus diperjuangkan? Karena sejarah mencatat terjadi dominasi antarmanusia, suku, bangsa, budaya maupun geografi s. Hal itu melanggar hak asasi manusia dan demokrasi. Pada pelajaran mengenai HAM kamu telah belajar bahwa manusia diciptakan Allah sebagai makhluk bermartabat yang bebas dan merdeka. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang dapat merendahkan dan menolak keberadaan sesama karena alasan perbedaan latar belakang. Dalam kehidupan bergereja, acuan utama bagi multikulturalisme adalah ajaran Alkitab mengenai hukum kasih. Nampaknya bukan kebetulan ketika peristiwa turunnya Roh Kudus yang kita kenal sebagai “Pentakosta” terjadi di masyarakat berbagai bangsa yang tengah berkumpul. Jauh sebelum itu, dalam Perjanjian Lama pun Allah menegaskan bahwa panggilan Abraham akan menyebabkan seluruh bangsa di muka bumi diberkati. Dalam Perjanjian Baru janji itu dipenuhi melalui Yesus Kristus. 87Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ Bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultur, demikian pula gereja-gereja di Indonesia umumnya dibangun berdasarkan latar belakang suku, budaya, dan geografi s yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan fakta bahwa gereja-gereja di Indonesia mewujudkan mulktikulturalisme meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi seperti berikut:1. Gereja-gereja di Indonesia memiliki anggota yang terbuka dari segi suku, budaya, bahasa, daerah asal maupun kebangsaan.2. Gereja-gereja di Indonesia juga mengadopsi beberapa unsur budaya lokal yang di masukkan kedalam liturgi ibadah. Mulai dari lagu, musik ataupun ber-bagai kebiasaan dan prinsip hidup lokal dapat diadaptasi dalam rangka mem-perkaya pemahaman iman Kristen. Misalnya, mengenai persaudaraan yang rukun dalam budaya masyarakat yang dapat dikembangkan dalam rangka membangun kebersamaan jemaat sebagaimana ditulis dalam Kitab Kisah Para Rasul. 3. Berbagai pelayanan gereja ditujukan bagi masyarakat secara umum tanpa memandang daerah asal, budaya, adat istiadat, kelas sosial, dan agama. Tingkat kesadaran gereja dalam partisipasi di tengah masyarakat cukup signifi kan.4. Banyak gereja yang kini melakukan studi-studi kebudayaan untuk menggali kembali unsur-unsur budaya yang terancam hilang dari masyarakatnya. Misal-nya di NTT ada sebuah lembaga yang bekerja sama dengan gereja melakukan penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah di hampir seluruh dae-rah yang ada di NTT.5. Gereja-gereja di Indonesia membangun dialog dan kerja sama dengan umat beragama lain, khususnya di bidang kemanusiaan dan keadilan. Ada tim advokasi hukum, ada pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan bagi semua orang tanpa memandang perbedaan, latar belakang budaya, agama, kebangsaan, maupun kelas sosial.D. Merancang Proyek MultikulturKamu telah mempelajari mengenai gereja-gereja di Indonesia yang multi-kultur. Sekarang, coba sebutkan gereja asal kamu dan orang tua kamu. Apa saja kebiasaan yang terpelihara di gereja masing-masing, misalnya di persekutuan remaja dan pemuda? Selanjutnya adakah kegiatan lainnya selain ibadah. Kamu di minta untuk merancang sebuah kegiatan yang menjangkau multikultur. Kamu dan teman-teman dapat merancang berbagai kegiatan mulai dalam bentuk iba-dah yang mengakomodir berbagai budaya, pelayanan bagi masyarakat umum tanpa memandang suku, budaya, agama, dan lain-lain. Minta bantuan guru untuk membimbing kamu dalam membuat rancangan kegiatan! Kemudian tulis kerang-ka kegiatan dalam kotak di bawah ini lengkap dengan judul kegiatan!88Kelas XII SMA/SMKProyek MultikulturJudulPengantar/latar belakang : .........................................Jenis Kegiatan : (Ibadah, pentas seni, perkunjungan, membantu orang jompo, membersih- kan lingkungan, dan lain-lain).Waktu/Tempat : .........................................Rincian Kegiatan : (urut-urutan)Jadwal Kerja : .........................................Panitia : .........................................Kerangka proyek di atas hanya berupa contoh, kamu dapat mengubahnya sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi. Buatlah proyek yang dapat dilaksanakan sebagai wujud kesadaran kamu terhadap multikultur. Usahakan kegiatanmu mempunyai dampak bagi orang lain yang berbeda latar belakang. Dengan demikian, kamu tidak hanya belajar multikulturalisme sebagai bahan pelajaran namun kamu juga mempraktikkannya.E. Belajar dari YesusYesus menjadikan multikultur sebagai wacana perjumpaan antarmanusia yang dapat bergaul dan bekerja sama dalam kasih. Mengenai sikap Yesus, kita dapat mencatat beberapa pokok pikiran dari Hope S. Antone dalam kaitannya dengan multikulturalisme, antara lain:1. Kesetiaan Yesus ditujukan kepada Allah bukan kepada lembaga maupun praktik agama yang sudah turun temurun dilaksanakan. Konsekuensi dari sikap itu adalah Ia mengasihi manusia tanpa kecuali. Kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian amat penting bagi-Nya. Itulah cara Yesus memperlihatkan kesetiaan-Nya kepada Allah. Sikap ini menyebabkan Ia tidak disukai oleh kaum Farisi dan ahli Taurat yang begitu setia kepada lembaga agamanya melebihi Allah sendiri. Mereka mempraktikkan tradisi dan hukum agama secara turun-te murun. Namun lupa untuk mewujudkan hukum itu dalam kehidupan nyata sebagai umat Allah. Kritik-kritik Yesus amat keras ditujukan pada mereka. Praktik Next >