< PreviousSeni Budaya 169d. Rouge, gunanya untuk meng-hidupkan pipi dekat mata, tulang pipi, dagu, kelopak mata antara hidung dan mata.e. Cleansing, gunanya untuk mem-bersihkan segala tata rias dan juga sebagai nutrient dan pengobatan pada kulit.5. Macam-macam Tata Riasa. Rias jenis, yaitu rias yang dilakukan untuk mengubah jenis seorang pemeran, dari laki-laki menjadi wanita atau sebaliknya.b. Rias bangsa, yaitu rias yang berfungsi untuk mengubah seorang pemeran yang harus memainkan peranan bangsa lain. Misalnya ,orang Indonesia memerankan tokoh berbangsa Afrika. Jadi, harus tahu ciri-ciri setiap bangsa yang menjadi ciri khas.c. Rias usia, yaitu rias yang berfungsi untuk mengubah seorang pemeran menjadi orang lain yang usianya lebih tua dari usia pemeran yang asli. Dalam rias rias ini perlu megetahui tentang anaomi manusia dan berbagai tingkat umur, Ketuaan pada wajah biasanya ditandai dengan kerut pada bibir, dahi dan sudut mata.d. Rias tokoh, yaitu rias yang berfungsi untuk mengubah seorang pemeran menjadi tokoh lain. Rias ini termasuk rias yang agak sulit karena adanya hubungan antara bentuk luar dan watak seseorang. Misalnya, rias tokoh untuk seorang pelacur atau perampok. Rias tokoh sama dengan rias watak.Sumber: Kemendikbud Gambar 4.dSumber: KemendikbudGambar 5.a Contoh gambar rias jenis pada pentas naskah Prabu Maha Anu karya Robert Pinget terjemahan Saini KM (koleksi penulis)Sumber: KemendikbudGambar 5.b Contoh gambar rias bangsa Perancis abad XVIII (koleksi Penulis)170 Kelas IX SMP/MTs Buku Gurue. Rias temporal, yaitu rias yang berfungsi untuk membeda-bedakan waktu. Misalnya rias sehari-hari akan berbeda dengan rias mau ke pesta.f. Rias aksen, yaitu rias yang berfungsi untuk mempertegas aksen seorang pemeran yang mendekati peran yang akan dimainkan. Misalnya, Pemuda Jawa akan memainkan peranan sebagai pemuda Jawa.g. Rias lokal, yaitu rias yang ditentukan oleh tempatnya. Misalnya, rias seorang petani di sawah akan berbeda dengan petani tapi sudah di rumah.D. Tata CahayaTata cahaya, yaitu pengaturan sinar atau cahaya lampu untuk menerangi dan menyinari arena permainan serta menimbulkan efek artistik. Tata cahaya sebelum menggunakan lampu-lampu listrik yang ada sekarang ini, maka pertunjukan masih memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber penerangannya. Setelah manusia mengenal api sebagai sumber pemanas dan penerang maka manusia memanfaatkan api sebagai alat penerang pementasan.Mula-mula manusia memakai api unggun sebagai alat penerangan dan sekaligus sebagai alat pemanas, kemudian setelah ditemukan minyak maka alat penerang berkembang menjadi obor, blencong, cempor, dan lain sebagainya. Keterbatasan intensitas penerangan dari api, justru memberikan pengaruh yang indah terhadap gerak-laku pemeran bahkan mampu menimbulkan efek magis dan mungkin sulit didapat pada teater yang tidak menggunakan cahaya seperti itu. Goyang-goyang lidah api ditiup angin menimbulkan efek gelap-terang yang mengundang suasana yang artistik.Sumber: Dok. Penulis Gambar 8.15 Contoh mengerjakan tata rias usia dari muda ke tuaSeni Budaya 171Pada saat ini, kita telah termanjakan oleh adanya sumber daya listrik sebagai hasil teknologi yang maju. Dengan mudahnya mendapat alat dan sumber listrik maka perlu penguasaan dan penanganan yang lebih serius agar kita tidak terperangkap oleh pencahayaan yang datar. Oleh karena itu, melalui tata cahaya sebagi salah satu kekuatan artistik teater maka harus dapat memukau dan mencekam