< Previous 33011 Perhitungan Luas Panjang di lapangan adalah 28 mm x 500 = 14,0 mm. Jadi, Q dapat ditempatkan 14 m dari titik A pada garis DA. 11.1.4 Penyesuaian Garis Batas Tipe-tipe dasar penyesuaian garis batas adalah sebagai berikut : 1. Perubahan segiempat menjadi trapesium Pada gambar berikut, AB dan DC diperpanjang hingga berpotongan di E (lihat gambar 308), maka EM dapat dihitung dengan persamaan : ADEFEGBCEM dimana, EG BC dan EF AD. Selanjutnya, jika garis PR ditarik melalui M sejajar AD, maka garis PQ adalah garis batas yang dicari. Gambar 307. penentuan garis batas Gambar 308. perubahan segiempat menjadi trapesium 2. Pengurangan jumlah sisi polygon tanpa merubah luas Pada gambar 309, BD sejajar AC dan D ditempatkan pada persilangan antara BD dan EC, Jadi ABCD dirubah menjadi ACDB. Gambar 309. pengurangan jumlah sisi polygon tanpa merubah luas 3. Perubahan garis batas yang berliku menjadi lurus Untuk menentukan garis batas baru (AP) melalui A, yang ditarik dengan mata dan kemudian dilakukan pengukuran luas untuk a, b, c, d, dan e. Selanjutnya dilakukan perhitungan (a+c+e) - (b+d) = s. 33111 Perhitungan Luas 11.2 Prosedur pengukuran luas dengan prangkat lunak autocad Agar s = 0, maka P digeser sejauh 2s/AP = h dan AP adalah garis yang diminta. Gambar 310. perubahan garis batas yang berliku- liku menjadi garis lurus 4. Perubahan garis lengkung menjadi garis lurus Pada gambar berikut, ditarik garis sembarangan PA dan offset-offset digambarkan terhadap garis lengkung untuk mengukur luas a, b, dan, c dan jika (a = c) –b = s, maka diperoleh h = 2s/AP agar AC AP dan AC h, titik-titik C dan P dihubungkan. PQ merupakan garis batas yang baru setelah didapat perpotongan antara garis AQ dan garis CQ yang sejajar AP. Gambar 311. perubahan garis batas lengkung menjadi garis lurus Salah satu cara mengukur luas suatu daerah/ lokasi lainnya adalah dengan menggunakan perangkat lunak AutoCAD. Secara praktis prosedur perhitungan luas dengan perangkat lunak AutoCAD, sebagai berikut : 1. Pastikan softwere AutoCAD yang akan digunakan telah terinstal di komputer. 2. Klik Start – All Program – Folder Autocad 2002 s/d Autocad 2006. Gambar 312. posisi start yang harus di klik Gambar 313. start – all Program – autocad 2000 33211 Perhitungan Luas 3. Tunggu sampai muncul worksheet Autocad. Gambar 314. worksheet autocad 2000 4. Buka gambar yang telah di scan sebelumnya atau gambar yang digambar langsung di autocad. Gambar 315. open file Gambar 316. open file Khusus untuk gambar yang di scan terlebih dahulu atur skala gambar sesungguhnya dengan skala di autocad. Gunakan perintah scale. 5. Misalkan akan dihitung volume galian untuk pondasi setempat. Volume merupakan luas penampang dikalikan dengan satu satuan panjang. Gambar 317. gambar penampang yang akan dihitung Luasnya 6. Untuk menghitung luas digunakan perintah AREA. Pada kasus seperti ini pertama menghitung luas galian pondasi seluruhnya. Pada Command ketik AREA kemudian enter. Kemudian akan muncul specify next corner point or press ENTER for total, klik batas daerah yang akan dihitung luasnya. Setelah di klik dari pointer satu ke point lainnya, akhir point harus kembali ke titik semula. 