< PreviousMATEMATIKA343 tetromino yang lainnya. Ketika L-block mencapai bagian bawah papan permaian tetris ada 4 kemungkinan posisi L-block. Perhatikan gambar di bawah ini. Pemain bebas menetukan pada posisi mana sebaiknya L-block diletakkan.h. Setelah L-block mencapai bagian bawah papan permainan, selanjutnya kembali muncul I-block, kemudian diikuti oleh O-block, S-block, T-block, Z-block, J-block, dan terakhir L-block. Jika telah selesai, maka kembali lagi ke I-block, lalu O-block, dan seterusnya seperti urutan yang dijelaskan sebelumnya. Permainan berhenti jika tetromino yang digunakan telah habis.6. Syarat dari permaian ini yaitu:- Tidak boleh ada kotak yang kosong di sela-sela tetromino- Jika baris bagian bawah dari papan permainan telah penuh, kamu dapat mengisi baris pada bagian yang berada pada posisi lebih atas- Jika baris bagian bawah dari papan permainan telah penuh, kamu dapat mengisi baris pada bagian yang berada pada posisi lebih atas- Kamu tidak diperbolehkan mengubah urutan dan posisi awal dari kemunculan tetromino- Kamu hanya diperbolehkan melakukan rotasi dan translasi pada masing-masing tetromino- Permainan berhenti jika tetromino telah habis344Buku Guru Kelas IX SMP/MTsTugasSediakan kertas untuk mencatat, lalu buatlah tabel seperti di bawah iniNo.Nama/Label TetrominoUrutan Translasi1.I-1...2.O-1...3.S-1...4.⋮⋮Jelaskan rangkaian urutan translasi yang dilakukan oleh tiap-tiap tetromino dari awal kemunculan hingga mencapai posisi akhir. Catatlah pada tabel di atas. Sajikan hasilmu tersebut di depan kelas.MATEMATIKA345A. Pengantar Bab ini berisi materi Kekongruenan dan Kesebangunan yang disajikan dalam empat subbab yaitu:- Kekongruenan Bangun Datar, - Kekongruenan Dua Segitiga, - Kesebangunan Bangun Datar, - Kesebangunan Dua Segitiga. Guru sebisa mungkin mengarahkan siswa untuk menemukan konsep mengenai kekongruenan dan kesebangunan bangun datar melalui kegiatan-kegiatan yang disajikan dalam Buku Siswa. Guru juga harus mengupayakan adanya internalisasi KI-1 dan KI-2 dalam kegiatan pembelajaran.B. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Berikut ini adalah KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi Bab IV Kekongruenan dan Kesebangunan. KI dan KD ini berdasarkan revisi KI dan KD pada tanggal 21 Oktober 2015 sedangkan indikator yang tercantum pada buku ini dapat dikembangkan lagi oleh guru. Bab IVKekongruenan dan Kesebangunan346Buku Guru Kelas IX SMP/MTsTabel 4.1 Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi Bab IV tentang Kekongruenan dan KesebangunanKompetensi Inti1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.4. Mengolah, menyaji, dan menalardalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.Kompetensi Dasar3.6 Menjelaskan dan menentukan kesebangunan dan kekongruenan antarbangun datar.4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan antarbangun datar.Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar 3.63.6.1 Mengidentifikasi dua benda/bangun kongruen atau tidak.3.6.2 Menjelaskan syarat-syarat dua bangun segi banyak yang kongruen.3.6.3 Menguji dan membuktikan dua segitiga kongruen atau tidak.3.6.4 Mengidentifikasi dua benda sebangun atau tidak.3.6.5 Menjelaskan syarat-syarat/sifat-sifat dua bangun segi banyak yang sebangun.3.6.6 Menguji dan membuktikan dua segitiga sebangun atau tidak.MATEMATIKA347Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar 4.64.6.1 Menentukan panjang sisi atau besar sudut yang belum diketahui dari dua bangun segi banyak yang kongruen.4.6.