< Previous20 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK 7.Mengajukan Usul/PetisiDiadakan simulasi menyusun usulan/petisi dari masyarakat adat yang merasa dirugikan oleh pemerintah setempat yang akan membuat jalan melewati tanah miliknya tanpa ganti rugi yang memadai. Petisi disampaikan secara damai.1. Guru merancang pembelajaran dengan melibatkan peserta didik sebagai pihak yang dirugikan.2. Guru membagi kelompok dengan anggota 4–5.3. Peserta didik dengan dipimpin ketua kelompoknya merancang usulan terkait dengan kerugian yang mereka dapatkan.4. Ketua kelompok sebagai perwakilan kelompoknya mengajukan usulan/petisi yang telah disepakati oleh kelompoknya.5. Guru menyimpulkan bersama usai pembahasan tentang maksud dari petisi itu.8.Debat Pro-KontraDipilih suatu kebijakan publik (riil atau fi ktif) yang mengundang pandangan pro dan kontra. Setiap kelompok peserta didik (2–3 orang) diprogram untuk masing-masing berperan sebagai kelompok yang pro atau yang kontra terhadap kebijakan tersebut. Seting debat dipimpin oleh guru atau peserta didik sebagai moderator. Dengan cara itu, diharapkan terbiasa berargumentasi secara rasional dan elegan.1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lain kontra.2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok di atas.3. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik dapat mengemukakan pendapatnya. 4. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi.5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap. 6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai. PPKn 219.Projek Belajar KewarganegaraanSecara klasikal, peserta didik difasilitasi untuk merancang dan mengembangkan kegiatan pemecahan masalah terkait kebijakan publik dengan menerapkan langkah-langkah: pemilihan masalah, pemilihan alternatif kebijakan publik, pengumpulan data dan penyusunan portofolio, serta diakhiri dengan simulasi dengar pendapat dengan pejabat terkait.1. Peserta didik mengamati tayangan video/fi lm dengan penuh rasa syukur dan atau membaca dari berbagai sumber tentang kebijakan publik.2. Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok dan masing-masing mengidentifi kasi dan pemilihan masalah dan pemilihan alternatif kebijakan publik dengan mengajukan pertanyaan.3. Peserta didik mengumpulkan data dari berbagai sumber secara bekerja sama dalam kelompok, menganalisis dan menyimpulkan hasil dengar pendapat dengan pejabat terkait tentang kebijakan publik sesuai alternatif yang dipilih.4. Peserta didik menyajikan hasil analisis dan menyusun portofolio tentang kebijakan publik.10.Mengklarifi kasi NilaiPeserta didik difasilitasi secara dialogis untuk mengkaji suatu isu nilai, mengambil posisi terkait nilai itu, dan menjelaskan mengapa ia memilih posisi nilai itu.1. Guru membangun dialog dengan peserta didik tentang kajian isu nilai yang sedang berkembang. 2. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan mengambil posisi terkait nilai itu.3. Peserta didik mengumpulkan data tentang isu nilai dipilih dan menjelaskan mengapa ia memilih posisi nilai itu.4. Peserta didik menyajikan tentang isu nilai dan menyampaikan alasan memilih nilai tersebut.5. Peserta didik bersama guru menyimpulkan dan mengklasifi kasikan nilai-nilai yang dibahas.22 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK 11.Bermain Peran/SimulasiGuru menentukan tema/bentuk permainan/simulasi yang menyentuh satu atau lebih dari satu nilai dan/atau moral Pancasila. Peserta didik difasilitasi untuk bermain/bersimulasi terkait nilai dan/atau moral Pancasila, yang diakhiri dengan refl eksi penguatan nilai dan/atau moral tersebut.1. Guru menentukan tema/bentuk permainan/simulasi yang menyentuh satu atau lebih dari satu nilai dan/atau moral Pancasila. 2. Peserta didik mencari referensi tentang model dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang diangkat menjadi tema dan permainan.3. Peserta didik membuat skenario dan menentukan peran masing-masing dari anggota kelompok.4. Peserta didik menampilkan peran masing-masing dan peserta didik lain menjadi pengamat. 5. Peserta didik melakukan refl eksi penguatan nilai dan/atau moral tersebut.12.Pembelajaran Berbasis BudayaGuru menggunakan unsur kebudayaan, di antaranya lagu daerah, benda cagar budaya, dan lain-lain untuk mengantarkan nilai dan/atau moral; atau guru melibatkan peserta didik untuk melakukan peristiwa budaya seperti lomba baca puisi perjuangan, pentas seni Bhinneka Tunggal Ika.1. Peserta mengamati tayangan fi lm dan musik yang mengandung unsur kebudayaan, di antaranya lagu daerah dan benda cagar budaya.2. Peserta didik mengumpulkan dari berbagai media tentang lagu daerah serta nilai yang terkandung di dalamnya.3. Peserta didik menyusun sebuah puisi yang sesuai dengan nilai budaya yang diperoleh.4. Peserta didik menampilkan hasil karya budaya dalam lomba baca puisi perjuangan, pentas seni Bhinneka Tunggal Ika.PPKn 2313.Kajian Karakter