< PreviousPendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti209b. Kemiskinan Manusia di Indonesia Berikut adalah tabel tentang persentase orang miskin di Indonesia sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2013. Tabel 12.2 Persentase Orang Miskin di Indonesia 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Relative Poverty(% di populasi) 16.0 17.8 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 11.7 11.5Absolute Poverty(dalam juta) 35 39 37 35 33 31 30 29 29Sumber: World Bank and Statistics Indonesia Relative poverty adalah ukuran kemiskinan berdasarkan standar hidup yang ada di negara tersebut. Tentunya ini berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain. Negara yang miskin menetapkan standar hidup yang lebih rendah daripada negara kaya. Dengan bertambah kaya atau miskinnya negara tersebut, tentu standar hidup pun mengalami perubahan. Sebaliknya, absolute poverty merujuk pada ukuran kemiskinan yang sama pada semua negara dan tidak berubah dari waktu ke waktu. Ukuran yang ditetapkan oleh Bank Dunia adalah seseorang dianggap miskin bila hidup di bawah 1,25 dolar Amerika per hari, namun sejak beberapa tahun terakhir pemerintah Indonesia menerapkan standar yang lebih rendah lagi, yaitu seseorang dianggap miskin bila penghasilannya tidak melebihi 292,951 rupiah sebulan. Perbedaan penetapan ukuran kemiskinan ini membuat jumlah orang miskin di Indonesia nampaknya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Inilah yang banyak dikritik para ahli ekonomi dan media massa karena menimbulkan kesan bahwa pemerintah Indonesia berhasil mengentaskan kemiskinan, padahal dalam kenyataannya tidak demikian. Bila standar dari Bank Dunia diterapkan untuk menghitung banyaknya orang miskin di Indonesia, jumlahnya meningkat menjadi mendekati 40% (Indonesia-Investment, 2013). Sungguh kondisi yang sangat memilukan. Untuk mengentaskan kemiskinan, pembukaan lapangan pekerjaan dan pemberian kesempatan pendidikan menjadi kunci yang menentukan. Di mana kehadiran gereja dalam hal ini? Berita baik tidak sekadar bicara tentang keselamatan surgawi, tetapi tentang kehidupan duniawi. Contoh gereja yang mengambil peran aktif dan strategis dalam memberdayakan masyarakat di sekitarnya adalah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang mendirikan Buku Guru Kelas XII SMA/SMK210 Credit Union Modifi kasi (CUM) yang terinspirasi dari aktivitas Grameen Bank yang dipimpin oleh Muhammad Junus di Bangladesh (reformata.com, 2014). CUM adalah bentuk simpan pinjam seperti koperasi. Ayat-ayat Alkitab seperti Yeremia 29: 7 dan Galatia 6: 2 menjadi ayat yang dipakai untuk menjalankan pelayanan ini. HKBP menganggap bahwa gereja harus inklusif, artinya, kehadirannya harus berdampak positif terhadap masyarakat kurang mampu yang jumlahnya memang banyak di Indonesia. Artinya, gereja tidak hanya mengurus peribadahan (hal spiritual) namun juga kesejahteraan masyarakat di sekitarnya (hal material). Pemberdayaan masyarakat secara ekonomi (misalnya memberikan pendampingan terhadap petani, buruh, dan nelayan) dapat dijadikan bagian dari pelayanan kepada masyarakat di sekitar gereja. Mereka yang membutuhkan pinjaman untuk memperbesar modalnya tidak perlu menjadi anggota gereja terlebih dahulu, karena memang kesempatan ini terbuka bagi siapa pun yang membutuhkan. Keuntungannya adalah sistem bunga yang murah dibandingkan bila meminjam ke bank. Selain itu, para anggota CUM juga dapat memperoleh sisa hasil usaha pada saat Rapat Anggota Tahunan. Pada bulan September 2014, Muhammad Junus mengunjungi Indonesia dan membagikan pengalamannya memberdayakan begitu banyak keluarga miskin di Bangladesh. 