< PreviousLampiran : B B - 2 Digitizer : Alat yang digunakan untuk mengubah peta-peta analog menjadi peta-peta digital dengan menelusuri detail-detail peta satu persatu. Distorsi : Perubahan bentuk atau perubahan informasi geometrik yang disajikan pada bidang lengkung (bola/ellipsoidal) terhadap bentuk atau informasi geometrik yang disajikan pada bidang datar. DGN : Datum Geodesi Nasional, datum sistem koordinat nasional. Dumpy level : Sipat datar optis tipe kekar, sumbu tegak menjadi satu dengan teropong. Ellipsoid : Bentuk 3 dimensi dari ellips yang diputar pada sumbu pendeknya dan merupakan bentuk matematis bumi. Spheroid persamaan kata ellipsoid. Equator : Garis khatulistiwa yaitu garis yang membagi bumi bagian utara dan bumi bagian selatan sama besar. Flattening : Kegepengan. Nilai yang diperoleh dari pembagian selisih radius terpendek dengan radius terpanjang ellipsoida terhadap radius terpendek. Fokus : Ketajaman penampakan objek pada teropong dan dapat diatur dengan tombol fokus. Fotogrametri : Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari mengenai geometris foto-foto udara yang diperoleh dari pemotretan menggunakan pesawat terbang. Geodesi : Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari dan menyajikan informasi bentuk permukaan bumi dengan memperhatikan kelengkungan bumi. Geodesic : Kurva terpendek yang menghubungkan dua titik pada permukaan ellipsoida. Geoid : Bentuk tidak beraturan yang mewakili permukaan air laut di bumi dan memiliki energi potensial yang sama. Geometri : Ilmu yang mempelajari bentuk matematis di atas permukaan bumi. Gradien : Besarnya nilai perbandingan sisi muka terhadap sisi samping yang membentuk sudut tegak lurus (90o) Grafis : Penyajian hasil pengukuran dengan gambar. Greenwich : Kota di Inggris yang dilewati oleh garis meridian (longitude/bujur) 0o. Grid : Bentuk empat persegi panjang yang merupakan referensi posisi absis dan ordinat yang diletakkan di muka peta yang panjang dan lebarnya bergantung pada unit posisi X dan Y yang ditetapkan oleh pembuat peta berdasarkan kaidah kartografi (pemetaan). Hexagesimal : Sistem besaran sudut yang menyajikan sudut dengan sebutan derajat, menit, second. Satu putaran = 360o. 1o=60’. 1’=60”. Higragirum : Hg, air raksa yang dipakai sebagai cairan penunjuk nilai tekanan udara pada alat barometer. Horisontal : Garis atau bidang yang tegak lurus terhadap garis atau bidang yang menjauhi pusat bumi. Indeks : Garis kontur yang penyajiannya lebih tebal atau lebih ditonjolkan dibandingkan garis-garis kontur lain setiap selang ketinggian tertentu. Lampiran : B B - 3 Interpolasi : Metode perhitungan ketinggian suatu titik di antara dua titik yang dihubungkan oleh garis lurus. Intersection : Nama lain dari pengikatan ke muka, yaitu pengukuran titik tunggal dari dua buah titik yang telah diketahui koordinatnya dengan menempatkan alat theodolite di atas titik-titik yang telah diketahui koordinatnya. Galat : Selisih antara nilai pengamatan dengan nilai sesungguhnya. GIS : Geographical Information System. Suatu sistem informasi yang mampu mengaitkan database grafis dengan data base tekstualnya yang sesuai. GPS : Global Positioning System. Sistem penentuan posisi global menggunakan satelit buatan Angkatan Laut Amerika Serikat. Gravitasi : Gaya tarik bumi yang mengarah ke pusat bumi dengan nilai + 9,8 m2/detik. GRS-1980 : GeodeticReference System tahun 1984, adalah ellipsoid terbaik yang memiliki penyimpangan terkecil terhadap geoid (lihat istilah geoid). Hardcopy : Dokumentasi peta-peta