33311 Perhitungan Luas Gambar 318. klik poin untuik menghitung luas 7. Setelah selesai di-klik tekan enter maka akan muncul tampilan berikut. Gambar 319. klik poin untuk menghitung luas Hasil perhitungan sebagai berikut : Area/luas penampang galian = 355,1432 m2 Perimeter/ keliling = 95,0845 m 8. Ulangi perhitungan galian untuk menghitung luas pondasi. Diperoleh hasil sebagai berikut : Area = 103,5217 m2 Perimeter = 115,0470 m 9. Maka luas galian tanah pondasi dapat diperoleh dari selisih luas galian tanah pondasi dengan luas pondasi telapak. Luas penampang galian tanah pondasi : 355,1432 - 103,5217 = 251,6251 m2 Misalkan panjang galian pondasi 10 m, Maka volume galian tanah pondasi sebagai berikut : 251,6251 m2 x 10 m = 2516,251 m3. 33411 Perhitungan Luas Model Diagram Alir Ilmu Ukur Tanah Pertemuan ke-11Metode Perhitungan LuasDosen Penanggung Jawab : Dr.Ir.Drs.H.Iskandar Muda Purwaamijaya, MTInformasi LuasKepastian HukumPenguasaan LahanPajakEkonomi SDAKomoditas BisnisTeknisDaerah KajianMetode Perhitungan LuasNumeris AnalogMekanis PlanimetrisNumeris DigitalMetode SarrusAlat PlanimeterPerangkat LunakAutoCADKoordinat-KoordinatTitik-Titik Batas AreaPenelusuran Batas Areaoleh Pointer PlanimeterKomputasi ElektronisBatas Area DigitalArea BeraturanSegmen Garis JelasBatas Area Dapat Tidak BeraturanHarus Ada Skala PetaBatas Area sudahdi Input menjadiData DigitalLuas = | Jumlah Xn.Yn+1 - Jumlah Yn.Xn+1| . 1/2Command : polyline (enter)Command : area (enter)Penelusuran bentuk area sederhana bujur sangkar menggunakan pointer planimeterPencatatan nilai counter awal dan akhir bujur sangkarPerhitungan luas area bujur sangkar dari selisih counter dan skala petaPenelusuran bentuk area yang ingin diketahui luasnyaLuas area = (selisih counter area/bujur sangkar).luas bujur sangkar.skala peta Gambar 320. Diagram alir perhitungan luas Model Diagram Alir Perhitungan Luas 33511 Perhitungan Luas Rangkuman Berdasarkan uraian materi bab 11 mengenai perhitungan luas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Luas adalah jumlah area yang terproyeksi pada bidang horizontal dan dikelilingi oleh garis-garis batas. 2. Luas yang diukur pada gambar situasi disebut pengukuran tak langsung. 3. Luas yang dihitung dengan menggunakan data jarak dan sudut yang langsung diperoleh dari pengukuran dilapangan disebut pengukuran langsung. 4. Metode Sarrus, yaitu menggunakan koordinat-koordinat titik batas sebagai masukan untuk perhitungan luas. 5. Metode pengukuran luas, terdiri dari : Metode diagonal dan tegak lurus, Metode pembagian segitiga, Metode trapesium, Metode offset, Metode offset pusat, Metode simpson, Metode jarak meridian ganda, Metode kisi-kisi, Metode lajur, Metode pengukuran luas dengan planimeter. 6. Planimeter terbagi atas dua macam, yaitu planimeter fixed index model (model tetap), planimeter sliding bar model (model disetel). 33611 Perhitungan Luas Soal Latihan Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Apa yang dimaksud dengan luas ? 2. Sebutkan cara-cara pengukuran dan ketelitian yang dikehendaki ? 3. Sebutkan macam-macam metode pengukuran luas ? Jelaskan ! 4. Sebutkan macam-macam planimeter ? Jelaskan ! 5. Sebutkan tipe-tipe dasar penyesuaian garis batas ? Lampiran : A A - 1 DAFTAR PUSTAKA Anonim. (1983). Ukur Tanah 2. Jurusan Teknik Sipil PEDC. Bandung Barus, B dan U.S. Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi dan Geografis. Bogor. Budiono, M. dan kawan-kawan. 1999. Ilmu Ukur Tanah. Angkasa. Bandung. Darmaji, A. 2006. Aplikasi Pemetaan Digital dan Rekayasa Teknik Sipil dengan Autocad Development. ITB. Bandung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Depdikbud. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional RI. 2003. Standar Kompetensi Nasional Bidang SURVEYING. Bagian Proyek Sistem Pengembangan. Jakarta. Gayo, Yusuf., dan kawan-kawan. 2005. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. PT. Pradjna Paramita. Jakarta. Gumilar, I. 2003. Penggunaan Computer Aided Design (CAD) pada Biro Arsitek. Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI. Bandung. Gunarta, I.G.W.S. dan A.B. Sailendra. 2003. Penanganan Masalah Jalan Tembus Hutan secara Terintegrasi : Kajian terhadap Kebutuhan Kelembagaan Stakeholders. Jurnal Litbang Jalan Volume 20 No.3 Oktober. Departemen Pekerjaan Umum. Bandung. Gunarso, P. dan kawan-kawan. 2004. Modul Pelatihan SIG. Pemkab Malinau Hasanudin, M. dan kawan-kawan. 2004. Survai dengan GPS. Pradnya Paramita. Jakarta. Hendriatiningsih, S. 1990. Engineering Survey. Teknik geodesi FPTS ITB. Bandung. Hayati, S. 2003. Aplikasi Geographical Information System untuk Zonasi Kesesuaian Lahan Perumahan di Kabupaten Bandung. Lembaga Penelitian UPI. Bandung. Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan. 2005. Struktur Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI. Jurusan Diktekbang FPTK UPI. Bandung. Kusminingrum, N. dan G. Gunawan. 2003. Evaluasi dan Strategi Pengendalian Pencemaran Udara di Kota-Kota Besar di Indonesia. Jurnal Litbang Jalan Volume 20 No.1 Departemen Pekerjaan Umum. Bandung. Lanalyawati. 2004. Pengkajian Pengelolaan Lingkungan Jalan di Kawasan Hutan Lindung (Bedugul Bali). Jurnal Litbang Jalan Volume 21 No.2 Juli. Departemen Pekerjaan Umum. Bandung. Marina, R. 2002. Aplikasi Geographical Information System untuk Evaluasi Kemampuan Lahan di Kabupaten Sumedang. Masri, RM. 2007. Kajian Perubahan Lingkungan Zona Buruk untuk Perumahan. SPS IPB. Bogor. Mira, S. 1988. Poligon. Teknik Geodesi FTSP ITB. Bandung. Lampiran : A A - 2 Mira, S. R.M. 1988. Ukuran Tinggi Teliti. Teknik Geodesi FTSP ITB. Bandung. Melani, D. 2004. Aplikasi Geographical Information System untuk Zonasi Kesesuaian Lahan Perumahan di Kabupaten Sumedang. Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI. Bandung. Mulyani, S.Y.R dan Lanalyawati. 2004. Kajian Kebijakan dalam Pengelolaan Lingkungan Jalan di Kawasan Sensitif. Jurnal Litbang Jalan Volume 21 No.1 Maret. Departemen Pekerjaan Umum. Bandung. Parhasta, E. 2002. Tutorial Arcview SIG Informatika. Bandung. Purwaamijaya, I.M. 2006. Ilmu Ukur Tanah untuk Teknik Sipil. FPTK UPI. Bandung. Purwaamijaya, I.M. 2005a. Analisis Kemampuan Lahan di Kecamatan-Kecamatan yang Dilalui Jalan Soekarno-Hatta di Kota Bandung Jawa Barat. Jurnal Permukiman ISSN : 0215-0778 Volume 21 No.3 Desember 2005. Departemen Pekerjaan Umum. Badan Penelitian dan Pengembangan. Bandung. Purwaamijaya, I.M. 2005b. Analisis Kemampuan Lahan sebagai Acuan Penyimpangan Gejala Konversi Lahan Sawah Beririgasi Menjadi Lahan Perumahan di Koridor Jalan Soekarno-Hatta Kota Bandung. Jurnal Informasi Teknik ISSN : 0215-1928 No.28 – 2005. Departemen Pekerjaan Umum. Badan Penelitian dan Pengembangan. Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Air. Balai Irigasi. Bekasi. Purwaamijaya, I.M. 2005c. Pola Perubahan Lingkungan yang Disebabkan oleh Prasarana dan Sarana Jalan (Studi Kasus : Jalan Soekarno-Hatta di Kota Bandung Jawa Barat). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri A Pengukuran Tinggi. Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung. Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri B Pengukuran Horisontal. Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung. Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri C Pemetaan Topografi. Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung. Purworaharjo,U. 1982. Hitung proyeksi Geodesi (Proyeksi Peta). Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung. Staf Ukur Tanah. 1982. Petunjuk Penggunaan Planimeter. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi. Bandung. Supratman, A.. 2002. Geometrik Jalan Raya. FPTK IKIP. Bandung. Supratman, A.,dan I.M Purwaamijaya. 1992. Pengukuran Horizontal. Bandung.: FPTK IKIP. Supratman, A.,dan I.M Purwaamijaya. (1992). Modul Ilmu Ukur Tanah. FPTK IKIP. Bandung. Susanto dan kawan-kawan. (1994). Modul : Pemindahan Tanah Mekanis. FPTK IKIP. Bandung. Wongsotjitro. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Kanisius .Yogyakarta. Yulianto, W. 2004. Aplikasi AUTOCAD 2002 untuk Pemetaan dan SIG. Gramedia. Jakarta. Lampiran : B B - 1 GLOSARIUM Absis : Posisi titik yang diproyeksikan terhadap sumbu X yang arahnya horizontal pada bidang datar. Analog : Sistem penyajian peta secara manual. Astronomis : Ilmu yang mempelajari posisi relatif benda-benda langit terhadap benda-benda langit lainnya. Automatic level : Sipat datar optis yang mirip dengan tipe kekar tetapi dilengkapi dengan alat kompensator untuk membuat garis bidik mendatar dengan sendirinya. Azimuth : Sudut yang dibentuk dari garis arah utara terhadap garis arah suatu titik yang besarnya diukur searah jarum jam. Barometri : Alat atau metode untuk mengukur tekanan udara yang diaplikasikan untuk menghitung beda tinggi antara beberapa titik di atas permukaan bumi yang berkategori gunung (slope > 40 %). Benchmark : Titik ikat di lapangan yang ditandai oleh patok yang dibuat dari beton dan besi dan telah diketahui koordinatnya hasil pengukuran sebelumnya. Bowditch : Metode koreksi absis dan ordinat pada pengukuran polygon yang bobotnya adalah perbandingan antara jarak resultante terhadap total jarak resultante. BPN : Badan Pertanahan Nasional (Kantor Agraria / Pertanahan). CAD : Computer Aided Design. Penyajian gambar secara digital menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Cassini : Metode pengikatan ke belakang (alat berdiri di atas titik yang ingin diketahui koordinatnya) yang menggunakan bantuan 2 titik penolong dan dua buah lingkaran. Collins : Metode pengikatan ke belakang (alat berdiri di atas titik yang ingin diketahui koordinatnya) yang menggunakan bantuan 1 titik penolong dan satu buah lingkaran. Coordinate Set : Pengaturan koordinat peta analog agar sesuai dengan koordinat pada sistem koordinat peta digital yang titik-titik ikat acuannya adalah titik-titik di peta analog yang memiliki nilai-nilai koordinat. Cosinus : Besar sudut yang dihitung dari perbandingan sisi datar terhadap sisi miring. Cross hair : Benang silang diafragma yang tampak pada lensa objektif teropong sebagai acuan untuk membaca ketinggian garis bidik pada rambu ukur. Cross Section : Profil melintang. Penampang pada arah lebar yang menggambarkan turun naiknya permukaan suatu bentuk objek. Datum : Titik perpotongan antara ellipsoid referensi dengan geoid (datum relatif). Pusat ellipsoid referensi berimpit dengan pusat bumi (datum absolut). Digital : Sistem penyajian informasi (grafis atau teks) secara biner elektronis. Next >