< PreviousSeni Budaya 2692. KejujuranB. Tes Tulis Uraian1. Apa yang anda ketahui tentang lakon cerita?Rubrik/pedoman penskoran soal tes uji tulis uraian Skor 1 jika jawaban tentang lakon cerita di bidang teater sesuai artinya saja.Skor 2 jika jawaban tentang lakon cerita di bidang teater dengan tepat tetapi tidak disertai dengan penjelasannya.Skor 3 jika jawaban tentang lakon cerita di bidang teater dengan tepat beserta penjelasannya sebagai persiapan pementasan.Skor 4 jika jawaban tentang lakon cerita di bidang teater dengan tepat beserta penjelasannya sebagai salah satu dasar pementasan dan disertai dengan penggunaannya yang memasukkan penggambaran suasana ketika menuliskan lakon cerita tersebut.No.IndikatorPenilaian Kerja Sama1.Tidak menyontek dan tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugasSkor 1 jika muncul 1 indikator2.Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanyaSkor 2 jika muncul 2 indikator3.Melaporkan data atau informasi apa adanyaSkor 3 jika muncul 3 indikator4.Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimilikiSkor 4 jika muncul 4 indikator3.Memiliki prinsip dalam bertindak (tidak ikut-ikutan)Skor 3 jika terpenuhi tiga indika tor4.Bertindak dengan penuh tanggung jawabSkor 4 jika terpenuhi semua indika tor270 Kelas IX SMP/MTs Buku GuruC. KeterampilanRubrik Menulis CeritaPengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi diberikan secara horizontal, yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari.BobotKomponen Yang DinilaiSkor MaksimumSkor Yang Dicapai20%Persiapan1. Berdoa52. Alat tulis menulis570%Pelaksanaan1. Menuliskan tema102. Menuliskan plot103. Menuliskan latar atau setting cerita104. Menuliskan tokoh-tokoh ceritanya105. Menuliskan kerangka cerita4010%Waktu1. Sesuai alokasi10Skor TotalH. Pengayaan PembelajaranSeni Budaya 271Bab XVIPembelajaranPementasan Teater Berdurasi PendekA. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)Kompetensi Inti1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifi kasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar1.1 Menerima, menanggapi, dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni Teater berdurasi pendek sebagai bentuk rasa syukur terhadap anugerah Tuhan.2.1 Menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kerjasama, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam dalam berapresiasi dan berkreasi seni.272 Kelas IX SMP/MTs Buku Guru3.4 Memahami pementasan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, teknik dan prosedur.4.4 Mementaskan drama musikal dan/atau operet sesuai konsep, teknik, dan prosedur.Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari sesuai dengan bab XVI tentang pementasan Teater berdurasi pendek. Guru juga dapat menjelaskan tujuan pembelajaran, sehingga peserta didik mengetahui kompetensi apa yang akan dicapai dan dikuasai. Berdasarkan alur pembelajaran yang ada, maka guru juga dapat menginformasikan kepada peserta didik tentang jadwal pertemuan dan pelatihan yang akan dikerjakan oleh peserta didik.Materi Pementasan Teater berdurasi pendek terdiri atas tiga subbab pembelajaran dan ini dapat diajarkan dalam enam kali pertemuan. Pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempat membahas masalah pengetahuan prapementasan pertunjukan teater berdurasi pendek dan keterampilan prapementasan pertunjukan teater berdurasi pendek. Pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempat ini adalah tahap kerja merancang dan mewujudkan apa yang sudah dirancang pada pembelajaran manajemen seni pertunjukan