digital dalam bentuk lembaran-lembaran peta yang dicetak dengan printer atau plotter. Hardware : Perangkat keras computer yang terdiri CPU (Central Processing Unit), keyboard (papan ketik), printer, mouse. Informasi : Sesuatu yang memiliki makna atau manfaat. Inklinasi : Sudut vertical yang dibentuk dari garis bidik (dinamakan juga sudut miring). Interpolasi : Suatu rumusan untuk mencari ketinggian suatu titik yang diapit oleh dua titik lain dengan konsep segitiga sebangun. Jalon : Batang besi seperti lembing berwarna merah dan putih dengan panjang + 1,5 meter sebagai target bidikan arah horizontal. Jurusan : Sudut yang dihitung dari selisih absis dan ordinat dengan acuan sudut nolnya arah sumbu Y positif searah jarum jam. Kalibrasi : Suatu prosedur untuk mengeliminasi kesalahan sistematis pada peralatan pengukuran dengan menyetel ulang komponen- komponen dalam peralatan. Kartesian : Sistem koordinar siku-siku. Kompas : Alat yang digunakan untuk menunjukkan arah suatu garis terhadap utara magnet yang dipengaruhi magnet bumi. Kontrol : Upaya mengendalikan data hasil pengukuran di lapangan agar Memenuhi syarat geometrik tertentu sehingga kesalahan hasil pengukuran di lapangan dapat memenuhi syarat yang ditetapkan dan kesalahan-kesalahan acaknya telah dikoreksi. Kontur : Garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama dari permukaan air laut rata-rata (MSL). Garis di atas peta yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama dari permukaan air laut rata-rata dan kerapatannya bergantung pada ukuran lembar penyajian (skala peta). Konvergensi : Serangkaian garis searah yang menuju suatu titik pertemuan. Konversi : Proses mengubah suatu besaran (sudut/jarak) dari suatu sistem menjadi sistem yang lain. Koordinat : Posisi titik yang dihitung dari posisi nol sumbu X dan posisi nol sumbu Y. Lampiran : B B - 4 Koreksi : Nilai yang dijumlahkan terhadap nilai pengamatan sehingga diperoleh nilai yang dianggap benar. Nilai koreksi = - kesalahan. Kuadran : Ruang-ruang yang membagi sudut satu putaran menjadi 4 ruang yang pusat pembagiannya adalah titik 0. Kuadrilateral : Bentuk segiempat dan diagonalnya yang diukur sudut-sudut dan jarak-jaraknya untuk menentukan koordinat titik di lapangan. Latitude : Nama lain garis parallel. Garis-garis khayal yang tegak lurus garis meridian dan melingkari bumi. Paralel nol berada di equator atau garis khatulistiwa. Leveling head : Bagian yang terdiri dari tribach dan trivet, disebut juga kiap. Logaritma : Nilai yang diperoleh dari kebalikan fungsi pangkat. Longitude : Nama lain garis meridian. Garis-garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan bumi. Meridian nol berada di Kota Greenwich, Inggris. Long Section : Profil memanjang. Penampang pada arah memanjang yang menggambarkan turun naiknya permukaan suatu bentuk objek. Loxodrome : Nama lain adalah Rhumbline. Garis (kurva) yang menghubungkan titik-titik dengan azimuth yang tetap. Mapinfo : Desktop Mapping Software. Perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan peta digital berinformasi yang dibuat dengan spesifikasi teknis perangkat keras untuk pemakai tunggal dan dibuat oleh perusahaan Mapinfo Corporation yang berdomisili di Kota New York Amerika Serikat. MSL : Mean Sea Level (permukaan air laut rata-rata yang diamati selama periode tertentu di pinggir pantai). Sebagai acuan titik nol pengukuran tinggi di darat. Mistar : Papan penggaris berukuran 3 meter yang dapat dilipat dua sebagai target pembacaan diafragma teropong untuk mengukur tinggi garis bidik (benang atas, benang tengah, benang bawah). Meridian : Garis-garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan bumi. Meridian nol berada di Kota Greenwich, Inggris. Nivo : Gelembung udara dan cairan yang berada pada tempat berbentuk bola atau silinder sebagai penunjuk bahwa teropong sipat datar atau theodolite telah sejajar dengan bidang yang memiliki energi potensial yang sama. Normal : Proyeksi peta yang sumbu putar buminya berimpit dengan garis normal bidang perantara (datar, kerucut, silinder). Oblique : Proyeksi peta yang sumbu putar buminya membentuk sudut tajam (< 90o) dengan garis normal bidang perantara (datar, kerucut, silinder). Offset : Metode pengukuran menggunakan alat-alat sederhana (prisma, pita ukur, jalon). Ordinat : Posisi titik yang diproyeksikan terhadap sumbu Y yang arahnya vertical pada bidang datar. Orientasi : Pengukuran untuk mengetahui posisi absolute dan posisi relative Objek-objek di atas permukaan bumi. Orthodrome : Proyeksi garis geodesic pada bidang proyeksi. Overlay : Suatu fungsi pada analisis pemetaan digital dan GIS yang Menumpangtindihkan tema-tema dengan jenis pengelompokkan yang berbeda. Lampiran : B B - 5 Pantograph : Alat yang digunakan untuk memperbesar atau memperkecil objek gambar. Paralel : Garis-garis khayal yang tegak lurus garis meridian dan melingkari bumi. Paralel nol berada di equator atau garis khatulistiwa. Pegas : Gulungan kawat berbentuk spiral yang dapat memanjang dan memendek karena gaya tekan atau tarik yang digunakan pada alat sipat datar. Pesawat : Istilah untuk alat ukur optis waterpass atau theodolite. Phytagoras : Ilmuwan yang menemukan rumusan kuadrat garis terpanjang di suatu segitiga dengan salah satu sudutnya 90o adalah sama dengan perjumlahan kuadrat 2 sisi yang lain. Planimeter : Alat untuk menghitung koordinat secara konvensional. Planimetris : Bidang datar (2 dimensi) yang dinyatakan dalam sumbu X dan Y Point Set : Pengaturan koordinat peta analog agar sesuai dengan koordinat pada sistem koordinat peta digital yang titik-titik ikat acuannya adalah titik-titik di peta analog yang identik dengan titik-titik di peta digital yang telah ada. Polar : Sistem koordinat kutub (sudut dan jarak). Polyeder : Sistem proyeksi dengan bidang perantara kerucut, sumbu putar bumi berimpit dengan garis normal kerucut, informasi geometric yang dipertahankan sama adalah sudut (conform) dan tangent. Polygon : Serangkaian garis-garis yang membentuk kurva terbuka atau Tertutup untuk menentukan koordinat titik-titik di atas permukaan bumi. Profil : Potongan gambaran turun dan naiknya permukaan tanah baik memanjang atau melintang. Proyeksi peta : Proses memindahkan informasi geometrik dari bidang lengkung (bola/ellipsoidal) ke bidang datar melalui bidang perantara (bidang datar, kerucut, silinder). Radian : Sistem besaran sudut yang menyajikan sudut satu putaran = 2 ʌ ҏradian. ʌ = 22/7 = 3,14…… RAM : Random Acces Memory. Bagian dalam komputer yang digunakan sebagai tempat menyimpan dan memroses fungsi- fungsi matematis untuk sementara waktu. Raster : Penyajian peta atau gambar secara digital menggunakan unit-unit terkecil berbentuk bujur sangkar. Ketelitian unit-unit terkecil dinamakan dengan resolusi. Remote Sensing : Penginderaan jauh. Pemetaan bentuk permukaan bumi menggunakan satelit buatan dengan ketinggian tertentu yang direkam secara digital dengan ukuran-ukuran kotak tertentu yang dinamakan pixel. Resiprocal : Salah satu metode pengukuran beda tinggi dengan menggunakan 2 alat sipat datar dan rambunya yang