< Previous131Ilmu Pengetahuan AlamSumber: Campbell et al., 2008Gambar 1.9 Ovarium dan Perkembangan Folikel dalam OvariumTahapan oogenesis dimulai di dalam embrio perempuan dengan memproduksi oogonium dari sel germinal primordial. Selanjutnya, oogonium membelah secara mitosis untuk membentuk oosit primer. Selanjutnya, oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis. Akan tetapi, pembelahan meiosis tersebut tidak selesai, tetapi berhenti pada tahap profase meiosis I. Pembelahan tersebut akan dilanjutkan pada saat seorang perempuan telah mengalami pubertas. Pada saat seorang perempuan mengalami pubertas, hormon FSH atau hormon perangsang folikel telah aktif berfungsi, sehingga secara periodik dapat merangsang folikel untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangannya. Biasanya, hanya satu folikel yang matang penuh setiap bulan, dengan oosit primernya menyelesaikan tahap meiosis I. Selanjutnya, pembelahan meiosis II dimulai untuk membentuk oosit sekunder. Akan tetapi, pembelahan meiosis II berhenti pada tahap metafase. Pada kondisi ini, oosit sekunder dilepaskan/diovulasikan saat folikelnya pecah. Kapankah pembelahan meiosis tersebut selesai? Tahap pembelahan 132Buku Guru Kelas IX SMP/MTsPetunjuk Khususmeiosis akan dilanjutkan apabila ada sperma yang menembus oosit sekunder (terjadi fertilisasi). Dengan demikian, hasil dari proses oogenesis adalah satu sel telur matang yang telah mengandung kepala sperma. Oleh karena itu, fertilisasi juga dapat didefinisikan sebagai penyatuan nukleus haploid sperma dan oosit sekunder. Pada saat pembelahan meiosis untuk pembentukan oosit primer dan sekunder, selain dihasilkan oosit primer dan sekunder juga dihasilkan badan kutub yang bersifat nonfungsional. Agar Anda dapat memahami proses oogenesis, perhatikan Gambar 1.10 tahapan pembentukan sel telur!Terjadi pada waktuanak perempuanmasih dalamkandunganPolosit(badan polar)OogoniumOosit primerOosit sekunderOotidOvumSumber: Campbell et al., 2008Gambar 1.10 Proses Pembentukan Sel Telur (Oogenesis)133Ilmu Pengetahuan AlamE. Interaksi dengan Orang TuaMateri pada bab 1 ini merupakan materi yang mungkin bagi sebagian kalangan masih dianggap sebagai hal yang vulgar atau tabu untuk dibicarakan. Oleh karena itu, sangat diharapkan selama peserta didik mempelajari materi ini orang tua senantiasa melakukan pendampingan. Meskipun demikian, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyajikan materi ini senetral mungkin agar terhindar dari kesan pornografi. Tujuan utama dilakukannya pendampingan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mempelajari materi ini. Selain itu, agar peserta didik tetap dapat memandang setiap materi yang tersaji pada bab ini dari sisi keilmuan bukan dari sisi pornografi.F. Kunci Jawaban Uji Kompetensi1. Pilihan Ganda1. D 2. C 3. A 4. C 5. B6. D7. C8. B 9. D 10. A2. Uraian1. Menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim. Proses menstruasi dapat terjadi karena kerja beberapa hormon. Berikut ini paparan tentang kerja beberapa hormon dalam siklus menstruasi. FSH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari memicu perkembangan folikel dalam ovarium. Folikel yang berkembang akan menghasilkan hormon estrogen dan hormon progesteron. Estrogen dan progesteron akan memicu dinding rahim untuk menebal mempersiapkan melekatnya embrio jika sel telur dibuahi. Estrogen yang dihasilkan memicu dikeluarkannya hormon LH oleh kelenjar pituitari. Hormon LH meningkat secara mendadak dan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah matang (ovulasi). Setelah sel telur diovulasikan, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Sel telur yang diovulasikan akan bergerak menuju tuba fallopii. 134Buku Guru Kelas IX SMP/MTsPetunjuk KhususApabila tidak ada sel sperma yang membuahi, korpus luteum akan berhenti memproduksi estrogen dan progesteron. Rendahnya hormon estrogen dan progesteron akan mengakibatkan rusaknya jaringan dinding rahim dan pecahnya pembuluh darah sehingga terjadilah menstruasi.2. Fungsi uterus adalah melindungi bayi yang tumbuh. Selain itu, uterus merupakan tempat tumbuhnya embrio.3. AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Seseorang dapat tertular virus HIV apabila melakukan kontak dengan penderita seperti berhubungan seksual dengan orang yang memiliki HIV/AIDS atau menerima transfusi darah dari orang yang memiliki HIV/AIDS. Intinya HIV/AIDS dapat menular apabila seseorang bersinggungan dengan cairan yang berasal dari tubuh penderita seperti air mani, darah, dan air liur. Aktivitas seperti berbicara, berjabat tangan, dan berpelukan tidak akan membuat HIV/AIDS menular. Cara pencegahan agar tidak tertular HIV/AIDS adalah hindari hubungan seks di luar nikah, hindari penggunaan jarum suntik secara bersama atau lebih dari satu kali pemakaian, melakukan hubungan badan hanya jika sudah menikah, dan setia pada pasangan. 