< PreviousSeni Budaya 149D. Merancang Tata Cahaya1. Pilihlah naskah lakon yang akan dipentaskan.2. Pelajari naskah lakon yang akan dipentaskan tersebut.3. Identifi kasikan ada berapa macam titik dan jenis cahaya yang ada dalam naskah lakon tersebut.4. Buatlah gambar denah cahaya sesuai dengan keterangan yang ada dalam naskah lakon tersebut.5. Gambar rancanganmu harus mengacu pada tujuan tata cahaya dalam pementasan.6. Warnailah gambar denah cahaya itu sesuai dengan tata cahaya yang akan diwujudkan.TATA CAHAYATata cahaya, yaitu pengaturan sinar atau cahaya lampu untuk menerangi dan menyinari arena permainan serta menimbulkan efek artistik. Tata cahaya sebelum menggunakan lampu-lampu listrik yang ada sekarang ini, maka pertunjukan masih memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penerangannya. Setelah manusia mengenal api sebagai sumber pemanas dan penerang, maka manusia memanfaatkan api sebagai alat penerang pementasan. Mula-mula, manusia memakai api unggun sebagai alat penerangan dan sekaligus sebagai alat pemanas, kemudian setelah ditemukan minyak, maka alat penerang berkembang menjadi obor, blencong, cempor, dan lain sebagainya. Keterbatasan intensitas penerangan dari api, justru memberikan pengaruh yang indah terhadap gerak-laku pemeran bahkan mampu menimbulkan efek magis dan mungkin sulit didapat pada teater yang tidak menggunakan cahaya seperti itu. Goyang-goyang lidah api ditiup angin menimbulkan efek gelap-terang yang mengundang suasana yang artistik.Gambar d.4Sumber: KemendikbudGambar d.6Sumber: Kemendikbud150 Kelas IX SMP/MTs Buku GuruE. Merancang Tata Bunyi1. Pilihlah naskah lakon yang akan dipentaskan.2. Pelajari naskah lakon yang akan dipentaskan tersebut.3. Identifi kasikan ada berapa macam jenis bunyi dan kebutuhan bunyi serta suasana yang ada dalam naskah lakon tersebut.4. Buatlah daftar kebutuhan bunyi yang ada dalam naskah lakon tersebut, termasuk bunyi suasana dan bunyi efek.5. Daftar kebutuhan bunyi harus mengacu pada prinsip-prinsip terciptanya suasana dan membangun imajinasi penonton dalam pementasan. Tujuan adanya tata cahaya adalah:a. Menerangi dan menyinari pentas dan pemeranMenerangi yaitu cara menggunakan lampu sekedar untuk memberi terang dan melenyapkan gelap. Jadi semua pentas dan barang-barang yang ada, baik yang penting maupun yang tidak penting semua diterangi. Menyinari yaitu cara menggunakan lampu untuk membuat bagian-bagian pentas sesuai dengan keadaan dramatik lakon. Jadi, dengan menyinari daerah-daerah tertentu maka ada sesuatu atau suasana yang lebih yang hendak ditonjolkan agar tercapai efek dramatis.b. Mengingatkan efek cahaya alamiah. Maksudnya, menentukan keadaan jam, musim, cuaca, keadaan dengan menggunakan tata cahaya.c. Melukiskan dekor atau scenery dalam menambah nilai warna sehingga tercapai adanya sinar dan bayangan menonjolkan fungsi dekorasi.d. Membantu permainan lakon dengan cara membantu menciptakan suasana kejiwaan.TATA BUNYITata bunyi bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur musik, efek bunyi maupun berbagai bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata bunyi juga diharapkan membantu imajinasi penonton untuk lebih bisa membayangkan dan merasakan suasana kejadian dalam lakon.Seni Budaya 151Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi yaitu: Dialog – Efek bunyi – Musik. Ketiganya bisa kita pergunakan bersama-sama, kadang-kadang hanya dua atau hanya satu saja. Agar pertunjukan enak didengar dan dilihat kita harus memperhatikan volume dari ketiga bahan tersebut, artinya volume apa yang harus keras dan volume apa yang harus lemah. Di sini volume berfungsi seperti spotlight maksudnya bunyi apa yang diutamakan dalam adegan tersebut, apa efek bunyi, musik, atau dialog.Efek bunyi bisa dihasilkan dari alat musik, suara manusia, atau benda-benda yang kita buat secara sederhana yang berfungsi untuk membantu penonton agar lebih dapat membayangkan apa yang terjadi di dalam lakon. Penggunaan efek bunyi ini tidak bisa sembarang tetapi harus sesuai dan mempunyai tujuan. Cara sederhana membuat efek bunyi di antaranya sebagai berikut.a. Bunyi pintu, (jika pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel, jika ditempatkan di dekat mikrofon maka bunyinya akan menyerupai bunyi yang sesungguhnyab. Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau ballpoint yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.c. Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.d. Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras.e. Bunyi kapal terbang dengan merekam bunyi pesawat di lapangan atau lipatan karton tipis yang disentuhkan pada baling-baling kipas listrik dan dikeraskan dengan mikrofon. Dan masih banyak lagi asal kita mau melakukan percobaan.Musik dalam teater mempunyai kedudukan yang penting karena penonton akan mudah untuk membayangkan atau mempengaruhi imajinasinya. Musik yang baik dan tepat bisa membantu pemeran membawakan warna dan emosi peran dalam adegan. Musik juga dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan atau sebagai jembatan antara adegan yang satu dengan adegan yang lain.152 Kelas IX SMP/MTs Buku GuruGuru dapat melakukan interaksi dengan orang tua. Interaksi dapat dilakukan melalui komunikasi melalui telepon, kunjugan ke rumah, atau media sosial lainnya.Guru juga dapat melakukan interaksi melalui lembar kerja peserta didik yang harus ditandatangani oleh orang tua murid baik untuk aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Melalui interaksi ini orang tua dapat mengetahui perkembangan baik mental, sosial, dan intelektual putra putrinya.D. Interaksi Dengan Orang Tua No.PernyataanYaTidak1.Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh untuk dapat menguasai manajemen produksi teater modern.2.Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan dengan penuh perhatian sehingga dapat meng u asai produksi teater modern.3.Saya melakukan latihan dengan tepat waktu sesuai dengan materi pelatihan.4.Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan manajemen produksi teater modern.5.Saya dapat bekerja sama dalam kelompok pelatihan manajemen produksi teater modern.6.Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam pelatihan manajemen produksi teater modern. 7.Saya menghargai teman-teman dalam melaksa nakan latihan manajemen produksi teater modern.8.Saya berusaha belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh untuk dapat menguasai tahapan-tahapan rancangan pementasan teater modern.9.Saya mengikuti pembelajaran dan pelatihan dengan penuh perhatian sehingga dapat menguasai tahapan-tahapan rancangan pementasan teater modern.10.Saya melakukan latihan dengan tapat waktu sesuai dengan materi pelatihan.Seni Budaya 15311.Saya berperan aktif dalam kelompok pelatihan tahapan-tahapan rancangan pementasan teater modern.12.Sama bisa bekerja sama dalam kelompok pelatihan tahapan-tahapan rancangan pementasan teater modern.13.Saya menciptakan suasana menyenangkan dalam pelatihan tahapan-tahapan rancangan pementasan teater modern.14.Saya menghargai teman-teman dalam melaksanakan latihan tahapan-tahapan rancangan pementasan teater modern.Nama Orang TuaNama SiswaGuru dapat mengembangkan evaluasi pembelajaran sesuai dengan topik dan pokok bahasan. Evaluasi pembelajaran yang dikembangkan dapat berupa tes dan nontes. Tes dapat berupa uraian, isian, atau pilihan ganda. Nontes dapat berupa lembar kerja, kuesioner, proyek, dan sejenisnya. Guru juga harus mengembangkan rubrik penilaian sesuai dengan materi yang diajarkan.• Apa yang kamu tahu tentang manajemen produksi seni teater modern?• Mengapa harus menerapkan manajemen produksi ketika akan merancang sebuah pementasan teater modern?• Apa fungsi manajemen produksi pada sebuah rencana pementasan teater modern?• Apa tugas dan tanggung jawab seorang calon pemeran dalam manajemen produksi teater modern?• Apa yang kamu ketahui tentang latihan teknik pemeranan?