agar penonton betah untuk menyaksikan jalannya pertunjukan. Jelasnya, sentuhan artistik yang diciptakan oleh tata cahaya itu harus dapat mengungkapkan dan mendukung pemeranan yang hidup dan berkesan dalam pada batin penonton. Cahaya yang artistik di sini juga mengandung pengertian cahaya yang dapat menyiapkan perhatian, mengukuhkan suasana, memperkaya set, dan menciptakan komposisi.1. Tujuan Tata Cahayaa. Menerangi dan menyinari pentas dan pemeran Menerangi, yaitu cara menggunakan lampu sekedar untuk memberi terang dan melenyapkan gelap. Jadi, semua pentas dan barang-barang yang ada, baik yang penting maupun yang tidak penting semua diterangi. Menyinari, yaitu cara menggunakan lampu untuk membuat bagian-bagian pentas sesuai dengan keadaan dramatik lakon. Jadi, dengan menyinari daerah-daerah tertentu maka ada sesuatu atau suasana yang lebih yang hendak ditonjolkan agar tercapai efek dramatik.b. Mengingatkan efek cahaya alamiah. Maksudnya, menentukan keadaan jam, musim, cuaca, keadaan dengan menggunakan tata cahaya.c. Membantu melukiskan dekor atau scenery dalam menambah nilai warna sehingga tercapai adanya sinar dan bayangan menonjolkan fungsi dekorasi.d. Membantu permainan lakon dengan cara membantu menciptakan suasana kejiwaan.2. Fungsi Tata Cahayaa. Mengadakan pilihan bagi segala hal yang diperlihatkan, maksudnya adalah dengan tata cahaya mencoba membiarkan penonton dapat melihat dengan enak dan jelas.b. Mengungkapkan bentuk sehingga objek yang kena cahaya akan menampakkan bentuknya yang wajar, maka dari itu penyebaran sinar harus memiliki tinggi-rendah derajat pencahayaan yang memberikan keaneka ragaman hasil perbedaan tinggi-rendahnya derajat pencahayaan itu.172 Kelas IX SMP/MTs Buku Guruc. Membuat gambar wajar, disini termasuk cahaya lampu tiruan yang menciptakan gambaran cahaya wajar yang memberi petunjuk-petunjuk terhadap waktu sehari-hari, waktu setempat, dan musim. Di samping itu juga termasuk pembuatan cahaya lampu tiruan di dalam set interior, misalnya cahaya lilin, lampu kerudung, lampu dinding, dan lain-lain.d. Membuat komposisi, yaitu menggunakan unsur cahaya berdasar atas rancangan, sehingga melahirkan suatu komposisi yang menunjang kehadiran para pemerannya. Cahaya lampu harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memusatkan perhatian penonton pada setiap gerakkan pemeran dan menimbulkan gagasan baru.e. Menciptakan suasana, yaitu dengan menata cahaya maka diharapkan akan menimbulkan perasaan atau efek kejiwaan penonton. Cara yang ditempuh, yaitu dengan pemakaian warna dan cahaya keteduhan.3. Jenis LampuLampu pentas terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu lampu strip, lampu spot, dan lampu general. Lampu strip terbagi menjadi dua yaitu lampu kaki (lampu yang diletakkan di batas depan bawah pentas yang berguna untuk menghilangkan bayang-bayang) dan lampu border (lam-pu yang diletakkan di atas pentas di belakang border dan fungsinya sama dengan lampu kaki). Lampu spot, yaitu lampu yang mempunyai sumber sinar dengan intensif memberikan sinar pada satu titik bidang tertentu. Fungsinya untuk menonjolkan arena permainan dan sekaligus membangun suasana permainan. Lampu general atau fl oodlight, yaitu lampu yang mempunyai kekuatan sinar yang besar dan tanpa lensa. Fungsinya untuk menerangi arena permainan.4. Pengontrolan Sinar dan Warna Pengontrolan sinar di pentas terbagi atas enam kategori, yaitu:a. Pengontrolan atas hidup dan matinya lampu, di sini harus diusahakan agar hidup