4. Jumlah kromosom antara spermatosit primer dan spermatosit sekunder berbeda. Jumlah kromosom spermatosit primer adalah 2n (diploid), 135Ilmu Pengetahuan Alamsedangkan jumlah kromosom spermatosit sekunder adalah n (haploid). Berarti jumlah kromosom spermatosit sekunder setengah dari jumlah kromosom spermatosit primer. Hal ini karena pembentukan spermatosit sekunder terjadi melalui pembelahan meiosis. Sifat sel anakan hasil pembelahan meiosis adalah memiliki kromosom yang jumlahnya separuh dari jumlah kromosom sel induk.5. Hormon FSH (follicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis merangsang pertumbuhan folikel. Folikel yang sedang tumbuh tersebut menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi merangsang pertumbuhan endometrium (penebalan dinding rahim). Setelah terjadi ovulasi, korpus luteum akan menghasilkan hormon progesteron yang akan mempertahankan ketebalan dinding endometrium yang memungkinkan terjadinya implantasi. Setelah terjadi kehamilan dan terbentuk plasenta, plasenta ini selanjutnya akan menghasilkan HCG (human chorionic gonadotrophin) yang akan mempertahankan korpus luteum agar tidak berdegenerasi.Grafik Level Hormon FSH136Buku Guru Kelas IX SMP/MTsPetunjuk KhususG. Tugas Proyek Tugas proyek ini dapat dilaksanakan oleh peserta didik selama ± dua minggu. Pada minggu pertama, peserta didik mencari informasi dari buku ensiklopedia, koran, majalah, atau pun media massa yang lainnya, baik media massa cetak atau pun elektronik tentang berbagai upaya pencegahan penyakit seksual. Kemudian, pada minggu kedua, peserta didik menyusun poster. Selama pelaksanaan tugas proyek ini, peserta didik diharuskan untuk selalu melakukan konsultasi dengan guru. Berkaitan dengan cara penilaian proyek ini, guru dapat merujuk cara penilaian yang terdapat pada bagian umum dengan disesuaikan tugas peserta didik. Sumber: Dok. Kemdikbud2Petunjuk Pembelajaran: Sistem Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan138Buku Guru Kelas IX SMP/MTsPetunjuk KhususA. PengantarMateri yang disajikan pada bab 2 ini adalah perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan. Materi tersebut disajikan dalam dua subbab, yaitu perkembangbiakan tumbuhan dan perkembangbiakan hewan. Bagian pertama yaitu perkembangbiakan tumbuhan membahas perkembangbiakan tumbuhan secara seksual dan aseksual. Pembahasan mencakup golongan tumbuhan Spermatophyta yang terbagi menjadi Angiospermae dan Gymnospermae, Pteridophyta, dan Bryophyta. Bagian kedua yaitu perkembangbiakan hewan membahas perkembangbiakan hewan secara aseksual dan seksual, metamorfosis yang terjadi pada hewan, serta teknologi perkembangbiakan pada hewan ternak. Materi ini diajarkan melalui kegiatan diskusi; menginvestigasi; menganalisis data; mencari informasi melalui media massa, media elektronik ataupun lingkungan sekitar; dan melakukan percobaan. Setelah mempelajari seluruh bagian yang terdapat pada bab 2, peserta didik menyelesaikan proyek. Proyek yang akan dikerjakan oleh peserta didik adalah melakukan percobaan perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan. Setelah melakukan pekerjaan proyek, peserta didik dapat diminta membuat suatu poster dari kegiatan yang telah dilakukan. 