< Previous10 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK E. Strategi Pembelajaran PPKn. 1. Konsep dan Strategi Pembelajaran PPKn.Konsep dan strategi pembelajaran merupakan salah satu elemen perubahan pada Kurikulum 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menguraikan secara jelas konsep dan strategi pembelajaran sebagai implementasi Kurikulum 2013. Berikut disampaikan isi konsep dan strategi pembelajaran tersebut yang juga menjadi dasar strategi dan model umum pembelajaran PPKn.Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang makin lama makin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik agar memiliki kompetensi yang diharapkan. Lebih lanjut, strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Pada gilirannya, mereka diharapkan menjadi komponen penting untuk mewujudkan masyarakat belajar. Kualitas lain yang dikembangkan kurikulum dan harus terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efi sien, dan bermakna.Dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan zaman tempat dan waktu ia hidup. Kurikulum 2013 menganut pandangan PPKn 11dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu, pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.Guru mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik ke pemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru, tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari diberi ”tahu” menjadi ”aktif mencari tahu”.Kurikulum 2013 mengembangkan dua macam pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama pembelajaran langsung, tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh semua mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah maupun dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. 12 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK 2. Pendekatan Saintifi k dalam Pembelajaran PPKnPendekatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientifi c approach), tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok, sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Penjelasan kelima langkah pembelajaran scientifi c approach tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.a. Mengamati1) Setiap awal pembelajaran, peserta didik melakukan kegiatan mengamati. Kegiatan mengamati dapat berupa membaca, melihat, mendengar, dan menyimak. Pada kegiatan mengamati, misalnya mengamati fi lm/gambar/foto/ilustrasi yang terdapat dalam buku PPKn Kelas XII. Kegiatan membaca, misalnya membaca teks yang ada di dalam Buku Teks Pelajaran PPKn. 2) Peserta didik dapat diberikan petunjuk penting yang perlu mendapat perhatian seperti istilah, konsep, atau kejadian penting yang pengaruhnya sangat kuat yang terdapat dalam Buku Teks Pelajaran PPKn.3) Guru dapat menyiapkan diri dengan membaca berbagai literatur yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Peserta didik dapat diberikan contoh-contoh yang terkait dengan materi yang ada di buku teks. Guru dapat memperkaya materi dengan membandingkan Buku Teks Pelajaran PPKn dengan literatur lain yang relevan.4) Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif, guru dapat menampilkan foto-foto, gambar, denah, peta, dan dokumentasi audiovisual (fi lm) dan lain sebagainya yang relevan.b. Menanya1) Peserta didik dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan apa yang sudah mereka baca atau amati, mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun kepada sesama temannya ataupun mengidentifi kasi pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. PPKn 132) Peserta didik dapat saling bertanya jawab berkaitan dengan apa yang sudah mereka baca atau amati. 3) Peserta didik dapat dilatih dalam bertanya dari pertanyaan yang faktual sampai pertanyaan yang hipotetikal (bersifat kausalitas).4) Diupayakan dalam membuat pertanyaan antara peserta didik satu dengan lainnya (khususnya teman sebangku) tidak memiliki kesamaan.c. Mengumpulkan informasi1) Guru merancang kegiatan untuk mencari informasi lanjutan melalui bacaan dari sumber lain yang relevan, melakukan observasi atau wawancara kepada suatu instansi/lembaga atau tokoh-tokoh yang terkait dengan tugas terstruktur atau Praktik Belajar Kewarganegaraan.2) Peserta didik menentukan jenis data yang akan dikumpulkan (kualitatif atau kuantitatif) dan menentukan sumber data (dari buku, majalah, internet, dan sumber lainnya).3) Guru merancang kegiatan untuk melakukan wawancara kepada tokoh masyarakat/instansi/lembaga pemerintahan yang dianggap memahami suatu permasalahan yang sedang dikaji.d. Mengasosiasikan1) Peserta didik dapat membandingkan, mengelompokkan, menentukan hubungan