2. Membangun Kemampuan Perempuan Indonesia Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah seberapa jauh perempuan Indonesia diberdayakan. Dalam tinjauan World Economic Forum (WEF), ternyata Indonesia menempati urutan ke-95 dari 136 negara yang dipantau dalam urusan Kesenjangan Gender (Gender Inequility) (tribunnews, 2014). Ini adalah kenaikan sebanyak dua peringkat dibandingkan dengan tahun 2012, walaupun masih di bawah Singapura (di peringkat 15) dan Malaysia (di peringkat 39). Indonesia dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan partisipasi kaum perempuan dalam bidang ekonomi, di samping tentunya dalam bidang politik (terpilih dan diangkatnya perempuan sebagai anggota DPR dan DPRD). Ditinjau dari sudut ekonomi, terjadi peningkatan keterlibatan kaum perempuan sebagai orang yang bekerja dan mendapat upah, yaitu sebanyak 35.10 % pada tahun 2013 (dibandingkan dengan 29,24% pada tahun 1990). Sayangnya, upah yang diterima pekerja perempuan lebih sedikit daripada pekerja laki-laki. Contohnya, bila rata-rata upah buruh perempuan per bulan di sektor formal adalah Rp1.427,717, maka buruh laki-laki menerima sebesar Rp1.812,606, jadi buruh perempuan hanya menerima sebanyak 77,7% dari jumlah yang diterima buruh laki-laki. Ini hanya gambaran upah di kota dan provinsi tertentu, karena memang besarnya upah bervariasi antara kota dan desa tertentu dengan kota dan desa lainnya. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti211Dalam bidang pendidikan, pada tahun 2013 diperoleh rasio Angka Partisipasi Murni (APM) kaum perempuan yang sangat tinggi, yaitu 99,81 % untuk jenjang SD. APM yang tinggi juga ditunjukkan di jenjang SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Artinya, diperoleh persentase yang cukup tinggi dari partisipasi perempuan Indonesia untuk mengikuti pendidikan di jenjang SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Di balik angka-angka yang menggembirakan ini, ada isu-isu yang perlu diselesaikan. Komisi Nasional Perempuan mencatat sedikitnya ada 11 isu penting yang perlu diselesaikan untuk periode tahun 2010–2014 (wikipedia, 2013) yang semuanya bermuara pada terjadinya kekerasan kepada kaum perempuan akibat pemiskinan secara ekonomi dan mental. Beberapa di antaranya adalah kekerasan yang ditemukan dalam konteks migrasi, eksploitasi tenaga kerja di pabrik dan rumah tangga, eksploitasi sumber daya alam, dan pengungsian, maupun kekerasan terhadap perempuan akibat politisasi identitas dan kebijakan berbasis moralitas dan agama, pelanggaran HAM dan situasi konfl ik, perkawinan serta keluarga serta budaya. Untuk menyelesaikan isu ini, sangat diperlukan sinergi dari pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap peningkatan kemampuan perempuan. Beberapa hal yang secara strategis dapat dilakukan adalah meningkatkan pemahaman mengenai kekerasan berbasis jender sebagai isu hak asasi manusia di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional. Kemudian mengembangkan metode-metode yang efektif dalam upaya peningkatan pemahaman publik sebagai strategi perlawanan dalam gerakan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, termasuk memberikan tekanan terhadap pemerintah agar melaksanakan dan mengupayakan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.Contoh dimana pemerintah harusnya berupaya sungguh-sungguh dalam membela kaum perempuan yang tidak berdaya adalah dalam kasus-kasus yang dialami oleh tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri (Hermanto, 2012). Karena terbatasnya kesempatan bekerja di