matinya lampu tidak dilakukan secara mendadak sebab kita menyesuaikan dengan kemampuan mata kita untuk menyesuaikan diri.b. Pengontrolan atas penyuraman cahaya lampu, di sini yang perlu dipertimbangkan adalah membentuk suatu gambar atau suasana yang alami.Seni Budaya 173c. Pengontrolan atas arah sinar, di sini yang perlu diperhatikan adalah arah datangnya sinar dan berapa sinar yang digunakan untuk menyinari dan ini ada hubungannya dengan pembentukan tiga dimensi suatu benda atau pemeran.d. Pengontrolan atas besar sinar lampu spot. Pengontrolan ini berguna untuk menentukan besar kecilnya daerah penyinaran. Semakin lampu digerakkan ke muka, maka daerah penyinaran semakin besar, begitu juga sebaliknya.e. Pengontrolan atas bentuk sinar, ini berguna untuk membentuk sinar di suatu daerah permainan, dan juga besar kecilnya cahaya di daerah permainan.f. Pengontrolan atas warna sinar, di sini yang perlu diperhatikan adalah penggunaan warna sinar lampu dan warna benda yang disinari. Misalnya, dekorasi yang seharusnya berwarna merah tetapi karena ketidaktahuan penata cahaya, dekorasi itu disinari sinar biru maka yang terjadi bukan dekorasi berwarna merah yang ada, tetapi dekorasi berwarna agak kehitaman. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengontrolan warna sinar yaitu:• Bagaimana percampuran pig men dengan pigmen. Jika warna merah, kuning, merah dan biru dicampur dengan pro porsi yang wajar akan menghasilkan warna abu-abu atau hitam.• Bagaimana percampuran lam pu berwarna dengan lampu berwarna. Jika warna lampu pokok (merah, kuning, dan biru violet) di campur dengan intensitas cahaya yang wajar akan meng hasilkan cahaya warna putih.• Bagaimana percampuran pig men berwarna dengan lampu ber warna. Misalnya, lampu me rah disinarkan pada per mu ka an benda yang hijau akan menghasilkan warna abu-abu atau hitam.Sumber: KemendikbudGambar f.2 Diagram warna cahayaSumber: KemendikbudGambar f.3 Contoh pencampuran warna cahaya dengan warna pigmen174 Kelas IX SMP/MTs Buku GuruE. Tata BunyiSeni teater dalam pementasannya mengandung dua unsur, yaitu rupa dan suara. Unsur rupa pada pementasan termasuk tata pentas atau dekorasi, tata busana, tata rias, dan tata cahaya sedangkan tata suara termasuk dialog yang diucapkan, musik, dan efek bunyi. Tata suara (sebenarnya tata bunyi) dapat diartikan sebagai cara untuk mengatur musik, efek bunyi maupun berbagai bunyi-bunyian yang mendukung terciptanya suasana sehingga muncul nuansa emosional yang tepat. Tata bunyi juga diharapkan membantu imajinasi penonton untuk lebih dapat membayangkan dan merasakan suasana kejadian dalam lakon.Hal yang perlu diperhatikan dalam tata bunyi, yaitu: Dialog – Efek Bunyi – MusikKetiganya dapat kita pergunakan bersama-sama, kadang-kadang hanya dua atau hanya satu saja. Agar pertunjukan enak didengar dan dilihat, kita harus memperhatikan volume dari ketiga bahan tersebut, artinya volume apa yang harus keras dan volume apa yang harus lemah. Di sini, volume berfungsi seperti spotlight maksudnya bunyi apa yang diutamakan dalam adegan tersebut, apa efek bunyi, musik, atau dialog.1. Efek BunyiEfek bunyi dapat dihasilkan dari alat musik, suara manusia atau benda-benda yang kita buat secara sederhana yang berfungsi untuk membantu penonton agar lebih dapat mem bayangkan apa yang terjadi di dalam lakon. Penggunaan efek bunyi ini tidak dapat sembarang tetapi harus sesuai dan mempunyai tujuan. Cara sederhana membuat efek bunyi di antaranya sebagai berikut.a. Bunyi