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari berdasarkan hasil pengamatan yang terkait penerapan konsep kekongruenan bangun datar segi banyak.4.6.3 Menentukan panjang sisi atau besar sudut yang belum diketahui dari dua bangun segi banyak yang sebangun.4.6.4 Menyelesaikan masalah sehari-hari berdasarkan hasil pengamatan yang terkait penerapan konsep kesebangunan bangun datar segi banyak.C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada Bab 4 ini, siswa diharapkan dapat:Pertemuan 1:3.6.1 Mengidentifikasi dua benda/bangun kongruen atau tidak, jika diberikan beberapa gambar atau bangun datar. 3.6.2 Menjelaskan syarat-syarat/sifat-sifat dua bangun segi banyak yang kongruen, jika diberikan gambar dua bangun segi banyak yang kongruen.Pertemuan 2:3.6.3 Menguji dan membuktikan dua segitiga kongruen atau tidak, jika diberikan gambar dua segitiga kongruen beserta beberapa informasi mengenai panjang sisi atau besar sudutnya.3.6.4 Mengidentifikasi dua benda sebangun atau tidak, jika diberikan gambar beberapa bangun segi banyak beserta beberapa informasi mengenai panjang sisi atau besar sudutnya.3.6.5 Menjelaskan syarat-syarat/sifat-sifat dua bangun segi banyak yang sebangun, jika diberikan gambar dua bangun segi banyak yang sebangun.3.6.6 Menguji dan membuktikan dua segitiga sebangun atau tidak, jika diberikan gambar dua segitiga sebangun beserta beberapa informasi mengenai panjang sisi atau besar sudutnya.348Buku Guru Kelas IX SMP/MTsPertemuan 3:4.6.1 Menentukan panjang sisi atau besar sudut yang belum diketahui dari dua bangun segi banyak yang kongruen, jika diberikan gambar dua bangun/lebih segi banyak kongruen beserta beberapa informasi mengenai panjang sisi atau besar sudutnya.4.6.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari berdasarkan hasil pengamatan yang terkait penerapan konsep kekongruenan bangun datar segi banyak, jika diberikan permasalahan terkait.4.6.3 Menentukan panjang sisi atau besar sudut yang belum diketahui dari dua bangun segi banyak yang sebangun, jika diberikan gambar dua/lebih bangun segi banyak yang sebangun beserta beberapa informasi mengenai panjang sisi atau besar sudutnya.4.6.4 Menyelesaikan masalah sehari-hari berdasarkan hasil pengamatan yang terkait penerapan konsep kesebangunan bangun datar segi banyak, jika diberikan permasalahan terkait.D. Materi Pembelajaran dan Alokasi Waktu Pembelajaran dan penilaian Bab 4 ini memerlukan waktu 20 jam pelajaran (JP) atau 8 kali tatap muka (TM), dengan asumsi 5 JP/minggu diorganisasikan menjadi dua kali TM, yaitu 3 JP dan 2 JP. Pembagian 22 JP tersebut adalah sebagai berikut:Tabel 4.2. Materi Pembelajaran dan Alokasi WaktuMateriAlokasi WaktuKekongruenan Bangun Datar2 JPKekongruenan Dua Segitiga5 JPKesebangunan Bangun Datar5 JPKesebangunan Dua Segitiga5 JPPresentasi Proyek dan Tes Tulis (Ulangan Harian) 5 JPMATEMATIKA349E. Materi Esensial Syarat Dua Bangun Datar KongruenMateri Esensi 4.1Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan kongruen.Dua bangun segi banyak (poligon) dikatakan kongruen jika memenuhi dua syarat, yaitu: (i) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, dan(ii) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.AJDMCLBKsisi