daerah, cukup banyak kaum perempuan yang memilih bekerja di luar negeri dan ini tidak terlepas dari bujuk rayu para agen PJTKI. Pada kenyataannya, ada yang umurnya dipalsukan agar dianggap memenuhi syarat minimum usia untuk dipekerjakan. Tanpa pembekalan yang memadai serta keterbatasan bahasa bila mereka bekerja di negara-negara yang menggunakan bahasa lainnya di luar bahasa Melayu, tentu kinerja mereka tidak memuaskan sehingga menimbulkan keberangan sang empunya rumah. Tidak sedikit pula yang mengalami penganiayaan bahkan ada yang tewas tanpa sempat membela dirinya. Sebaliknya, ada juga Buku Guru Kelas XII SMA/SMK212yang mendapatkan tuduhan membunuh sang majikan. Sungguh sangat banyak yang perlu dilakukan agar bangsa dan negara Indonesia menjadi negara yang menjamin kesejahteraan rakyatnya. Hal lain yang perlu diatasi oleh pemerintah Indonesia adalah masalah korupsi yang dianggap sudah terstruktur dan masif (Kompas, 5 September 2014). Bila dilihat dari sistem kenegaraan, sudah cukup banyak perangkat negara yang ditetapkan untuk membentengi agar korupsi dapat dikikis. Di antara perangkat negara ini adalah Komisi Pemberantasan Korupsi, Mahkamah Agung, Badan Pemeriksa Keuangan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Komisi Yudisial, Ombudsman RI, dan Inspektorat Jenderal serta Inspektorat provinsi/kabupaten/kota. Tugas dari perangkat negara ini secara umum adalah memeriksa aliran dana untuk anggaran yang digunakan oleh setiap unit pemerintah. Akan tetapi, lemahnya pengawasan internal di setiap kementerian dan lembaga menyebabkan aliran dana diselewengkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Sejauh ini, mereka yang sudah diadili karena korupsi adalah anggota DPR dan DPRD, pejabat eselon I, II, III, wali kota/bupati dan wakilnya, bubernur, kepala lembaga/kementerian, Hakim, dan lain-lain. Untuk mencegah bertambah suburnya perilaku korupsi, karakter mengendalikan diri harus diajarkan sejak dini dan tidak menunggu sampai orang menjadi dewasa. Wahyudi (2014) mengaitkan pentingnya pendidikan karakter pengendalian diri ini dengan pentingnya menghargai setiap anak didik sebagai pribadi yang unik. Sayangnya, para guru tidak mampu melakukan hal ini karena pendekatan pendidikan adalah masal alias dilakukan untuk sekaligus dalam jumlah yang lumayan banyak. Di tengah-tengah kondisi seperti ini, kita masih memiliki harapan. Sama seperti bangsa Israel yang menaruh harapan ketika mereka melihat pemberita-pemberita kabar baik datang untuk menyampaikan berita pembebasan mereka dari negeri pembuangan di Babel , “Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!” (Yesaya 52:7). Akan tetapi kita harus ingat bahwa berita keselamatan itu harus disertai dengan pengakuan bahwa “Allah kita itulah Raja!” sehingga kita boleh terus-menerus berdoa, berharap, dan berjuang “Datanglah Kerajaan-Mu.” Artinya, kita harus terus-menerus berusaha dan mengusahakan agar kerajaan Allah, kehendak Allah, diberlakukan di dalam hidup kita sehari-hari. Semua itu harus dilakukan bukan hanya dengan berdoa saja, melainkan dengan terjun langsung secara aktif dan nyata berusaha mengatasi masalah kemiskinan, penderitaan masyarakat, dari lingkungan yang terdekat di sekitar kita. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti213D. Pemantapan dan Aplikasi Krisis kehidupan yang dialami bangsa kita perlu dihadapi oleh orang Kristen dan gereja-gereja melalui tindakan-tindakan konkret. Pdt. Dr. A.A. Yewangoe, Ketua Umum PGI periode 1995-1999 dan 1999-2004 (www.leimena.org, 2009) menyatakan:80% gereja-gereja yang tergabung dalam PGI adalah gereja-gereja di perdesaan. Dibandingkan sisanya yang 20%, mayoritas jemaat itu hidupnya kurang. Jadi tantangannya adalah menjembatani kesenjangan antara gereja kaya dan gereja miskin. Diharapkan supaya gereja-gereja kaya di kota bisa membantu gereja-gereja miskin, terutama yang berada di daerah-daerah terpencil. Sebetulnya, yang perlu dilakukan agar bantuan-bantuan itu tidak bersifat konsumtif adalah memotivasi dan membangkitkan kemampuan jemaat lokal. Berdasarkan hal tersebut, ia menganjurkan agar gereja-gereja dapat meniru praktik-praktik baik yang dilakukan oleh sejumlah gereja, seperti misalnya Gereja Batak Karo Protestan (GBKP):Gereja ini memiliki semacam bank perkreditan yang maju sekali. Mereka memberi pinjaman pada orang Kristen maupun non Kristen.Ini adalah salah satu yang kami anjurkan dalam sidang kami di Makassar, yaitu untuk melakukan kerja sama lintas agama. Bentuknya adalah dengan komunitas-komunitas lintas agama saling bekerja untuk merencanakan suatu proyek tertentu. Misalnya, dengan membuat proyek pertanian, yang bukan hanya untuk warga gereja saja, tapi untuk semua. Itu akan menolong kemajemukan kita, sehingga jemaat gereja Kristen tidak jadi sasaran kecemburuan dan kecurigaan. Dengan cara ini kita mewujudkan teologi bertetangga baik. Kita masih dapat menemukan banyak contoh lain tentang tindakan-tindakan konkret yang dilakukan oleh gereja untuk mengatasi krisis kehidupan bangsa kita saat ini. Ada juga Gereja Kristen Jawa Manahan di kota Solo (Surakarta, Jawa Tengah) yang melayani masyarakat miskin di sekitarnya melalui pemberian menu murah untuk berbuka puasa. Program ini dilakukan mulai pada bulan puasa tahun 2009. Kini, gereja tidak melakukan aktivitas ini karena masjid setempat telah melakukannya. Kepedulian kepada masyarakat miskin di sekitar lingkungan tetap harus menjadi kegiatan yang dilakukan, bukan hanya ala kadarnya karena masa Natal atau Paskah, melainkan secara berkesinambungan sepanjang tahun. GKJ Manahan di Solo telah berusaha melayani sesama mereka, meskipun yang dilayani beragama lain. Pelayanan ini menjadi lebih khusus ketika dilakukan pada bulan puasa untuk mereka yang ingin berbuka, namun tidak memiliki cukup Buku Guru Kelas XII SMA/SMK214uang untuk mendapatkan makanan yang layak. Langkah konkret GKJ Manahan di Solo dalam berbagi kehidupan adalah sebuah contoh kecil namun sangat berarti tentang upaya membangun kehidupan bersama yang mesra. Dalam beberapa tahun terakhir ini hubungan antarumat beragama di Indonesia, khususnya antara orang Kristen dan orang Islam, banyak mengalami benturan. Kerusuhan-kerusuhan yang berbau agama seperti yang terjadi di Situbondo, Poso, Ambon, dan lain-lain telah membuat banyak pihak cemas. Apakah masih mungkin kita hidup berdampingan sebagai sebuah bangsa yang berbeda-beda keyakinannya? Untuk mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa yang harmonis sudah tentu dibutuhkan langkah-langkah yang berani untuk saling mendekati, saling mengenal, saling menolong. Singkatnya, langkah-langkah yang dapat menciptakan hubungan yang lebih sejuk dan akrab, yang benar-benar mencerminkan kehidupan damai sejahtera yang Allah kehendaki. Bayangkan bila semua gereja di Indonesia yang puluhan ribu jumlahnya, melakukan hal-hal yang dapat membantu mengurangi kemiskinan, membangun tali persaudaraan dengan orang-orang yang berkeyakinan lain, dan bersama-sama menciptakan damai sejahtera Allah di lingkungannya. Dengan demikian, kita benar-benar dapat menghadirkan kabar baik di tengah krisis kehidupan bangsa dan negara kita ini. E. Kegiatan PembelajaranKegiatan 1Kegiatan diawali dengan mengajak peserta