teater berdurasi pendek. Pertemuan kelima membahas masalah pengetahuan pementasan dan keterampilan pementasan. Pertemuan kelima ini adalah wujud aplikasi seluruh pengetahuan dan keterampilan dari awal pembelajaran seni teater. Pertemuan keenam membahas masalah pengetahuan evaluasi pementasan dan keterampilan pementasan.Tujuan dari pembelajaran Rancangan Pementasan ini adalah:1. Mengidentifi kasi prapementasan dan pementasan Teater berdurasi pendek.2. Mendeskripsikan langkah-langkah pementasan Teater berdurasi pendek.3. Melakukan eksplorasi persiapan pementasan, pementasan, dan pasca pementasan.4. Merancang pekerjaan manajemen produksi dan manajemen artistik.5. Mengomunikasikan rancangan pementasan dalam wujud pementasan teater berdurasi pendek.B. Informasi untuk GuruSeni Budaya 2736. Mengevaluasi hasil pementasan yang telah dilaksanakan.Kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa adalah:1. Melaksanakan manajemen produksi.2. Melaksanakan manajemen artistik.3. Melaksanakan pementasan teater berdurasi pendek.4. Melakukan evaluasi hasil pementasan.Proses Pembelajaran I, II, III, dan IVSetelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai, maka langkah selanjutnya adalah membimbing peserta didik untuk dapat menguasai materi pembelajaran. Guru dapat membimbing peserta didik untuk melakukan aktifi tas pembelajaran I, II, III, dan IV. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifi k, yaitu:1. Peserta didik dapat melakukan pengamatan tentang persiapan prapementasan Teater berdurasi pendek melalui membaca buku atau literatur, atau melihat video persiapan prapementasan teater berdurasi pendek. Pada kegiatan ini, guru dapat memberi motivasi sehingga timbul rasa keingintahuan tentang persiapan prapementasan teater berdurasi pendek.2. Setelah melakukan pengamatan, peserta didik dapat bereksplorasi dengan melakukan kegiatan atau kerja persiapan prapementasan teater berdurasi pendek, baik seperti hasil pengamatan maupun bisa mengikuti langkah-langkah yang ada dalam buku siswa.3. Peserta didik dapat mengomunikasikan persiapan prapementasan teater berdurasi pendek dengan cara mempresentasikan hasil rancangan kerja dan pekerjaannya.Materi dan Aktivitas Pembelajaran1. Musyawarah produksi teater berdurasi pendek.2. Pembagian kerja dan penanggung jawab pekerjaan.3. Menyusun rencana kerja sesuai dengan bidang pekerjaan.4. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang pekerjaan.5. Melakukan koordinasi dan evaluasi sesuai dengan bidang pekerjaan.274 Kelas IX SMP/MTs Buku GuruA. Prapementasan1. Pekerjaan Manajemen Produksia. Pimpinan produksi melaksanakan koordinasi dengan seluruh tim produksi tentang persiapan pementasan. Pimpinan produksi menyusun rencana dan jadwal kerja produksi teater berdurasi pendek. Pimpinan produksi mengontrol pelaksanaan kerja yang berhubungan dengan produksi teater berdurasi pendek.b. Sekretaris melaksanakan kerja kesekretariatan, yaitu menyusun dan menyediakan surat-surat yang diperlukan untuk produksi teater. Sekretaris menyusun dokumen surat masuk dan surat keluar yang diperlukan untuk produksi-produksi teater.c. Bendahara melaksanakan kerja pembukuan pendanaan yang diperlukan untuk produksi teater. Bendahara membuat laporan tentang ketersediaan dana yang diperlukan untuk produksi teater kepada pimpinan produksi.d. Seksi dokumentasi membuat perencanaan kebutuhan bahan dan peralatan dokumentasi yang diperlukan untuk produksi Teater berdurasi pendek. Seksi dokumentasi melaksanakan dokumentasi proses produksi dan proses artistik.e. Seksi