• Mengapa seorang calon pemeran harus melakukan latihan teknik pemeranan?• Bagaimana caranya merancang tata panggung?E. Evaluasi dan Penilaian PembelajaranPengetahuan154 Kelas IX SMP/MTs Buku Guru• Bagaimana cara merancang tata busana atau kostum?• Bagaimana cara merancang tata tata rias?• Bagaimana cara merancang tata cahaya?• Bagaimana cara merancang tata bunyi dan suara?• Bagaimana cara merancang tata musik dan sound atau suara?• Ambil salah satu tugas yang ada dalam manajemen produksi maupun manajemen artistik teater modern dan buat langkah perencanaan kerja dari tugas tersebut. • Coba peragakan salah satu teknik pemeranan.• Coba gambarkan rancangan tata panggung dari cerita yang kamu pilih.• Coba gambarkan rancangan tata rias dari salah satu karakter peran yang kamu pilih dari cerita yang ada.Guru dapat mengembangkan indikator penilaian untuk setiap aspek yang diujikan. Indikator ini merupakan skoring terhadap apa yang ingin dinilai dan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan uji kompetensi yang dikembangkan pada bab VIII guru dapat membuat rubrik seperti tertera di bawah ini.1. Sikap a. ProaktifF. Rubrik GuruNo.IndikatorPenilaian Kerjasama1.Berinisiatif dalam bertindakSkor 1 jika terpenuhi satu indikator 2.Mampu menggunakan kesempatanSkor 2 jika terpenuhi dua indikatorKeterampilanSeni Budaya 1553.Memiliki prinsip dalam bertindak (tidak ikut-ikutan)Skor 3 jika terpenuhi tiga indikator4.Bertindak dengan penuh tanggung jawabSkor 4 jika terpenuhi semua indikator b. Kerja sama2. Tes Tulis Uraian1. Apa yang Anda ketahui tentang manajemen?Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian Skor 1 jika jawaban tentang manajemen di bidang teater sesuai artinya saja.Skor 2 jika jawaban tentang manajemen di bidang teater tepat tetapi tidak disertai dengan penjelasannya.Skor 3 jika jawaban tentang manajemen di bidang teater tepat beserta penjelasannya sebagai metode kerja agar semua tim kerja dapat bekerja secara efi sien dan mendapatkan hasil yang maksimal.Skor 4 jika jawaban tentang manajemen di bidang teater tepat beserta penjelasannya sebagai metode kerja agar semua tim kerja dapat bekerja secara efi sien dan mendapatkan hasil yang maksimal beserta penjelasan ketika diaplikasikan pada bidang lain.No.IndikatorPenilaian Kerjasama1.Terlibat aktif dalam bekerja kelompokSkor 1 jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten ditunjukkan peserta didik2.Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanyaSkor 2 jika 2 indikator kosisten ditunjukkan peserta didik3.Melaporkan data atau informasi apa adanyaSkor 3 jika 3 indikator kosisten ditunjukkan peserta didik4.Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimilikiSkor 4 jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta didik156 Kelas IX SMP/MTs Buku Guru3. KeterampilanRubrik Merancang Peran bagi PemeranBobotKomponen yang DinilaiSkor MaksimumSkor yang Dicapai20%Persiapan1. Berdoa52. Menyiapkan naskah cerita lakon570%Pelaksanaan3. Menganalisa naskah lakon204. Merancang peran yang dimainkan205. Menyusun laporan observasi peran106. Merancang tata artistik107. Mengomunikasikan rancangan2010%Waktu8. Sesuai alokasi10Total SkorPengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi diberikan secara horizontal, yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari.G. Pengayaan PembelajaranPengayaan Pembelajaran IIIA. Tata Pentas atau Tata PanggungTata pentas dapat disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang (background) tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian luas adalah suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang Seni Budaya 157mengitari pemeran dalam pementasan. Tata pentas dalam pengertian teknik terbatas, yaitu benda yang membentuk suatu latar belakang fi sik dan memberi batas lingkungan gerak laku. Dengan mengacu pada defi nisi di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa tata pentas adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada di panggung guna