didik menyanyikan lagu KJ 333: “Sayur Kubis Jatuh Harga”. Sayur Kubis Jatuh Harga Sayur kubis jatuh harga, pohon tomat kena hama, cengkeh pun tidak berbunga dan jualanku tidak laku, butir padi tak berisi, sampar ayam pun berjangkit, hewan ternak sudah habis, kar’na terpaksa aku jual. Namun aku puji Tuhan dan bersorak sukaria kar’na Dia Pohon s’lamatku! Kepada-Nya ‘ku percaya, aku tidak akan jatuh: Tuhan Allah kekuatanku.Syair dan lagu: Suan Kol, berdasarkan Habakuk 3:17-19S. Tarigan 1983Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti215Lagu di atas diambil dari ungkapan Nabi Habakuk yang melukiskan pergu-mulan umat Allah yang mengalami bala kelaparan. Bagaimana seharusnya sikap mereka dalam keadaan yang berat ini? Habakuk mengungkapkan iman-nya bahwa ia akan tetap berharap kepada Allah. Allah yang menyelamatkan (memberikan syalom) tetap dapat diharapkan. Ia tidak akan mengecewakan umat-Nya, karena Allah itu setia ( Habakuk 3:17-19).Kegiatan 2Membahas kisah bangsa Israel yang dibuang ke Babel. Walaupun bangsa Israel dibuang ke Babel (karena beberapa kali mereka meninggalkan Tuhan), namun Tuhan tetap meminta agar mereka menjalani hidup dengan sebaik-baiknya sambil mengusahakan keadaan damai sejahtera. Dari kisah ini diharapkan peserta didik menyadari bahwa menghadirkan damai sejahtera merupakan tugas selaku murid Kristus yang perlu dilakukan dimana pun dan dalam kondisi apa pun. Kegiatan 3Mengkaji tentang kondisi Negara Indonesia berdasarkan beberapa ukuran yang dapat dipakai untuk damai sejahtera. Ukuran pertama adalah seberapa jauh penduduk yang miskin berhasil ditingkatkan kesejahteraannya. Ukuran kedua adalah Indeks Pembangunan Manusia yang merupakan ukuran yang dipakai secara global oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menyatakan kualitas kesejahteraan di suatu Negara. Oleh karena menggunakan parameter yang sama, maka hasil yang diperoleh dimanfaatkan untuk menempatkan setiap negara berdasarkan kualitas tiap parameter ini. Untuk pelajaran kita, yang diambil adalah parameter seperti nilai keseluruhan Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Harapan Hidup Waktu Lahir, Tingkat Melek Huruf, Jumlah Populasi yang Mengenyam Pendidikan Minimal Sampai Sekolah Menengah, dan Pendapatan Per Kapita. Setelah itu diperlihatkan grafi k pertumbuhan/ pengurangan jumlah penduduk miskin di Indonesia terhitung sejak tahun 2005. Pembahasan dilanjutkan dengan menyoroti kualitas pembangunan masyarakat perempuan di Indonesia. Pembahasan terakhir adalah tentang korupsi yang dinilai sudah meracuni banyak pejabat dan pemimpin di Indonesia. Semua pembahasan ini hendaknya membuka mata peserta didik bahwa masih banyak hal yang harus dilakukan untuk menghadirkan damai sejahtera di Indonesia. Untuk itulah peran nyata dari murid-murid Kristus ditunggu. Kegiatan 4Membahas beberapa contoh bagaimana masyarakat Kristen berperan serta dalam kehidupan bernegara dan berbangsa untuk menghadirkan damai sejahtera. Buku Guru Kelas XII SMA/SMK216Kegiatan 5Mengerjakan sejumlah tugas yang semuanya mengajak peserta didik untuk mulai menjalankan perannya selaku pembawa damai sejahtera. Beberapa tugas ini memang harus dikerjakan di luar kelas dan dapat dikerjakan secara berkelompok. Harap memberikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk mengerjakan tugas ini dengan baik. • Tugas 1 Meminta peserta didik menyebutkan penderitaan yang dialami oleh manusia yang disebabkan oleh bencana alam, oleh orang lain, dan oleh dirinya sendiri. Diharapkan tugas ini menolong peserta didik untuk lebih peka terhadap penderitaan banyak orang di sekitarnya. • Tugas 2 Meminta pendapat peserta didik tentang seberapa jauh para pemimpin ikut bertanggung jawab atas terjadinya penderitaan di masyarakat.