dipisahkan oleh halangan alam berupa sungai atau lembah dan dilakukan bolak-balik untuk meningkatkan ketelitian hasil pengukuran. Reversible level : Sipat datar optis tipe reversi yang teropongnya dapat diputar pada sumbu mekanis dan disangga oleh bagian tengah yang mempunyai sumbu tegak. Rotasi : Perubahan posisi suatu objek karena diputar pada suatu sumbu putar tertentu. Lampiran : B B - 6 Sarrus : Orang yang menemukan rumusan perhitungan luas dengan nilai- nilai koordinat batas kurva. Scanner : Alat yang mengubah gambar-gambar atau peta-peta analog Menjadi gambar-gambar/peta-peta digital dengan cara mengkilas. Sentisimal : Sistem besaran sudut yang menyajikan sudut dengan sebutan grid, centigrid, centicentigrid. Satu putaran = 400g, 1g=100c, 1c=100cc. Simetris : Bagian yang dibagi sama besar oleh suatu garis diagonal. Sinus : Besar sudut yang dihitung dari perbandingan sisi muka terhadap sisi miring. Skala : Nilai perbandingan besaran jarak atau luas di atas kertas terhadap jarak dan luas di lapangan. Softcopy : Dokumentasi peta-peta digital dalam bentuk file-file digital. Software : Perangkat lunak computer untuk berbagai macam kepentingan. Stadia : Benang tipis berwarna hitam yang tampak di dalam teropong alat. Statif : Kaki tiga untuk menyangga alat waterpass atau theodolite optis. Tachymetri : Metode pengukuran titik-titik detail menggunakan alat theodolite yang diikatkan pada pengukuran kerangka dasar vertikal dan horisontal. Tangen : Besar sudut yang dihitung dari perbandingan sisi muka terhadap sisi miring. Tilting level : Sipat datar optis tipe jungkit yang sumbu tegak dan teropong Dihubungkan dengan engsel dan sekrup pengungkit. TM-3 : Sistem proyeksi Universal Transverse Mercator dengan faktor Skala di meridian sentral adalah 0,9999 dan lebar zone = 3o. Topografi : Peta yang menyajikan informasi di atas permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia dengan skala sedang dan kecil. Total Station : Alat ukur theodolite yang dilengkapi dengan perangkat elekronis untuk menentukan koordinat dan ketinggian titik detail secara otomatis digital menggunakan gelombang elektromagnetis. Trace : Serangkaian garis yang merupakan garis tengah suatu bangunan (jalan, saluran, jalur lintasan). Transit : Metode koreksi absis dan ordinat pada pengukuran polygon yang bobotnya adalah perbandingan antara jarak proyeksi pada sumbu X atau Y terhadap total jarak proyeksi pada sumbu X atau Y. Transversal : Proyeksi peta yang sumbu putar buminya tegak lurus (membentuk sudut 90o) dengan garis normal bidang perantara (datar, kerucut, silinder). Triangulasi : Serangkaian segitiga yang diukur sudut-sudutnya untuk Menentukan koordinat titik-titik di lapangan. Triangulaterasi : Serangkaian segitiga yang diukur sudut-sudut dan jarak-jaraknya di lapangan untuk menentukan koordinat titik-titik di lapangan. Tribach : Penyangga sumbu kesatu dan teropong. Trigonometri : Bagian dari ilmu matematika yang diaplikasikan untuk Menghitung beda tinggi antara beberapa titik di atas permukaan bumi yang berkategori bermedan bukit (8%< slope < 40 %). Trilaterasi : Serangkaian segitiga yang diukur jarak-jaraknya untuk Menentukan koordinat titik-titik di lapangan. Lampiran : B B - 7 Trivet : Bagian terbawah dari alat sipat datar dan theodolite yang dapat dikuncikan pada statif. Unting-unting : Bentuk silinder-kerucut terbuat dari kuningan yang digantung di bawah alat waterpass atau theodolite sebagai penunjuk arah titik nadir atau pusat bumi yang mewakili titik patok. UTM : Universal Transverse