AB dan JKsisi yang bersesuaian∠D dan ∠M adalah sudut yang bersesuaian Sudut-sudut yang bersesuaian: ∠A dan ∠J → m∠A = m∠J ∠B dan ∠K → m∠B = m∠K ∠C dan ∠L → m∠C = m∠L ∠D dan ∠M → m∠D = m∠M Sisi-sisi yang bersesuaian: AB dan JK → AB = JK BC dan KL → BC = KL CD dan LM → CD = LM DA dan MJ → DA = MJ Jika bangun ABCD dan JKLM memenuhi kedua syarat tersebut, maka bangun ABCD dan JKLM kongruen, dinotasikan dengan ABCD ≅ JKLM. Jika bangun ABCD dan JKLM tidak memenuhi kedua syarat tersebut maka bangun ABCD dan JKLM tidak kongruen, dinotasikan dengan ABCD ≅ JKLM.Catatan: Ketika menyatakan dua bangun kongruen sebaiknya dinyatakan berdasarkan titik-titik sudut yang bersesuaian dan berurutan, contohnya: ABCD ≅ JKLM atau BADC ≅ KJML atau CDAB ≅ LMJK 350Buku Guru Kelas IX SMP/MTsSyarat Dua Segitiga KongruenMateri Esensi 4.2 Dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dinamakan kongruen. Dua segitiga dikatakan kongruen jika hanya jika memenuhi syarat berikut ini: (i) sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (ii) sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.ADEFCSisi AC dan DF adalah sisi yang bersesuaian∠B dan ∠E adalah sudut yangbersesuaianBSisi-sisi yang bersesuaian: Sudut-sudut yang bersesuaian: AB dan DE → AB = DE ∠A dan ∠D → m∠A = m∠D BC dan EF → BC = EF ∠B dan ∠E → m∠B = m∠E CA dan FD → CA = FD ∠C dan ∠F → m∠C = m∠F atau dengan kata lain 1ABBCACDEEFDF=== Jika ∆ABC dan ∆DEF memenuhi syarat tersebut, maka ∆ABC dan ∆DEF kongruen, dinotasikan dengan ∆ABC ≅ ∆DEF. Jika ∆ABC dan ∆DEF tidak memenuhi syarat tersebut maka maka ∆ABC dan ∆DEF tidak kongruen, dinotasikan dengan ∆ABC ≇ ∆DEF.MATEMATIKA351Catatan: Ketika menyatakan dua segitiga kongruen sebaiknya berdasarkan titik-titik sudut yang bersesuaian dan berurutan, contohnya: ∆ABC ≅ ∆DEF atau ∆BAC ≅ ∆EDF atau ∆CBA ≅ ∆FEDbukan ΔABC ≅ ΔEDF atau ΔABC ≅ ΔEFD atau yang lainnya. Untuk menguji apakah dua segitiga kongruen atau tidak, tidak perlu menguji semua pasangan sisi dan sudut yang bersesuaian. Dua segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu kondisi berikut ini:1. Ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sisi – sisi – sisi.2. Dua pasang sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapitnya sama besar. Biasa disebut dengan kriteria sisi – sudut – sisi.3. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan kedua sudut tersebut sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut – sisi – sudut.352Buku Guru Kelas IX SMP/MTs4. Dua pasang sudut yang bersesuaian sama besar dan sepasang sisi yang bersesuaian sama panjang. Biasa disebut dengan kriteria sudut – sudut – sisi.5. Khusus untuk segitiga siku-siku, sisi miring dan satu sisi siku yang bersesuaian sama panjang. Kesebangunan Bangun DatarMateri Esensi 4.3 Dua bangun datar yang mempunyai bentuk yang sama disebut sebangun. Tidak perlu ukurannya sama, tetapi sisi-sisi yang bersesuaian sebanding (proportional) dan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Perubahan bangun satu menjadi bangun lain yang sebangun melibatkan perbesaran atau pengecilan.Dengan kata lain dua bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat:(i) perbandingan panjang sisi yang bersesuaian senilai ABBCCDADEFFGGHEH===(ii) sudut yang bersesuaian besarnya samam∠A = m∠E ABHGFECDm∠B = m∠F m∠C = m∠G m∠D = m∠HNext >