data, menyimpulkan, dan menganalisis informasi mengenai situasi yang terjadi saat ini melalui sumber bacaan yang terakhir diperoleh dengan sumber yang diperoleh dari buku untuk menemukan hal yang lebih mendalam.2) Peserta didik menarik kesimpulan atau membuat generalisasi dari informasi yang dibaca di buku dan dari informasi yang diperoleh dari sumber lain.3) Dalam kegiatan mengasosiasikan, peserta didik diharapkan dapat melakukan analisis terhadap suatu permasalahan, baik secara mandiri/individual maupun secara kelompok.e. Mengomunikasikan1) Peserta didik dapat melaporkan, menyajikan, dan mempresentasikan kesimpulan atau generalisasi dalam bentuk lisan, tertulis, atau produk lainnya.2) Peserta didik menerapkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tuntutan KI-4.14 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK 6) Kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan dalam bentuk presentasi/penyajian materi/penyampaian hasil temuan, baik secara kelompok maupun mandiri.7) Kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan dengan menyerahkan hasil kerja (unjuk kerja) secara tertulis.8) Kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan dengan menyerahkan hasil wawancara (laporan observasi).9) Jika kegiatan dilakukan dalam bentuk bermain peran, peserta didik dapat membuat skenario cerita yang kemudian diperankan oleh peserta didik.10) Dalam setiap pembuatan laporan hasil observasi/wawancara/Praktik Belajar Kewarganegaraan harus disertai dengan tanda tangan orang tua (komunikasi peserta didik dan orang tua).Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat diperinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.Tabel 2 Kegiatan PembelajaranLangkah PembelajaranKegiatan BelajarKompetensi yang DikembangkanMengamatiMembaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).Melatih kesungguhan dan ketelitian, mencari informasi.MenanyaMengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.PPKn 15Mengumpulkan Informasi -Melakukan eksperimen. -Membaca sumber lain selain Buku Teks Pelajaran PPKn Kelas XII.-Mengamati objek/kejadian. -Aktivitas.-Wawancara dengan narasumber.Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.Mengasosiasikan/Mengolah Informasi-Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. -Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.MengkomunikasikanMenyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.16 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK 3. Model Pembelajaran PPKnSebagaimana telah disebutkan, pembelajaran PPKn pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifi k atau pendekatan berbasis proses keilmuan, dengan strategi pembelajaran kontekstual. Pendekatan saintifi k dapat menggunakan beberapa model pembelajaran yang merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintaks, pengaturan, dan budaya. Model pembelajaran yang dikembangkan dalam PPKn, yaitu discovery learning, inquiry learning, problem-based learning, dan project-based learning.Discovery learning dan inquiry learning berorientasi pada penemuan, peserta didik dituntut untuk menemukan sesuatu. Biasanya sesuatu yang ditemukan itu adalah konsep. Artinya, dengan belajar penemuan, anak-anak tidak diberi tahu terlebih dahulu konsepnya, dan setelah mereka mengamati, menanya, menalar, dan mencipta serta mencoba mereka akhirnya menemukan konsep itu. Problem-Based Learning adalah pembelajaran yang menyajikan pemecahan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar memecahkan masalah dunia nyata (real world). Sedangkan Project-Based Learning menekankan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari kegiatan melakukan suatu proyek yang menghasilkan suatu karya melalui pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya di masyarakat. Model pembelajaran dalam mata Pelajaran PPKn yang sesuai dengan pembelajaran berbasis discovery (penemuan) dan inquiry (pencarian) antara lain Pembiasaan, Keteladanan, Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Kajian Dokumen Historis.Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning/PBL) diterapkan melalui Meneliti isu Publik, Klarifi kasi Nilai, Pembelajaran Berbasis Budaya, Kajian Konstitusional, Refl eksi Nilai-Nilai Luhur, dan Debat Pro-Kontra.Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning/PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Model pembelajaran dalam mata pelajaran PPKn yang sesuai dengan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning/PjBL) antara lain Penciptaan Suasana Lingkungan, Partisipasi dalam Asosiasi, Mengelola PPKn 17Konfl ik, Pengabdian kepada Masyarakat, Melaksanakan Pemilihan, Projek Belajar Kewarganegaraan, Partisipasi dalam Asosiasi, Bermain/Simulasi, Kajian Karakter Ketokohan, Mengajukan Usul dan Petisi, dan Berlatih Demonstrasi Damai.Merujuk pada desain pembelajaran yang sudah dikemukakan, berikut ini disajikan berbagai model pembelajaran yang menjadi ciri khas mata pelajaran PPKn.Tabel 3. Model-Model Pembelajaran Khas PPKnNoNama ModelKonseptualOprasional1.PembiasaanPenugasan dan pemantauan pelaksanaan sikap dan/atau perilaku kewargaan (sekolah/masyarakat/negara) yang baik oleh peserta didik.1. Guru menjelaskan tentang pelaksanaan pembiasaan yang terkait dengan materi pembelajaran (menyanyikan lagu nasional/daerah).2. Salah satu peserta didik diberi tugas untuk memimpin (dilakukan secara bergantian).3. Peserta didik menyanyikan lagu nasional/daerah yang sesuai dengan materi.4. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan keterkaitan lagu dengan materi.2.KeteladananPenampilan sikap dan/atau perilaku kewargaan (sekolah/masyarakat/warga negara) yang baik dari seluruh unsur managemen sekolah dan guru.1. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk mencari contoh peraturan yang berlaku di sekolah.2. Peserta didik memberikan ulasan tentang peraturan yang berlaku di sekolah contoh tentang pakaian seragam.3. Guru memberikan contoh/teladan tentang cara berpakaian yang benar dan sesuai dengan peraturan sekolah.4. Peserta didik mampu meneladani perilaku guru yang telah memberikan teladan dalam kegiatan pembelajarannya.18 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK 3.Penciptaan Suasana LingkunganPenataan lingkungan kelas/sekolah dengan kelengkapan simbol-simbol kemasyarakatan/ kenegaraan, antara lain Bendera Merah Putih, Garuda Pancasila, Foto Presiden dan Wakil Presiden.1. Guru memberikan tugas secara berkelompok tentang konsep penataan ruang dan lingkungan kelas.2. Peserta didik dengan dipandu ketua kelompoknya membahas tentang konsep penataan ruang dan lingkungan kelas.3. Setiap kelompok mempresentasikan konsep penataan ruang dan lingungan kelas.4. Peserta didik dibantu guru menyepakati konsep ruang dan lingkungan kelas.5. Pelaksanaan hasil diskusi yang merupakan kesepakatan tentang penataan ruang dan lingkungan kelas.4.Diskusi Peristiwa PublikPeserta didik secara perseorangan diminta mengangkat suatu peristiwa yang sangat aktual di lingkungannya, kemudian difasilitasi untuk menetapkan satu peristiwa untuk didiskusikan secara kelompok (3 – 5 orang).1. Guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan pengetahuannya tentang peristiwa publik yang sedang terjadi.2. Dari berbagai usulan yang ada, peserta didik menyepakati satu topik bahasan yang akan dijadikan bahan diskusi.3. Peserta didik dengan dipimpin oleh ketua kelompoknya melakukan diskusi.4. Dari kelompok yang ada diberikan kesempatan untuk mempresentasikan.5. Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan dikaitkan dengan materi pelajaran.PPKn 195.Partisipasi dalam AsosiasiPeserta didik difasilitasi untuk membentuk dan bekerja sama dalam klub-klub di sekolahnya dan masyarakat, misalnya klub pencinta alam, penyayang binatang, penjaga kelestarian lingkungan, dll.1. Guru menjelaskan tentang pentingnya asosiasi /kerja sama dalam kehidupan.2. Peserta didik mengajukan beberapa usulan tentang bentuk-bentuk asosiasi yang mereka inginkan dan sesuai dengan topik bahasan hari itu.3. Peserta didik secara berkelompok membahas berbagai langkah yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan asosiasi yang telah disepakati.4. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil diskusinya.5. Difasilitasi oleh guru, peserta didik menyimpulkan hasil kerja kelompoknya yang merupakan cara termudah dalam memahami dan mengerti terhadap materi pelajaran yang dibahas oleh guru.6.Mengelola Konfl ikPeserta didik berlatih menengahi suatu konfl ik antarpeserta didik di sekolahnya melalui bermain peran sebagai pihak yang terlibat konfl ik dan yang menjadi mediator konfl ik secara bergantian, dengan menerapkan mediasi konfl ik yang cocok.1. Guru memosisikan peserta didik terlibat konfl ik tentang kondisi kelas yang semrawut.2. Sebagian peserta didik menyalahkan petugas piket kelas yang malas.3. Peserta didik lainnya menyalahkan ketidaktegasan ketua kelas.4. Ada beberapa peserta didik yang mencoba menyelesaikan konfl ik dengan mengajak bermusyawarah.5. Hasil musyawarah menyepakati adanya pembagian tugas guna terciptanya kelas yang rapi.6. Pemodelan ini dikaitkan dengan materi pelajaran dan sebagai contoh dalam ”Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara”.Next >