menunjang seorang pemeran memainkan lakon.Sebelum memahami lebih jauh tentang tata pentas, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud pentas itu sendiri. Pentas menurut Pramana Padmodarmaya ialah tempat pertunjukan dengan pertunjukan kesenian yang menggunakan manusia (pemeran) sebagai media utama. Dalam hal ini misalnya pertunjukan tari, teater tradisional (ketoprak, ludruk, lenong, longser, randai makyong, mendu, mamanda, arja dan lain sebagainya), sandiwara atau drama nontradisi baik sandiwara baru maupun teater kontemporer. Webster mendefi nisikan pentas sebagai suatu tempat yang tinggi di mana lakon-lakon drama dipentaskan atau suatu tempat di mana para aktor bermain. Sedang W.J.S. Purwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia menerangkan pentas sebagai lantai yang agak ketinggian di rumah (untuk tempat tidur) atau pun di dapur (untuk memasak). Dengan demikian, jika disimpulkan pentas adalah suatu tempat di mana para penari atau pemeran menampilkan seni pertunjukan di hadapan penonton.Selain istilah pentas kita mengenal istilah panggung. Panggung menurut Purwadarminta ialah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi atau lantai yang berbeda ketinggiannya untuk bermain sandiwara, balkon atau podium. Dalam seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah stage melingkupi pengertian seluruh panggung. Jika panggung merupakan tempat yang tinggi agar karya seni yang diperagakan di atasnya dapat terlihat oleh penonton, maka pentas juga merupakan suatu ketinggian yang dapat membentuk dekorasi, ruang tamu, kamar belajar, rumah adat, dan sebagainya. Jadi, beda panggung dengan pentas ialah pentas dapat berada diatas panggung atau dapat pula di arena atau lapangan.Dari pengertian di atas dapat dijelaskan, pentas merupakan bagian dari panggung, yaitu suatu tempat yang ditinggikan yang berisi dekorasi dan penonton dapat jelas melihat. Dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan panggung pementasan, dan apabila suatu seni pertunjukan dipergelarkan tanpa menggunakan panggung maka disebut arena pementasan sehingga, pementasan dapat diadakan di arena atau lapangan.158 Kelas IX SMP/MTs Buku GuruKini yang dianggap pentas bagi seni pertunjukan kontemporer tidak saja berupa panggung yang biasa terdapat pada sebuah gedung akan tetapi keseluruhan dari pada gedung itulah pentas, yakni panggung dan tempat orang menonton. Sebab pada penampilan seni pertunjukan tokoh dapat saja turun berkomunikasi dengan penontonnya atau ia dapat muncul dari arah penonton. Seperti istilah Shakespeare bahwa seluruh dunia ini adalah pentas (all the word’s stage). Dengan begitu dapat saja setiap lingkungan masyarakat memiliki sebuah pentas yang memadai dan sesuai untuk mementaskan sebuah seni pertunjukan.1. Macam-Macam PanggungSecara fi sik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka, dan panggung kereta. Panggung tertutup terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka, atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam.a. Panggung Prosenium atau Panggung PiguraPanggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antara panggung dan auditorium dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang prosenium dapat berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung prosenium (Proscenium Arch).Panggung prosenium di buat untuk membatasi dae rah pemeranan dengan pe non ton. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yai tu ke arah penonton saja, agar pandangan penonton lebih terpusat ke arah per tun ju kan. Para pemeran di atas pang-gung juga agar lebih jelas dan memusatkan per hatian pe non-ton. Dalam ke sadaran itulah, maka kea da an pentas pro senium harus dapat memenuhi fung si melayani pertunjukan de ngan sebaik-baiknya.Dengan kesadaran bahwa penonton yang datang hanya ber maksud untuk menonton Sumber: History of theatre, Oscar G. Brockett and Franklin J. Hildy.Gambar 8.1 Contoh gambar denah panggung proseniumNext >