• Tugas 3 Meminta peserta didik mencari contoh tentang pemimpin idealis yang mau berkorban demi menghantar rakyatnya menjadi lebih sejahtera. • Tugas 4 Meminta peserta didik mengumpulkan kliping tentang tindakan-tinda-kan pemerintah yang memecahkan masalah kemiskinan, dan yang tidak memecahkan masalahnya. Hendaknya peserta didik jeli mengkritisi dima-na letak keberhasilan maupun kegagalan pemerintah dalam menjalankan pemecahan masalah kemiskinan ini. • Tugas 5 Meminta peserta didik melakukan wawancara dengan dua orang perem-puan yang sudah berusia di atas 40 tahun. Peserta didik diberikan kebe-basan untuk menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan, asalkan dapat menggali pendapat mereka tentang perbedaan antara kehidupan yang mereka jalani saat mereka masih remaja dibandingkan dengan ke-hidupan rata-rata remaja perempuan saat ini. Perbedaan itu bisa ditin-jau dari kesempatan yang ada untuk mengembangkan diri (termasuk me nempuh pendidikan) dan sebagainya. Tujuan dari pengerjaan tugas ini adalah menyadari bahwa perubahan yang ada di dunia memberikan dampak kepada kaum perempuan. • Tugas 6 Meminta peserta didik membuat sebuah rencana kegiatan bersama Komisi Remaja atau Taruna di gereja masing-masing untuk menghadirkan kabar baik bagi semua orang. Tujuannya adalah agar peserta didik mulai Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti217mengembangkan aktivitas yang memberikan pengaruh baik kepada masyarakat di sekitarnya. Kegiatan 6Sebagai penutup, guru mengajak peserta didik menyanyi dari Kidung Jemaat 336 dan mengakhirnya dengan doa. F. Penutup Guru mengajak murid-murid menyanyikan lagu KJ 336: 1-4, “Indonesia, Nega-raku”. Sebelumnya, guru memberikan penjelasan singkat tentang lagu ini. Indonesia, NegarakuIndonesia, negaraku, Tuhan yang memb’rikannya;kuserahkan di doaku pada Yang Maha Esa.Bangsa, rakyat Indonesia, Tuhanlah pelindungnya;dalam duka serta suka Tuhan yang dipandangnya.Kemakmuran, kesuburan, Tuhan saja sumbernya;keadilan, keamanan, Tuhan menetapkannya.Dirgahayu Indonesia, bangsa serta alamnya;kini danse panjang masa, s’lalu Tuhan sertanya.Syair: A. Simajuntak, Lagu Abdi Widhyadi Buku Guru Kelas XII SMA/SMK218 Doa penutup Guru mengajak peserta didik untuk berdoa syafaat secara bersama-sama dengan Doa Syafaat berikut. Tuhan, Kami MemohonPerdamaian bagi mereka yang meratap di dalam hatiPerdamaian bagi mereka yang dibungkamkanPerdamaian bagi mereka yang dilupakanPerdamaian bagi mereka yang disingkirkanPerdamaian bagi mereka yang diinjak-injakPerdamaian ketika pengharapan seolah-olah telah lenyap. Di tengah-tengah kemarahan, kekerasan dan kekecewaan, Di tengah-tengah ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kezaliman, Di tengah-tengah peperangan dan kehancuran bumi, Tuhan, hadirkanlah terang-Mu di tengah-tengah kegelapan. Tuhan, kami memohon Perdamaian bagi mereka yang mengangkat suaranya untuk menuntutnya, Perdamaian ketika ada banyak yang tidak ingin mendengarnya, Perdamaian melalui tangan dan kaki kami. Perdamaian melalui perjuangan dan setiap usaha kami. Perdamaian sementara kami berdoa demi keadilan. Perdamaian sementara kami memohon akan campur tangan-Mu. Perdamaian sementara kami berjalan menuju keadilan. Kiranya jalan-Mu dikenal di seluruh muka bumi; Dan penyelamatan-Mu di antara bangsa-bangsa. Ciptakanlah di dalam kami hati yang bersih, ya Allah; Dan peliharalah kami dengan Roh Kudus-Mu. Dalam nama Kristus, Tuhan kami. AminAmin Next >