pintu, jika pintu dibuka atau ditutup akan kedengaran bunyi gerendel dan benturan daun pintu) caranya kita buat pintu dalam kotak kecil yang dilengkapi dengan gerendel, jika ditempatkan di dekat mikrofon maka bunyinya akan menyerupai bunyi yang sesungguhnya.b. Bunyi jam dengan menggunakan kotak logam dan pensil atau pulpen yang digerakkan ke kiri dan ke kanan.c. Bunyi halilintar dengan menjatuhkan seng atau memukulinya.d. Bunyi tembakan dengan memecahkan balon atau memukul benda keras.Seni Budaya 175e. Bunyi kapal terbang dengan merekam bunyi pesawat di lapangan atau lipatan karton tipis yang disentuhkan pada baling-baling kipas listrik dan dikeraskan dengan mikrofon. Dan masih banyak lagi, asal kita mau melakukan percobaan.2. MusikMusik dalam teater mmpunyai kedudukan yang penting karena penonton akan mudah untuk membayangkan atau mempengaruhi imajinasinya. Musik yang baik dan tepat dapat membantu pemeran membawakan warna dan emosi peran dalam adegan. Musik juga dapat dipakai sebagai awal dan penutup adegan atau sebagai jembatan antara adegan yang satu dengan adegan yang lain.3. MikrofonMikrofon adalah alat teknik yang berguna untuk memperbesar volume suara, bunyi, efek bunyi dan musik. Dalam teater mikrofon dapat sangat membantu tetapi juga sering membuat repot, karena masih banyak peristiwa kesalahan teknis tata letak mikrofon, kurang tahu cara mempergunakannya dan kurang tahu jenis dan fungsinya. Ini ada sebagian dari jenis mikrofon dan tata letaknya.• Mikrofon omni atau nondirectional, dapat dipergunakan dari segala penjuru dan hasilnya sama.• Mikrofon Bidirectional, baik digunakan dari arah depan dan belakang.• Mikrofon Unidirectional, baik digunakan dari arah depan saja.• Mikrofon meja dan atau lantai, bentuknya kecil khususnya ditempatkan pada meja atau lantai.• Mikrofon Lapel, dikaitkan pada baju atau dikalungkan di leher sehingga tidak mudah terlihat oleh penonton.• Mikrofon Boom, dilengkapi dengan batang panjang sehingga dapat diatur mendekat atau menjauh dari aktor.176 Kelas IX SMP/MTs Buku GuruSEMESTER IISeni Budaya 177Bab IXPembelajaranSeni Grafi sA. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifi kasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.Kompetensi Dasar1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa modern sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.2.1 Menunjukkan sikap menghargai, jujur, disiplin, melalui aktivitas berkesenian.2.2 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, peduli, santun terhadap karya seni rupa dan pembuatnya.2.3 Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi internal, kepedulian terhadap lingkungan dalam berkarya seni.3.3 Memahami prosedur berkarya seni grafi s dengan berbagai bahan dan teknik.4.3 Membuat karya seni grafi s dengan berbagai bahan dan teknik.178 Kelas IX SMP/MTs Buku Guru1. Peserta didik mampu mendeskripsikan pengertian seni grafi s. 2. Peserta didik mampu mengidentifi kasi berbagai jenis karya seni grafi s. 3. Peserta didik mampu mengidentifi kasikan beragam bahan dan media berkarya seni grafi s.4. Peserta didik mampu mengklasifi kasikan beragam teknik seni grafi s. 5. Peserta didik mampu membuat karya seni grafi s dengan menggunakan salah satu teknik dalam seni grafi s untuk dipamerkan secara kelompok.B. Tujuan PembelajaranC. Peta KonsepSeni Grafi sMendefi nisikan PengerƟ an Seni Grafi s MengidenƟ fi kasi Jenis Karya Seni Grafi sMendefi nisikan Teknik-Teknik Seni Grafi sPrakƟ k Berkarya Seni Grafi sNext >