< Previous365Seni BudayaPenilaian hasil melibatkan tes tertulis dan tes lisan. Penilaian hasil dilakukan pada setiap akhir semester.Perhitungan skor akhir menggunakan rumus: Skor DiperolehSkor Maksimalx 4 = Skor AkhirContoh :Skor diperoleh 12, skor tertinggi 4 x 3 pernyataan = 12, maka skor akhir : 3Siswa memperoleh nilai :Sangat Baik : apabila memperoleh skor A – dan ABaik : apabila memperoleh skor B - , B, dan B +Cukup : apabila memperoleh skor C -, C, dan C +Kurang : apabila memperoleh skor D dan D +Tabel konversi nilaiNo.Interval NilaiPredikatKeterangan1.3,83 < x ≤ 4,00ASangat Baik2.3,50< x ≤ 3,83A-Sangat Baik3.3,17< x ≤ 3,50B+Baik4.2,83< x ≤ 3,17BBaik5.2,50< x ≤ 2,83B-Baik6.2,17< x ≤ 2,50C+Cukup7.1,83 < x ≤ 2,17CCukup8.1,50< x ≤ 1,83C-Cukup9.1,17< x ≤ 1,50D+Kurang10.1,00 ≤ x ≤ 1,17DKurang366Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAKPemahaman siswa terhadap submateri pembelajaran akan dapat dicapai dengan lebih baik melalui kerja sama dengan pihak orang tua siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat berinteraksi dengan orang tua siswa, seperti meminta kesediaan para orang tua untuk dapat menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh anak-anak mereka, memberi kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan diskusi di luar proses pembelajaran, berdiskusi dengan anak-anak mereka tentang submateri yang dipelajari di sekolah, serta meluangkan waktu untuk menyaksikan beragam pertunjukan tari bersama anak-anak mereka dan mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pertunjukan tari tersebut.Interaksi dengan Orang Tua367Seni BudayaKI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta me-nerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifi k sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.3.3 Memahami perancangan pementasan teater kontemporer.4.3. Merancang pementasan teater kontemporer sesuai konsep, teknik dan prosedur.Kompetensi IntiKompetensi DasarBAB XVTeater368Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAKSetelah proses pembelajaran dilaksanakan diharapkan siswa dapat:1. Memahami konsep pergelaran teater.2. Mengetahui teknik penggarapan teater.3. Melaksanakan prosedur kekaryaan teater.4. Menciptakan karya teater.5. Menyelenggarakan latihan bersama.6. Mempresentasikan karya teater.7. Menerima kritik untuk perbaikan.Mengamati dengan indra tentang konsep, teknik, dan prosedur berkarya teater dalam proses apresiasi/menonton pergelaran teater.Peta MateriKonsep Pergelaran TeaterTeknik Penggarapan TeaterProsedur Kekaryaan TeaterTeaterPenciptaan Karya TeaterLatihan TeaterPergelaran TeaterEvaluasiTujuan PembelajaranProses PembelajaranMengamati369Seni BudayaMengajukan pertanyaan/berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami sekaligus klarifi kasi berkaitan dengan konsep, teknik, dan prosedur kekaryaan teater.Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data-data dari narasumber melalui angket, wawancara, dan memodifi kasi/menambah/mengembangkan sumber yang dijadikan bahan kajian.Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk kategorisasi, menghubungkan fenomena terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan. Bentuk hasil belajar: mengembangkan interpretasi, struktur baru dalam bentuk hasil kreativitas.Menyajikan laporan baik dalam bentuk tulisan, dan atau presentasi karya teater berupa pergelaran.A. Konsep Pergelaran TeaterSebelum pembelajaran dimulai guru memperlihatkan macam-macam gambar pisik pentas untuk kemudian dianalisis oleh siswa.MenanyaMengumpulkan InformasiMengasosiasiMengomunikasikan370Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK1. Konsep Pergelaran TeaterKonsep pentas didasari oleh bentuk fi sik bangunan panggung. Bentuk fi sik akan berpengaruh pada tata ruang dalam gedung pertunjukan dan posisi pandang penonton terhadap peristiwa pertunjukan. Ada banyak bentuk fi sik bangunan yang biasa digunakan untuk pertunjukan teater dan seni pertunjukan lainnya. Namun secara garis besar hanya ada dua bentuk fi sik yaitu panggung berbatas dan panggung tidak berbatas. Panggung berbatas seperti halnya panggung proscenium di mana ada batas antara panggung tempat berlangsungnya pertunjukan teater dengan tempat duduk penonton. Panggung proscenium biasanya berupa teater tertutup (beratap). Antara panggung dengan tempat duduk penonton ada ruang pembatas berupa orchestra. Deretan tempat duduk penonton semakin belakang semakin tinggi bahkan ada yang menggunakan balkon. Tampak dari tempat duduk penonton, panggung berkesan seperti dinding yang berlubang segi empat tempat permainan teater berlangsung. Di kiri-kanan panggung dilengkapi dengan wing serta layar hitam sebagai pembatas keluar masuknya pemain. Sementara lampu dipasang permanen pada instalasi yang sudah ditentukan. Di bagian depan panggung terdapat layar (tutup-buka) untuk mengawali dan mengakhiri pertunjukan. Di bagian belakang panggung terdapat layar berwarna gelap (biasanya warna hitam) sebagai pembatas belakang. Panggung proscenium cocok untuk konsep pertunjukan teater realis karena sangat memungkinkan untuk memainkan trik panggung membuat suasana seolah-olah seperti yang sebenarnya. Panggung tidak berbatas adalah panggung yang biasanya digunakan untuk pertunjukan teater tradisional. Bentuknya bisa berupa pendopo, atau hanya pelataran saja. Penonton biasanya lesehan, tidak disediakan tempat duduk khusus. Bentuknya setengah lingkaran, atau tapal kuda, atau bahkan melingkar mengelilingi permainan. Antara penonton dan para pemain tidak ada jarak, bahkan bisa berkomunikasi. Bentuk panggung seperti ini sulit bagi penggarap untuk melakukan trik panggung atau teknik dan montase karena semuanya nampak dalam penglihatan penonton.371Seni BudayaSumber: httplorongteatersubang.blogspot.com201212Gambar 15.1 Panggung ArenaKonsep Tata Rias Rias dalam pergelaran teater pada prinsipnya adalah rias karakter tokoh yang dihadirkan. Pentingnya rias selain memperkuat perwatakan tokoh cerita, juga untuk menyembunyikan wajah asli para pemain. Bahannya bisa menggunakan alat-alat kosmetik, bisa juga menggunakan bahan alami sepanjang tidak berdampak buruk pada wajah dan anggota tubuh lainnya. Konsepnya bisa realis (sesuai dengan kenyataan), misalnya tokoh raja dirias seperti raja aslinya, tetapi akan kesulitan mencari rujukannya. Konsep rias bisa juga surealis, mengandalkan imajinasi dan intuisi penata walaupun sulit dipahami oleh akal. Bisa juga metaforis misalnya tokoh seorang koruptor dirias seperti tikus dan seterusnya. Dalam kreativitas berteater tidak terbatas, bebas, asal bisa dipertanggungjawabkan secara artistik dan penonton mendapat pengalaman baru.Konsep Tata BusanaKonsep busana bergantung pada waktu peristiwa cerita kapan terjadi, zaman apa, dan siapa. Jika lakon itu menceritakan zaman purba, maka konsep busananya zaman purba yang minimalis, terbuat dari daun dan kulit pohon. Jika peristiwa terjadi pada zaman kerajaan, maka konsep busananya menggunakan busana raja lengkap dengan atributnya serta pernak-pernik 372Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAKUntuk menjelaskan konsep rias dan busana kepada siswa, sebaiknya guru bekerja sama dengan guru seni rupa. Namun jika merasa menguasai, itu lebih baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipahamkan kepada siswa dalam praktek tata rias meliputi: bahan atau zat pewarna yang dipergunakan agar tidak merusak kulit muka, teknik memoles, dan teknik memberikan aksentuasi untuk menghasilkan kesan karakter yang diharapkan.Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipahamkan kepada siswa dalam praktek desain busana meliputi: teknik membuat pola, teknik memotong, dan teknik menjahit. Agar tidak hambur bahan, konsep rias dibuat berupa sketsa di atas kertas. Begitu juga desain busana, polanya dibuat dengan menggunakan kertas. Setelah dianggap cocok dengan ide, baru menggunakan bahan yang sebenarnya. Proses perwujudan konsep rias dan busana sangat membutuhkan referensi dan orientasi. Guru menghimbau para siswa untuk mengamati dan mempelajari konsep-konsep itu baik melalui buku-buku, gambar-gambar, atau observasi langsung ke lapangan. Tidak harus sama persis, namun hanya kesan menyerupai dengan konsep yang sebenarnya. Penata rias dan busana harus cermat dan jeli melihat esensi dari konsep rias dan busana yang dikenakan oleh tokoh yang dimaksudkan. Setelah itu lakukan modifi kasi dan stilisasi untuk mendapatkan kekhasan supaya tidak sama dengan karya yang sudah ada. Setiap penggarap boleh menafsirkan berbeda perihal rias dan busana tokoh cerita asal bisa dipertanggungjawabkan secara artistik. Hampir setiap cerita yang populer di masyarakat pernah digarap oleh seniman lain sebelumnya. Penggarap berikutnya, Anda harus melihat konsep yang telah mereka gunakan agar tidak berkesan meniru yang sudah ada. Secara tidak sengaja mungkin saja terjadi kemiripan konsep antar penggarap, namun penggarap berikutnya harus berusaha mencari tahu apa yang sudah orang lain kerjakan demi keutuhan karya.yang gemerlapan. Tidak hanya zaman yang akan memberikan inspirasi konsep busana, juga waktu dan peristiwa. Waktunya kapan terjadi? siang atau malam? di mana? Busana raja yang sedang duduk di singgahsana berbeda dengan busana raja yang sedang berburu di hutan belantara. Kita mengenal pakaian yang digunakan di siang hari dan pakaian yang digunakan di malam hari. Ada pakaian yang digunakan untuk bekerja, ke pesta, melayat, bahkan pakaian tidur. Upaya yang detail dalam menyikapi konsep busana akan memperlancar komunikasi estetik dengan penonton.373Seni BudayaKonsep PencahayaanFungsi dasar cahya dalam pergelaran teater adalah menerangi peristiwa panggung agar nampak dipenglihatan para penonton. Percuma jika membuat sebuah pertunjukan teater tetapi tidak terlihat oleh penonton. Cahaya sebagai penerangan adalah fungsi primer, sedangkan fungsi sekundernya adalah memberi efek atau memberi nuansa, memperkuat, memperlemah, menonjolkan atau menyembunyikan, bahkan memperkuat suasana dalam adegan. Cahaya bisa berasal dari matahari, lampu minyak, obor, atau lampu pertunjukan khusus yang sangat canggih. Kapasitas cahaya sangat bergantung pada kapasitas ruang di mana pertunjukan itu digelar. Jika pertunjukan dilaksanakan di ruang terbuka pada siang hari dan terik, tidak perlu menggunakan lampu khusus pertunjukan karena akan sia-sia. Sebaliknya kalau malam hari mungkin perlu ribuan watt untuk menerangi arena pertunjukan.Guru memahamkan para siswa bahwa pencahayaan dalam pergelaran teater tidak selalu harus menggunakan perangkat yang lengkap dan canggih. Namun