< Previous102Kelas IX SMP/MTsSemester 22. Persiapan Wadah Budi dayaPersiapan wadah dilakukan setelah kamu mengetahui dan mengamati jenis, desain dan kontruksi budi daya. Persiapan wadah budi daya pada kolam meliputi pencucian wadah budi daya, pengeringan wadah budi daya dan pengisian air.REFLEKSI DIRIRenungkan dan Tuliskan pada selembar kertas! Ungkapkan hasil yang dicapai setelah mempelajari wadah budi daya ikan hias mengenai hal hal berikut.1. Keragaman wadah budi daya ikan hias di daerahmu2. Hasil kunjungan pada tempat budi daya ikan hias atau melalui sumber/referensi bacaan tentang wadah budi daya ikan hias yang sudah kamu lakukan bersama kelompokmu.3. Kesulitan yang dihadapi saat mencari informasi dan pengamatan.4. Pengalaman dalam melaksanakan praktik pembuatan wadah budi daya ikan hias secara kelompok5. Pembelajaran yang didapatkan/dirasakan sebagai individu sosial dari kegiatan pembuatan dan persiapan wadah budi daya ikan hias.Tuliskan kesimpulan berdasarkan refl eksi di atas ...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................103Prakaryaa. Pencucian wadahWadah yang akan kita gunakan haruslah dicuci bersih dengan tujuan untuk menghilangkan dari jamur dan kotoran yang menempel pada wadah budi daya. Pencucian kolam tembok atau bak sebaiknya dengan cara menyikat, lebih baik tanpa menggunakan sabun ataupun detergen kalau pun dipakai maka harus dalam jumlah yang sedikit dan dibilas dengan tuntas tanpa meninggalkan residu. Pencucian akuarium dilakukan dengan menggunakan spon ataupun kain, minimalkan penggunaan sabun/detergen (Gambar 3.31).Sumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 3.31. Pencucian akuarium (a) Pencucian bak (b)b. Pengeringan wadahProses pengeringan dilakukan dengan penjemuran dibawah sinar matahari.c. Pengisian airProses pengisian air dilakukan 2-3 hari sebelum penebaran ikan, ini bertujuan agar dalam wadah budi daya sudah tumbuh plankton yang bisa digunakan sebagai pakan alami.Sumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 3.32. (a) Pengisian air di bak dan (b) pengisian air akuarium104Kelas IX SMP/MTsSemester 2d. Instalansi aerasiInstalasi aerasi (alat penghasil gelembung udara) diperlukan gunanya untuk menggerakkan air di dalam akuarium agar meningkatkan kadar oksigen dalam air dimana oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh ikan. Hal ini berbeda dengan ikan di sungai, di danau atau di laut yang mana airnya selalu bergerak sehingga kandungan oksigennya berlimpah. Namun, di dalam akuarium kandungan oksigennya terbatas karena jumlah ikan dan makhluk hidup (tumbuhan dan makhluk laut lainnya) jumlahnya juga terbatas. Kandungan oksigen yang stabil membuat ikan bisa hidup dan tidak stress.Ada bermacam ukuran aerator, untuk aquarium 20 L – 100 L cukup menggunakan aerator 1 lubang, kalau lebih besar dari itu sebaiknya menggunakan yang 2 lubang.D. Pemeliharaan Ikan HiasSetelah kamu melakukan praktik pembuatan wadah budi daya ikan maka saatnya kamu melakukan budi daya ikan hias. Kamu dapat memanfaatkan wadah budi daya yang sudah dibuat pada pembelajaran sebelumnya untuk budi daya pembesaran ikan. Pilihan ikan cupang merupakan contoh. Ikan cupang merupakan ikan hias yang mudah dibudi dayakan di kolam, bak terpal/ plastik ataupun menggunakan akuarium. Sumber : Dokumen KemdikbudGambar 3.33. Instalasi aerasi105Prakarya1. Perencanaan a) Menentukan jenis ikan hias