KetokohanPeserta didik difasilitasi mencari dan memilih satu tokoh dalam masyarakat dalam bidang apa saja; menemukan karakter dari tokoh tersebut; menjelaskan mengapa tokoh tersebut itu menjadi idolanya.1. Peserta didik difasilitasi dengan berbagai media untuk mencari dan memilih satu tokoh dalam masyarakat dalam bidang apa saja. 2. Peserta didik menentukan seorang tokoh dan mengidentifi kasi untuk menemukan karakter dari tokoh tersebut.3. Peserta didik mengumpulkan data tentang tokoh yang dipilihnya.4. Peserta didik menjelaskan mengapa tokoh tersebut itu menjadi idolanya.5. Peserta didik menyimpulkan nilai yang dapat diambil dari tokoh tersebut.14.Berlatih Demonstrasi DamaiGuru menskenariokan adanya kebijakan publik yang merugikan hajat hidup orang banyak, misalnya penguasaan aset negara oleh orang asing, Kemudian peserta didik difasilitasi secara kelompok untuk melakukan demonstrasi damai kepada pihak pemerintah pusat.1. Peserta didik mengamati paparan guru tentang adanya kebijakan publik yang merugikan hajat hidup orang banyak.2. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengumpulkan data sebagai bahan narasi. 3. Peserta didik melakukan demonstrasi damai kepada penentu kebijakan yang telah merugikan banyak orang.4. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan demonstrasi damai dan menampilkan nilai-nilai yang diperoleh.24 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK 15.Kajian KonstitusiPeserta didik difasilitasi untuk mencari ketentuan di dalam UUD NRI Tahun 1945 dan peraturan perundangan di bawahnya mengenai materi pokok, suatu peristiwa/kasus yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang ada, misalnya pejabat setempat yang menerima uang suap. Secara berkelompok peserta didik diminta untuk menguji kesesuaiannya dengan ketentuan yang ada diskusi mendalam dengan penuh argumentasi.1. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok difasilitasi untuk mencari ketentuan di dalam UUD NRI Tahun 1945 dan suatu peristiwa/kasus yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang ada.2. Peserta didik mengumpulkan data dan menganalisis peristiwa/kasus berdasarkan UUD NRI Tahun 1945.3. Peserta didik menyajikan hasil analisis kerja kelompok, dan memberikan argumentasi untuk memberikan alasan. 4. Peserta didik melakukan pengambilan kesimpulan hasil menguji konstitusi (kesesuaiannya dengan ketentuan yang ada). 16.Refl eksi Nilai-Nilai Luhur PancasilaSecara selektif guru membuat daftar nilai-nilai luhur Pancasila yang selama ini dilupakan atau dilecehkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara klasikal, guru memfasilitasi curah pendapat mengapa hal itu terjadi. Selanjutnya, setiap kelompok peserta didik (2–3) orang menggali apa kandungan nilai/moral yang perlu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.1. Peserta didik mengamati daftar nilai-nilai luhur Pancasila yang selama ini dilupakan atau dilecehkan dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan oleh guru.2. Peserta didik mengidentifi kasi dan mengajukan pertanyaan dengan menggunakan high-order-thinking skills (HOTS) tentang hal tersebut. 3. Peserta didik dalam setiap kelompok (2-3) orang menggali dari berbagai media apa kandungan nilai/moral yang perlu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.4. Peserta didik menampilkan hasil analisis yang menjadi kandungan nilai/moral yang perlu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.5. Peserta didik menyimpulkan nilai/moral yang perlu diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.PPKn 25Pemilihan model pembelajaran hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut. a) Tujuan pembelajaran dan sifat materi pelajaran apakah materi itu termasuk ranah sikap, pengetahuan, atau keterampilan; b) Karakteristik kemampuan peserta didik misalnya kemampuan membaca, motivasi dalam belajar, kemampuan dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); c) Alokasi waktu yang tersedia; d) Sumber belajar dan media pembelajaran yang tersedia; e) Ketersediaan fasilitas/sarana dan prasarana seperti kondisi ruang kelas, fasilitas perpustakaan, dan akses internet.Pemilihan model pembelajaran ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Model pembelajaran yang digunakan hendaknya memperhatikan identifi kasi materi, yaitu tingkat kedalaman dan keluasan materi dalam Kompetensi Dasar, misalnya tingkatan Pengetahuan “memahami” berbeda dengan tingkatan Pengetahuan ”menganalisis” dalam pemilihan model pembelajaran. Selain itu, memperhatikan materi sesuai dengan ranah sikap, pengetahuan, atau keterampilan. Contoh model pembelajaran ”memahami nilai-nilai Pancasila” berbeda dengan model pembelajaran untuk ”menganalisis nilai-nilai Pancasila”.F. Strategi Dasar Penilaian Pembelajaran PPKn1. Pengertian PenilaianPenilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Berdasarkan pada PP. Nomor 32 Tahun 2013, dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian disebutkan bahwa ”Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang 26 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Fungsi penilaian hasil belajar adalah sebagai berikut: 1) bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas; 2) umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar; 3) meningkatkan motivasi belajar peserta didik; dan 4) evaluasi diri terhadap kinerja peserta didik.Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.2. Pendekatan Penilaiana. Penilaian OtentikPenilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif, baik masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Proses ini, guru mengumpulkan format tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Beberapa karakteristik penilaian otentik sebagai berikut.1) Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran, bukan terpisah dari proses pembelajaran.2) Penilaian mencerminkan hasil proses pembelajaran pada kehidupan nyata, tidak berdasarkan pada kondisi yang ada di sekolah.3) Menggunakan bermacam-macam instrumen, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.4) Penilaian bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.5) Penilaian mencakup penilaian proses pembelajaran dan hasil belajar.b. Penilaian Acuan Kriteria (PAK)PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, PPKn 27daya dukung, dan karakteristik peserta didik. Sejalan dengan ini, guru didorong untuk menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) serta tidak berorientasi pada pencapaian target kurikulum semata.3. Prinsip-Prinsip PenilaianPenilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagaimana mengacu kepada Pasal 5 Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016. Adapun prinsip-prinsipnya adalah sebagai berikut.a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.4. Bentuk dan Teknik Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilana. Penilaian Sikap1) Pengertian Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku peserta didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang 28 Buku Guru Kelas XII SMA/MA/SMK/MAK digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti peserta didik sesuai butir-butir sikap dalam Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1) dan Kompetensi Inti Sikap Sosial (KI-2). Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial dilakukan secara berkelanjutan dengan menggunakan observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang menjadi tugas dari setiap pendidik. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman (peer assessment) dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfi rmasi hasil penilaian sikap oleh pendidik. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester ditulis dalam bentuk deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik. 2) Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap dilakukan melalui observasi yang dicatat dalam jurnal. Teknik penilaian sikap dijelaskan pada skema berikut.Gambar 1. Skema penilaian sikapPenilaian SikapUtamaPenunjangObservasi oleh guru MP selama 1 semesterDilaksanakan selama proses pembelajaran dan di luar pembelajaranDilaksanakan di luar jam pembelajaran baik secara langsung maupun berdasarkan informasi/laporan yang validDilaksanakan sekurang -kurangnya 1 kali dalam satu semesterObservasi oleh guru BK & Walas selama 1 semesterPenilaian diri dan penilaian antar temanPPKn 29a) Observasi Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Asumsinya setiap peserta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial. Catatan hal-hal positif dan menonjol digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku negatif digunakan untuk pembinaan. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah lembar observasi atau jurnal. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester.Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap. Berdasarkan catatan tersebut pendidik membuat deskripsi penilaian sikap peserta didik selama satu semester. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian sikap dengan teknik observasi: (1) Jurnal digunakan selama periode satu semester. (2) Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik yang mengikuti mata pelajarannya. (3) Hasil observasi guru mata pelajaran diserahkan kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut.(4) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-butir sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu, jika butir-butir sikap tersebut muncul/ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya. (5) Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari satu kali atau tidak muncul sama sekali. (6) Perilaku peserta didik yang tidak menonjol (sangat baik atau kurang baik) tidak perlu dicatat dan dianggap peserta didik tersebut menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan norma yang diharapkan.Next >