Mercator. Sistem proyeksi peta global yang memiliki lebar zona 6o sehingga jumlah zona UTM seluruh dunia adalah 60 zona. Bidang perantara yang digunakan adalah silinder dengan posisi transversal (sumbu putar bumi tegak lurus terhadap garis normal silinder), informasi geometrik yang dipertahankan sama adalah sudut (konform) dan secant. Vektor : Penyajian peta atau gambar secara digital menggunakan garis, titik dan kurva. Ketelitian unit-unit terkecil dinamakan dengan resolusi. Vertikal : Garis atau bidang yang menjauhi pusat bumi. Visual : Penglihatan kasat mata. Waterpass : Alat atau metode yang digunakan untuk mengukur tinggi garis bidik di atas permukaan bumi yang berkategori bermedan datar (slope < 8 %). WGS-84 : World Geodetic System tahun 1984, adalah ellipsoid terbaik yang Memiliki penyimpangan terkecil terhadap geoid (lihat istilah geoid). Zenith : Titik atau garis yang menjauhi pusat bumi dari permukaan bumi. Zone : Kurva yang dibatasi oleh batas-batas dengan kriteria tertentu. Lampiran : C C - 1 DAFTAR TABEL No Teks Hal 1 Ketelitian posisi horizontal (x,y) titik triangulasi 14 2 Tingkat Ketelitian Pengukuran Sipat Datar 60 3 Tingkat Ketelitian Pengukuran Sipat Datar 95 4 Ukuran kertas untuk penggambaran hasil pengukuran dan pemetaan 107 5 Formulir pengukuran sipat datar 114 6 Formulir pengukuran sipat datar 115 7 Kelas proyeksi peta 122 8 Aturan kuadran trigonometris 139 9 Cara Sentisimal ke cara seksagesimal 147 10 Cara Sentisimal ke cara radian 148 11 Cara seksagesimal ke cara radian 149 12 Cara radian ke cara sentisimal 150 13 Cara seksagesimal ke cara radian 151 14 Buku lapangan untuk pengukuran sudut dengan repitisi. 183 15 Metode perhitungan perbedaan sudut ganda dan perbedaan observasi 183 16 Arti dari perbedaan sudut ganda dan perbedaan observasi. 184 17 Buku lapangan sudut vertikal. 184 18 Daftar Logaritma 200 19 Hitungan dengan cara logaritma 204 20 Hitungan cara logaritma 225 21 Ukuran Kertas Seri A 276 22 Bacaan sudut 280 23 Jarak 280 24 Formulir pengukuran poligon 1 296 25 Formulir pengukuran poligon 2 297 26 Formulir pengukuran poligon 3 298 27 Contoh perhitungan garis bujur ganda 312 28 format daftar planimeter tipe 1 319 29 format daftar planimeter tipe 2 319 No 30 Teks Formulir pengukuran titik detail Hal 366 31 Formulir pengukuran titik detail posisi 1 367 32 Formulir pengukuran titik detail posisi 2 368 33 Formulir pengukuran titik detail posisi 3 369 34 Formulir pengukuran titik detail posisi 4 370 35 Formulir pengukuran titik detail posisi 5 371 36 Formulir pengukuran titik detail posisi 6 372 37 Formulir pengukuran titik detail posisi 7 373 38 Formulir pengukuran titik detail posisi 8 374 39 Bentuk muka tanah dan interval kontur. 382 40 Tabel perhitungan galian dan timbunan 422 41 Daftar load factor dan procentage swell dan berat dari berbagai bahan 424 42 Daftar load factor dan procentage swell dan berat dari berbagai bahan 425 43 Keunggulan dan kekurangan pemetaan digital dengan konvensional 435 44 Contoh keterangan warna gambar 458 45 Keterangan koordinat 458 46 Kelebihan dan kekurangan pekerjaan GIS dengan manual/pemetaan Digital 470 47 Pendigitasian Konvensional di banding pendigitasian GPS 486 48 Beberapa fungsi tetangga sederhana 497 49 Perbandingan Bentuk Data Raster dan Vektor 499 Lampiran : D D - 1 DAFTAR GAMBAR No Teks Hal 1 Anggapan bumi 2 2 Ellipsoidal bumi 3 3 Aplikasi pekerjaan pemetaan pada bidang teknik sipil 6 4 Staking out 6 5 Pengukuran sipat datar optis 7 6 Alat sipat datar 9 7 Pita ukur 9 8 Rambu ukur 9 9 Statif 