yang akan dibudi dayakanb) Menentukan dan persiapan wadah yang akan digunakan untuk budi daya ikan hiasc) Menentukan jadwal kegiatan budi dayad) Menyiapkan kebutuhan sarana alat dan bahane) Menentukan tugas individu2. Menyiapkan Sarana ProduksiSarana produksi (bahan) yang digunakan dalam produksi seperti terlihat pada gambar 3.34.Sumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 3.34. sarana/bahan produksi ikan hias yaitu (a) benih ikan, (b) pakan alami ikan, (c) tanaman air, dan (d) obat-obatan.106Kelas IX SMP/MTsSemester 2Sumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 3.35. Alat produksi budi daya ikan hias akuarium (a) aerator selang dan batu aerasi (b) seser (c)Alat :a. Wadah budi daya (Akuarium, bak terpal/fi ber, toples atau baskom)b. Instalansi aerasic. Seser/saringan3. Proses Budi daya Pembesaran Ikan Hiasa. Pemberian pakanBenih ikan hias diberi pakan artemia bahkan cacing sutra/tubifex yang diberikan selama 3 kali sehari, dengan jumlah pakan 3-5 % dari berat total ikan. Saat pemberian pakan diberikan pada pukul 07.00, 13.00, dan 17.00. Pakan untuk benih yang berukuran kecil yaitu tubifek yang dicincang, kutu air ataupun jentik nyamuk, dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali setiap hari (Gambar 3.36). Pakan alami dijadikan pilihan karena pakan alami memiliki keunggulan sebagai berikut : a. Memiliki kandungan protein tinggi.b. Pakan alami diberikan pada ikan dalam kondisi hidup, pakan alami Sumber : Dokumen KemdikbudGambar 3.36. Pemberian pakan107Prakaryayang bergerak membuat perhatian ikan untuk memakannya.c. Pakan alami sesuai dengan bukaan mulut ikan, sehingga ikan tidak kesulitan saat memakannya.b. PemeliharaanProses pemeliharaan ikan hias air tawar dalam wadah budi daya akuarium, dengan cara penyiponan/penyadotan minimalnya 2 kali setiap hari, pemberian pakan ikan, dan pengecekan kualitas air (Gambar 3.37). Penggantian air minimal 2 minggu sekali atau ketika air sudah mulai keruh. Untuk mengurangi tumbuhnya penyakit, harus dilakukan pengukuran kualitas air mencakup suhu, tingkat keasaman dan oksigen terlarut. c. Pengendalian hama penyakitPenyakit yang biasa muncul pada proses pemeliharaan ikan hias adalah sebagai berikut :1) Penyakit bintik putihJasad penyebab penyakit bintik putih adalah Ichthyophthirius Sumber : Dokumen KemdikbudGambar 3.37. Pemeliharaan kualitas air108Kelas IX SMP/MTsSemester 2multifi liis. Penyakit ini sering disebut dengan nama ”Ich” atau ”white spot”. Gejala klinis yang ditunjukkannya adalah adanya bintik putih baik pada kulit, sirip, mata dan insang, yang sering terjadi pada ikan ukuran kecil (benih). Kasus infeksinya lebih sering pada kondisi ikan dengan kepadatan tinggi, dengan suhu air rendah (< 25°C). Penanggulangan parasit dilakukan dengan cara pencegahan yaitu mempertahankan kualitas perairan dalam keadaan yang optimal antara lain cukup oksigen, mengurangi kepadatan serta mempertahankan suhu air. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara merendam ikan yang terinfeksi dalam suatu wadah pada larutan campuram formalin 25 ml/m3 air dan malachite green oxalat 0.15 g/m3 air selama 24 jam. Contoh ikan yang terkena penyakit terdapat pada gambar 3.38.Sumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 3.38. Ikan terkena penyakit ‘Ich’ (a) Ichtyopthirius (b)2) Penyakit TrichodiniasisPenyakit ini disebabkan oleh Trichodina sp (Gambar 3.39). Parasit ini banyak terjadi pada ikan ukuran benih terutama apabila berada dalam keadaan stres yang disebabkan antara lain oleh kepadatan tinggi, penanganan yang kurang sempurna, pemberian pakan yang kurang tepat (mutu maupun jumlahnya), terutama pada keadaan temperatur rendah. Gejala klinis yang ditunjukkannya adalah ikan yang terinfeksi biasanya menggosok-gosokan badannya pada dasar atau dinding bak/kolam. Penanggulangan penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara pencegahan yaitu dengan penanganan yang sempurna, penerapan sanitasi wadah, air serta manajemen budi daya yang sempurna. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan formalin 25 ml/m3 air selama 24 jam, 109Prakaryaatau Acrifl avin dengan dosis 3 mg/l air selama 15 sampai 30 menit yang dilakukan dalam bak atau wadah penampung.3) Penyakit TetrahymenaPenyakit tersebut disebabkan oleh Tetrahymena pyriformis dapat menginfeksi kulit dan sirip. Organisme penyebab penyakit tersebut kalau dilihat dengan mikroskop berbentuk seperti buah pear. Gejala klinisnya adalah ikan yang terinfeksi mengosok-gosokkan tubuhnya pada dasar atau dinding bak, serta mengibas-ngibaskan siripnya. Pengobatan dapat menggunakan Acrifl avin 3 mg/l air dengan cara perendaman selama 15–30 menit.Sumber : Dokumen KemdikbudGambar 3.39. TrichodiniasiSumber : Dokumen KemdikbudGambar 3.40. Tetrahymen110Kelas IX SMP/MTsSemester 24) Penyakit cacingCacing tersebut biasanya terdapat pada insang maupun kulit. Cacing jenis Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus spp., serta Quadriacanthus sp (Gambar 3.41). merupakan parasit yang banyak menyerang ikan budi daya, terutama yang ukuran kecil. Gejala klinisnya adalah frekuensi pernafasan/gerakan insang bertambah cepat, ikan berwarna lebih gelap dan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding bak dan lama-lama ikan menjadi kurus. Penanggulangan parasit ini dapat dengan cara mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan mengurangi padat penebaran. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Formalin 150 ml/m3 air, dengan cara perendaman dalam wadah penampung.d. PemanenanBenih ikan hias akan terbentuk warna pada saat usia sekitar 2 bulan. Setelah memiliki warna ikan hias sudah dapat dipasarkan. Panen ikan dilakukan secara total atau pun parsial/sebagian. Panen total adalah panen yang dilakukan dengan cara menjual keseluruhan hasil budi daya tanpa sortasi, sedangkan panen parsial/sebagian berdasarkan ukuran, umur dan kelamin. Pada panen parsial dilakukan sortir, dengan cara dipilih sedikit demi sedikit dengan menggunakan sendok/centong sortir. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi dengan sore, karena suhu lingkungan lebih rendah dan stabil. Sumber : Dokumen KemdikbudGambar 3.41. Dactylogyrus111PrakaryaKegiatan panen diakhiri dengan pengepakkan yang dilakukan secara terbuka ataupun tertutup (Gambar 3.43). Pengepakan terbuka adalah pengemasan yang biasa dilakukan pada pengiriman jarak dekat. Ikan yang akan di pasarkan dimasukkan ke wadah terbuka, misalnya pada drum plastik, sedangkan wadah tertutup adalah pengemasan yang dilakukan dengan memasukkan ikan kedalam kantong yang berisi air (sepertiga bagian) diikuti pemberian gas oksigen dan diikat ujungnya menggunakan karet gelang.Sumber : Dokumen KemdikbudGambar 3.42. SortasiSumber : Dokumen KemdikbudGambar 3.43. Packing/pengepakkanNext >