publikasi merancang media publikasi yang akan digunakan dalam produksi teater. Seksi publikasi melaksanakan publikasi baik secara audio maupun visual (membuat poster dan menempel poster).f. Seksi pendanaan merencanakan dan merancang pencarian sumber dana yang dibutuhkan pada produksi teater, baik sebelum pementasan, maupun pada waktu pementasan. Seksi pendanaan juga melobi dan menyakinkan calon penyandang dana bahwa pementasan itu penting buat penyandang dana dan penting bagi tim produksi.g. House manager melaksanakan koordinasi dengan seksi-seksi yang ada di bawahnya (seksi keamanan, seksi konsumsi, seksi transportasi, ticketing dan penanggung jawab gedung) demi kenyamanan segenap kru produksi dan kru artistik.h. Seksi keamanan merencanakan dan melaksanakan pekerjaan keamanan, baik pada masa persiapan pementasan maupun pada waktu pementasan. Tugas seksi keamanan termasuk menata parkir kendaraan penonton pada waktu pementasan.i. Seksi konsumsi merencanakan dan mengadakan konsumsi selama masa persiapan pementasan dan pementasan, maupun setelah pementasan.Seni Budaya 275j. Seksi transportasi merancang dan mendata kebutuhan transportasi yang dibutuhkan selama masa persiapan pementasan dan ketika pementasan berlangsung. Seksi transportasi berkoordinasi dengan house manager tentang kebutuhan transportasi dan penyediaan transportasi yang dibutuhkan.k. Seksi ticketing mulai merancang dan mencetak tiket yang akan dijual pada waktu sebelum pementasan serta jauh hari sebelum pementasan berlangsung. Seksi ticketing melaporkan hasil penjualan tiket kepada seksi pendanaan serta menyerahkan dananya pada seksi pendanaan.l. Penanggung jawab gedung sudah mulai mempersiapkan ruang untuk latihan dan gedung untuk pementasan Teater berdurasi pendek. Penanggung jawab gedung juga bertanggung jawab pada kebersihan dan kenyamanan ruang untuk latihan pemeran dan sutradara, serta kenyamanan pada waktu pementasan teater.2. Pekerjaan Manajemen Artistika. Penguasaan LakonPenguasaan lakon bisa dilakukan dengan cara menganalisis naskah lakon tersebut. Lakon teater terdiri atas dua unsur, yaitu struktur lakon dan tekstur lakon. Struktur lakon seperti halnya struktur karya sastra lainnya, terdiri atas tema, plot, latar cerita, dan penokohan. Sedangkan tekstur lakon hanya dapat dijumpai ketika naskah lakon tersebut sudah dipentaskan. Analisis naskah lakon dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:1. Mencari tema dari lakon yang akan dimainkan. Tema merupakan ide dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan akan menentukan arah jalannya cerita.Tema dalam naskah lakon ada yang secara jelas dikemukakan dan ada yang samar-samar atau tersirat.Tema dalam sebuah lakon bisa tunggal dan bisa juga lebih dari satu. Tema dapat diketahui dengan tiga cara, yaitu:• By what the character say (apa yang diucapkan tokoh-tokohnya).• By what the character do (apa yang dilakukan tokoh-tokohnya).• By the summation and balancing of the saying and doing (melalui jumlah dan keseimbangan ucapan dan kelakuan tokoh-tokohnya).2. Mencari plot dari lakon yang akan dimainkan. Plot dalam per-tunjukan teater mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena berhubungan dengan pola pengadeganan dalam permainan teater dan merupakan dasar struktur irama keseluruhan permainan. 