9 10 Barometris 10 11 Pengukuran Trigonometris 10 12 Pengukuran poligon 12 13 Jaring-jaring segitiga 15 14 Pengukuran pengikatan ke muka 16 15 Pengukuran collins 17 16 Pengukuran cassini 18 17 Macam – macam sextant 18 18 Alat pembuat sudut siku cermin 19 19 Prisma bauernfiend 19 20 Jalon 19 21 Pita ukur 19 22 Pengukuran titik detail tachymetri 21 23 Diagram alir pengantar survei dan pemetaan 22 24 Kesalahan pembacaan rambu 26 25 Pengukuran sipat datar 27 26 Prosedur Pemindahan Rambu 27 27 Kesalahan Kemiringan Rambu 28 28 Pengaruh kelengkungan bumi 29 29 Kesalahan kasar sipat datar 30 30 Kesalahan Sumbu Vertikal 31 31 Pengaruh kesalahan kompas theodolite 36 32 Sket perjalanan 37 33 Gambar Kesalahan Hasil Survei 37 34 Kesalahan karena penurunan alat 39 35 Pembacaan pada rambu I 40 36 Pembacaan pada rambu II 41 No 37 Teks Kesalahan Skala Nol Rambu Hal 42 38 Bukan rambu standar 43 39 Sipat Datar di Suatu Slag 47 40 Rambu miring 54 41 Kelengkungan bumi 55 42 Kelengkungan bumi 55 43 Refraksi atmosfir 56 44 Model diagram alir teori kesalahan 57 45 Pengukuran sipat datar optis 61 46 Keterangan pengukuran sipat datar 63 47 Cara tinggi garis bidik 63 48 Cara kedua pesawat di tengah-tengah 65 49 Keterangan cara ketiga 65 50 Cotoh pengukuran resiprokal 67 51 Sipat datar tipe jungkit 67 52 Contoh pengukuran resiprokal 68 53 Dumpy level 72 54 Tipe reversi 73 55 Dua macam tilting level 74 56 Bagian-bagian dari tilting level 75 57 Instrumen sipat datar otomatis 76 58 Bagian-bagian dari sipat datar otomatis 76 59 Rambu ukur 78 60 Contoh pengukuran trigonometris 79 61 Gambar koreksi trigonometris 80 62 Bagian-bagian barometer 81 63 Barometer 82 64 Pengukuran tunggal 84 65 Pengukuran simultan 85 66 Model diagram alir pengukuran kerangka dasar vertikal 87 67 Proses pengukuran 91 68 Arah pengukuran 91 69 Alat sipat datar 92 70 Rambu ukur 92 71 Cara menggunakan rambu ukur di lapangan 93 72 Statif 93 73 Unting-unting 93 74 Patok kayu dan beton/ besi 94 75 Pita ukur 94 76 Payung 94 Lampiran : D D - 2 No 77 Teks Cat dan kuas Hal 95 78 Pengukuran sipat datar 98 79 Pengukuran sipat datar rambu ganda 99 80 Pengukuran sipat datar di luar slag rambu 100 81 Pengukuran sipat datar dua rambu 101 82 Pengukuran sipat datar menurun 101 83 Pengukuran sipat datar menaik 102 84 Pengukuran sipat datar tinggi bangunan 102 85 Pembagian kertas seri A 107 86 Pengukuran kerangka dasar vertikal 116 87 Diagram alir pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal 117 88 Jenis bidang proyeksi dan kedudukannya terhadap bidang datum 123 89 Geometri elipsoid. 124 90 Rhumbline atau loxodrome menghubungkan titik-titik 124 91 Oorthodrome dan loxodrome pada proyeksi gnomonis dan proyeksi mercator. 124 92 Proyeksi kerucut: bidang datum dan bidang proyeksi. 125 93 Proyeksi polyeder: bidang datum dan bidang proyeksi. 125 94 Lembar proyeksi peta polyeder di bagian lintang utara dan lintang selatan 126 95 Konvergensi meridian pada proyeksi polyeder. 126 96 Kedudukan bidang proyeksi silinder terhadap bola bumi pada proyeksi UTM 128 97 Proyeksi dari bidang datum ke bidang proyeksi. 129 98 Pembagian zone global pada proyeksi UTM. 129 99 Konvergensi meridian pada proyeksi UTM 130 100 Sistem koordinat proyeksi peta UTM. 131 101 Grafik faktor skala proyeksi peta UTM 131 102 Peta kota Bandung 133 103 Peta Geologi 133 No 104 Teks Peta statistik Hal 134 105 Peta sungai 134 106 Peta jaringan 135 107 Peta dunia 135 108 Sistem koordinat geografis 138 109 Bumi sebagai spheroid. 