1. Kompetensi Dasar3.2Menganalisis sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan serta penerapan teknologi pada sistem reproduksi tumbuhan dan hewan.4.2Menyajikan karya hasil perkembangbiakan pada tumbuhan.2. Indikator Pencapaian KompetensiPada kegiatan pembelajaran di kelas, guru dapat mengembangkan sendiri Indikator Pencapaian Kompetensi yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik masing-masing. Berikut ini dipaparkan contoh Indikator Pencapaian Kompetensi yang dapat dijabarkan dari KD 3.2 dan KD 4.2.3.2.1Menjelaskan perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan3.2.2Menjelaskan perkembangbiakan generatif pada tumbuhan3.2.3Menjelaskan perbedaan perkembangbiakan generatif dan perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan3.2.4Menyebutkan macam perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan3.2.5Mengidentifikasi bagian tumbuhan yang berperan dalam proses perkembangbiakan vegetatif3.2.6Mengidentifikasi alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan3.2.7Menjelaskan proses penyerbukan3.2.8Mengidentifikasi macam-macam perantara penyerbukan139Ilmu Pengetahuan Alam3.2.9Menjelaskan proses pembuahan3.2.10Menjelaskan proses penyebaran biji3.2.11Menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap perkecambahan3.2.12Menjelaskan perkembangan tumbuhan3.2.13Menjelaskan macam-macam teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan3.2.14Menjelaskan macam-macam perkembangbiakan aseksual pada hewan3.2.15Memprediksi regenerasi Planaria3.2.16Menggolongkan hewan berdasarkan cara perkembangbiakan seksual3.2.17Menjelaskan perkembangan beberapa hewan3.2.18Membedakan metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna3.2.19Menjelaskan teknologi perkembangbiakan pada hewan4.2.1Menyajikan karya hasil perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan3. Alokasi WaktuPembelajaran dan penilaian bab 2 tentang perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan memerlukan waktu 15 jam atau 6 kali tatap muka (TM) (dengan asumsi 5 JP/minggu, diorganisasikan menjadi dua kali TM, yakni 3 JP dan 2 JP). Pengorganisasian 6 TM tersebut sebagai berikut.Tabel 2.1 Materi Pembelajaran Tiap PertemuanPertemuan KeMateri1Perkembangbiakan pada tumbuhan Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan Angiospermae2Perkembangbiakan pada tumbuhan Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan Angiospermae3Perkembangbiakan pada tumbuhan Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan Angiospermae4Perkembangbiakan pada tumbuhan Perkembangbiakan tumbuhan Gymnospermae Perkembangbiakan tumbuhan Pteridophyta (paku) Perkembangbiakan tumbuhan Bryophyta (lumut) Teknologi perkembangbiakan pada tumbuhan140Buku Guru Kelas IX SMP/MTsPetunjuk Khusus5Perkembangbiakan pada hewan Perkembangbiakan aseksual pada hewan Perkembangbiakan seksual pada hewan Perkembangan hewan Teknologi perkembangbiakan pada hewan6Ulangan harian4. Materi Esensiala. Tumbuhan dan hewan dapat melakukan perkembangbiakan secara generatif (seksual) dan vegetatif (aseksual).b. Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan yang melibatkan sel kelamin (sel sperma dan sel telur) serta melalui proses fertilisasi (peleburan inti sel sperma dan inti sel telur) untuk membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan tanpa melalui proses fertilisasi. Perkembangbiakan berlangsung dengan menggunakan potongan bagian tubuh hewan atau tumbuhan yang selanjutnya dapat tumbuh menjadi individu baru.c. Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan adalah perbanyakan tumbuhan tanpa melewati proses fertilisasi dan menggunakan bagian tubuh tumbuhan untuk menghasilkan tumbuhan baru. d. Tumbuhan Angiospermae berkembang biak secara vegetatif alami dengan menggunakan rhizoma, stolon, umbi lapis, umbi batang, tunas adventif daun, dan tunas. Perkembangbiakan vegetatif buatan dapat dilakukan melalui cangkok, merunduk, dan setek.e. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah perkembangbiakan yang melibatkan sel kelamin berupa sel sperma yang dihasilkan dari perkembangan benang sari dan sel telur yang dihasilkan pada putik. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan diawali dengan peristiwa penyerbukan. Setelah proses penyerbukan, dilanjutkan dengan pembuahan atau fertilisasi membentuk zigot.f. Penyerbukan adalah peristiwa menempelnya serbuk sari atau polen ke kepala putik. Setelah peristiwa penyerbukan, akan terjadi proses fertilisasi atau pembuahan yang membentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi embrio. Embrio akan berkembang menjadi biji.g. Jenis penyerbukan berdasarkan perantaranya antara lain: anemogami, entomogami, ornitogami, kiropterogami, dan antropogami.h. Jenis penyebaran biji berdasarkan perantaranya antara lain: anemokori, hidrokori, zookori, dan antropokori.Next >