yang harus dipahami adalah bahwa penggunaan cahaya harus sesuai dengan konsep mau seperti apakah pergelaran itu bisa dinikmati penonton. Apakah cukup dengan cahaya lilin, cempor, atau obor? Apakah pergelaran itu akan dilaksanakan di halaman sekolah pada waktu siang hari menggunakan cahaya matahari? Pencahayaan dalam teater merupakan unsur pendukung agar pergelaran bisa dikomunikasikan kepada penonton secara visual. Dalam realitas banyak karya teater yang digelar dengan menggunakan konsep pencahayaan yang sangat hebat, menyertakan teknologi tata cahaya yang sangat canggih. Namun, yang kita buat adalah pergelaran teater, bukan pertunjukan cahaya atau lampu. Pergelaran teater adalah pergelaran yang sangat murah, namun memerlukan kreativitas yang sangat tinggi. Konsep seni khususnya teater jangan bergantung pada fasilitas, tetapi harus bergantung pada kreativitas.Jika kreativitasnya rendah, maka garapan teater akan cenderung mahal, karena memerlukan fasilitas untuk menutupi kelemahan kreativitas. Sebaliknya, jika kreativitas tinggi, maka fasilitas tidak menjadi tumpuan. 374Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAKKonsep Musik IlustrasiMusik sebagai salah satu media ungkap dalam pergelaran teater. Musik senantiasa hadir dalam setiap pertunjukan teater. Oleh karena itu, perlu konsep tataan yang sangat penting agar musik tidak sekedar bunyi, melainkan kekuatan yang menyertai pergelaran teater. Konsep musik untuk pergelaran teater bisa minimalis, bisa juga maksimalis dengan menggunakan perangkat orchestra besar plus musisinya. Namun, kehadiran musik yang terpenting bukan kuantitasnya, melainkan kualitas dan intensitasnya yang luruh mendukung adegan demi adegan dalam sebuah struktur pergelaran teater.Dari paparan di atas, sekarang Anda coba analisis sebuah pertunjukan yang Anda saksikan, kemudian Anda buat resumenya sebagai bahan diskusi dengan teman Anda. Setelah mengevaluasi karya orang lain seyogyanya Anda mencoba membuat konsep pergelaran teater untuk Anda pentaskan di sekolah Anda. Selamat mencoba.Membuat tataan musik ilustrasi drama harus dikerjakan oleh musisi yang mengerti teater, jika karya yang dimaksud adalah karya teater yang profesional dan digelar untuk dikomersilkan. Apakah siswa-siswa SMA atau sederajat mampu membuat tataan musik ilustrasi drama? Jawabannya pasti mampu, karena yang dibuat adalah musik ilustrasi drama, bukan musik komposisi untuk kebutuhan musik. Kehadiran musik hanya sekedar ilustrasi untuk memperkuat suasana adegan dalam drama. Kecuali yang akan dibuat itu sebuah drama musikal, operet, opera, atau sebangsanya. Karya yang demikian memang berawal dari ide-ide musik, sehingga harus orang musik atau musisi yang menggarapnya.Guru memberikan contoh eksplorasi bunyi untuk kebutuhan ilustrasi. Misalnya guru bicara sambil memukul meja dengan tangannya pelan-pelan. Kemudian bedakan dengan bicara keras sambil memukul meja dengan keras. Contoh lain, guru menyuruh beberapa orang siswa untuk bersenandung, kemudian seorang siswa disuruh membacakan narasi atau puisi, rasakan dan bagaimana kesannya. Jadi, musik dalam pergelaran drama bisa berupa lagu tema yang secara khusus diciptakan, atau kebetulan ada lagu yang temanya sama dengan tema drama, itu bisa digunakan. Bisa juga hanya bunyi- bunyi yang fungsinya untuk memberikan aksentuasi dalam adegan drama. Jika musik tidak mampu memberikan ilustrasi, bisa menggunakan unsur yang lainnya seperti artistik panggung. Yang terpenting ada potensi di dalam tim yang bisa dioptimalkan.Next >