276 Kelas IX SMP/MTs Buku GuruIrama permainan dapat dibagi berdasarkan babak dan adegan atau berlangsung terus menerus tanpa pembagian. Plot dalam naskah lakon akan terwujud dalam susunan peristiwa yang terjadi dalam pementasan. Pembagian plot dalam lakon konvensional biasanya sudah jelas, yaitu bagian awal (berisi perkenalan tokoh, tempat dan memperkenalkan masalah yang akan berlangsung sepanjang pementasan). Bagian tengah (berisi permasalahan yang dilakukan oleh tokoh protagonis dan antagonis, atau biasa disebut dengan bagian yang ruwet dan penuh konfl ik sampai mencapai puncak permasalahan). Bagian akhir (berisi peleraian antara tokoh protagonis dan antagonis, kemudian dilanjutkan penyelesaian masalah).3. Mencari latar cerita atau setting cerita, di mana cerita tersebut berlangsung. Guna mewujudkan suatu pementasan cerita lakon, dibutuhkan penggambaran yang sanggup mencerminkan di mana lakon atau peristiwa yang sedang dinikmati itu terjadi. Latar cerita atau setting cerita mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi ruang, waktu, dan suasana. Dimensi ruang merupakan penggambaran dari ruang atau tempat kejadian peristiwa dalam lakon tersebut (ruang dalam artian ruang nyata, bisa daerah, negara dan lain-lain). Dimensi waktu merupakan penggambaran dari waktu peristiwa dalam lakon itu terjadi (malam, siang, pagi, tahun yang sudah dilalui, tahun yang akan dilalui dan lain-lain). Dimensi suasana merupakan penggambaran dari suasana dari lakon atau peristiwa itu sedang berlangsung (damai, bahagia, peperangan, penuh keributan, mencekam, ceria dan lain-lain). Dimensi ruang, waktu, dan suasana ini digunakan untuk mencari latar cerita yang ada dalam naskah lakon dan diwujudkan sebagai acuan pembuatan setting atau scenery serta suasana tiap pengadeganan lakon.4. Mencari penokohan yang ada dalam naskah lakon. Tokoh-tokoh dalam cerita tidak hanya berfungsi menjalin alur cerita (dengan jalan menjalin peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian) tetapi dapat juga berfungsi sebagai pembentuk bahkan pencipta alur cerita. Tokoh adalah sumber utama terjadinya plot, kejadian muncul dan berkembang karena sikap, ucapan tokoh, bahkan dari sikap berlawanan antartokoh. Tokoh dalam teater atau tokoh yang akan kita perankan juga berpribadi atau berwatak, maka tokoh itu memiliki karakter yang berguna untuk penciptaan wujud tokoh. Penokohan dalam teater secara umum dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pertama, tokoh protagonis adalah tokoh utama dalam lakon yang muncul ingin mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi dalam mencapai Seni Budaya 277cita-citanya. Kedua, tokoh antagonis adalah tokoh yang muncul dalam lakon dan melawan atau menghalang-halangi cita-cita tokoh protagonis. Ketiga, tokoh tritagonis yaitu tokoh yang muncul dalam lakon dan berpihak pada kedua kubu atau malah berada di luar kedua kubu, tokoh tritagonis merupakan pihak ketiga.b. Penguasaan PeranKerja sutradara adalah membuat konsep pementasan dan melatih pemeran untuk menguasai peran yang akan dimainkan. Sutradara dan pemeran sudah harus menguasai peran yang hendak dipentaskan. Penguasaan peran ini sangat penting bagi seorang pemeran, karena yang dimainkan oleh seorang pemeran adalah peran yang ada dalam naskah lakon dan harus menghidupkan peran tersebut melalui dirinya. Untuk dapat menguasai dan menghayati peran yang akan dimainkan, seorang pemeran bisa melakukan langkah kerja sebagai berikut.1. Mengumpulkan tindakan pokok peran, yaitu mengidentifi kasi tindakan-tindakan dan laku yang akan dimainkan oleh pemeran. Misalnya, pemeran akan memainkan siswa yang nakal, mungkin pada adegan pertama, tindakan pokoknya adalah suka mengganggu siswa yang lain. Adegan kedua, melakukan tindakan pokok marah-marah karena