138 110 Sudut jurusan 140 111 Aturan kuadran geometris 140 112 Aturan kuadran trigonometris 140 113 Model diagram alir sistem koordinat proyeksi peta dan aturan kuadran 141 114 Pembacan derajat 155 115 Pembacaan grade 155 116 Pembacaan menit 155 117 Pembacaan centigrade 155 118 Sudut jurusan 156 119 Sudut miring 156 120 Cara pembacaan sudut mendatar dan sudut miring 156 121 Arah sudut zenith (sudut miring). 157 122 Theodolite T0 Wild 158 123 Theodolite 159 124 Metode untuk menentukan arah titik A. 160 125 Metode untuk menentukan arah titik A dan titik B. 160 126 Theodolite (tipe sumbu ganda) 162 127 Theodolite (tipe sumbu tunggal) 162 128 Sistem lensa teleskop 162 129 Penyimpangan kromatik 164 130 Penyimpangan speris 164 131 Diafragma (benang silang) 164 132 Tipe benang silang 164 133 Pembidik Ramsden 165 134 Teleskop pengfokus dalam 165 135 Niveau tabung batangan 166 136 Niveau tabung bundar. 166 137 Hubungan antara gerakan gelembung dan inklinasi. 167 138 Berbagai macam lingkaran graduasi. 168 139 Vernir langsung. 168 140 Pembacaan vernir langsung 168 141 Pembacaan vernir mundur 20,7. 168 Lampiran : D D - 3 No 142 Teks Pembacaan berbagai macam vernir. Hal 169 143 Sistem optis theodolite untuk mikrometer skala. 169 144 Pembacaan mikrometer skala 169 145 Sistem optis mikrometer tipe berhimpit. 170 146 Contoh pembacaan mikrometer tipe berhimpit. 170 147 Sistem optis theodolite dengan pembacaan tipe berhimpit 170 148 Alat penyipat datar speris. 171 149 Alat penyipat datar dengan sentral bulat. 171 150 Unting-unting 172 151 Alat penegak optis 172 152 Kesalahan sumbu kolimasi. 172 153 Kesalahan sumbu horizontal 174 154 Kesalahan sumbu vertikal. 174 155 Kesalahan eksentris. 175 156 Kesalahan luar. 175 157 Penyetelan sekrup-sekrup penyipat datar 176 158 Penyetelan benang silang (Inklinasi). 177 159 Penyetelan benang silang (Penyetelan garis longitudinal). 177 160 Penyetelan sumbu horizontal. 178 161 Pengukuran sudut tunggal. 179 162 Metode arah 182 163 Metode sudut. 183 164 Koreksi otomatis untuk sudut elevasi 183 165 Metode pengukuran sudut vertikal (1). 185 166 Metode observasi sudut vertikal (2). 185 167 Metode observasi sudut vertikal (3). 185 168 Diagram alir macam sistem besaran sudut 186 169 Pengukuran Jarak 189 170 Lokasi Patok 190 171 Spedometer 191 172 Pembagian kuadran azimuth 193 173 Azimuth Matahari 196 174 Pengikatan Kemuka 198 175 Pengikatan ke muka 199 No 176 Teks Pengikatan ke muka Hal 202 177 Pengikatan ke muka 203 178 Model Diagram Alir Jarak, Azimuth dan Pengikatan Ke Muka 205 179 Kondisi alam yang dapat dilakukan cara pengikatan ke muka 208 180 Kondisi alam yang dapat dilakukan cara pengikatan ke belakang 208 181 Pengikatan ke muka 209 182 Pengikatan ke belakang 209 183 Tampak atas permukaan bumi 210 184 Pengukuran yang terpisah sungai 210 185 Alat Theodolite 211 186 Rambu ukur 212 187 Statif 212 188 Unting-unting 212 189 Contoh lokasi pengukuran 212 190 Penentuan titik A,B,C dan P 213 191 Pemasangan Theodolite di titik P 213 192 Penentuan sudut mendatar 213 193 Pemasangan statif 214 194 Pengaturan pembidikan theodolite 214 195 Penentuan titik penolong Collins 215 196 Besar sudut Į dan ȕ 216 197 Garis bantu metode Collins 217 198 Penentuan koordinat H dari titik A 217 199 Menentukan sudut Įah 217 200 Menentukan rumus dah 218 201 Penentuan koordinat H dari titik B 218 202 Menentukan sudut Dbh 218 203 Menentukan rumus dbh 219 204 Penentuan koordinat P dari titik A 219 205 Menentukan sudut Įap 219 206 Menentukan sudut Ȗ 219 207 Menentukan rumus dap 220 208 Penentuan koordinat P dari titik B 220 Next >