mendapat perlawanan dari siswa yang lain. Adegan ketiga, siswa tersebut akan melakukan tindakan pokok menjadi siswa yang alim dan tidak suka kalau melihat siswa yang nakal karena sudah sadar bahwa tindakan nakal itu tidak baik dan seterusnya.2. Mengumpulkan sifat dan watak peran dengan cara menganalisis sifat dan watak peran dalam naskah lakon. Setelah mendapatkan semua sifat dan watak peran, hubungkan dengan tindakan pokok peran yang harus dikerjakan, ditinjau mana yang memungkinkan ditonjolkan sebagai alasan untuk tindakan-tindakan peran.3. Mencari penonjolan karakter peran dengan cara mencari bagian-bagian dalam naskah yang memungkinkan untuk ditonjolkan karakter dari peran tersebut. Langkah ini dilakukan untuk memberi gambaran sifat peran yang akan dimainkan. Misalnya: peran Raja Lear adalah gambaran dari orang yang suka dipuji, maka seorang pemeran harus menonjolkan sifat itu ketika ada kesempatan dalam suatu adegan. Penonjolan ini bisa digambarkan dengan pose tubuh, tingkah laku, cara bebicara, dan ekspresi muka.4. Mencari makna dialog dari peran yang akan dimainkan. Dialog-dialog peran terkadang menggunakan bahasa sastra atau kiasan yang mempunyai makna tersirat. Tugas seorang pemeran adalah 278 Kelas IX SMP/MTs Buku Gurumencari makna yang tersirat tersebut sehingga dimengerti. Jika kita memahami makna kata tersebut maka kita dapat mengekspresikan baik lewat bahasa verbal maupun bahasa tubuh. 5. Menciptakan gerakan-gerakan dan ekspresi peran. Langkah ini bisa dilakukan ketika kita benar-benar merasakan gejolak batin atau emosi ketika mengucapkan dialog. Jika kita tidak merasakan itu, maka gerak dan ekspresi yang timbul bersifat klise atau dibuat-buat. Untuk dapat menciptakan gerak dan ekspresi terlihat natural, seorang pemeran dituntut untuk merasakan gejolak batin atau emosi peran yang dimainkan.6. Menemukan timing yang tepat, baik timing gerakan maupun timing dialog. Langkah kerja ini dimulai dengan menganalisis dialog peran dengan cara membagi dialog tersebut menjadi bagian-bagian kecil. Fungsi dari langkah ini adalah untuk mengetahui makna yang sebenarnya dari dialog tersebut. Kalau sudah diketahui, maka bisa diucapkan dengan timing yang tepat serta dipertegas dengan gerakan.7. Mempertimbangkan teknik pengucapan dialog peran. Langkah ini dilakukan untuk memberikan tekanan dan penonjolan watak peran. Setelah kita membagi-bagi dialog dalam beat, maka tinggal mempertimbangkan bagaimana cara mengucapkan dialog tersebut. Apakah mau diberi tekanan pada salah satu kata, diucapkan dengan dibarengi gerak, diucapkan dulu baru bergerak, atau bergerak dulu baru diucapkan. Harus diingat bahwa pemberian tekanan pada dialog atau gerak-gerak yang kita ciptakan harus mempunyai tujuan, yaitu penggambaran watak peran yang kita mainkan.8. Merancang garis pemeranan yang akan dimainkan sehingga setiap peran yang dimainkan mengalami perkembangan menuju titik klimaks. Garis permainan hampir sama dengan tangga dramatik lakon. Tindakan-tindakan peran yang kuat dihubungkan dengan gambaran watak peran yang kuat pula.9. Mengkompromikan rancangan peran yang akan dimainkan dengan sutradara. Tugas utama seorang pemeran adalah merancangkan dan menciptakan peran yang akan dimainkan. Perancangan peran yang kita ciptakan dari hasil analisis peran, observasi, dan interpretasi harus dikompromikan dengan sutradara. Sedetail apapun ran-cang an peran yang kita ciptakan, tetapi tetap harus kompromi dengan imajinasi dan rancangan sutradara sebagai perangkai dari keseluruhan artistik di atas pentas.Next >