< Previous 1907 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka Misalnya, kita akan memetakan suatu jalur jalan A – B a. Lakukan pengukuran garis-garis ukur pokok, meliputi ukur pokok ditunjukkan oleh garis 1 - 2, 2 - 3, 3 - 4, dan 4 - 5. Azimuth magnetis diukur dari utara magnetis (UM) ke garis pokok. b. Apabila di sepanjang jalur jalan tersebut terdapat obyek, seperti bangunan, pagar, atau aliran sungai, maka objek tersebut dapat dipetakan dengan cara mengukur jarak tegak lurus dari titik pada garis ukur pokok ke titik yang mewakili obyek tersebut. Garis ini disebut offset. Pada contoh di bawah ini, terdapat obyek rumah di pinggir garis ukur pokok 1 - 2. Lihat gambar. Gambar 170. Lokasi Patok Pada gambar 171 offset 01, 02, 03, 04 dan 05 dibuat tegak lurus terhadap garis ukur dari titik A ke titik A'. panjang offset 02 diukur dari titik a ke titik a', dan seterusnya. Reduksi jarak ukur pada suatu bidang referensi. sebelurn digunakan, biasanya suatu jarak ukur (measured distance), (umumnya berupa jarak miring) diproyeksikan terlebih dahulu pada suatu bidang referensi. 7.1.1. Pengklasifikasian Pengukuran Jarak a. Pengukuran jarak langsung Pengukuran jarak langsung biasanya menggunakan instrument atau alat ukur jarak langsung, misalnya pita ukur langkah, alat ukur jarak elektronik dan lain-lain. Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran jarak secara langsung diantaranya adalah : Kayu ukur, Rantai ukur. Syarat pengukuran dengan rantai ukur : 1. Jika panjang satu jalur melebihi panjang rantai, maka jalan rantai tersebut ditandai dengan batang penentu yang berwarna terang 2. Jalur-jalur rantai menjangkau daerah-daerah yang penting lainnya. 3. Titik yang diukur saling terlibat. 4. Tim minimum 2 orang Mistar, Pita ukur metalik, Pita ukur serat-serat gelas, Pita ukur dari baja, Pita ukur invar, Roda ukur, Speedometer, 1917 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka Gambar 171. Spedometer Curvimeter dan, Pedometer b. Pengukuran jarak tidak langsung Pengukuran ini biasanya menggunakan instrument ukur jarak tachymetry dan metode optic. Pengukuran jarak tidak langsung ada beberapa macam diantaranya pengukuran jarak dengan kira-kira. Cara ini dapat menggunakan langkah dan menggunakan skala pada peta. Tujuan yang akan dicapai dalam pengukuranjarak adalah membuat garis yang benar-benar lurus sehingga jaraknya dapat diukur dengan pasti. 7.1. 2. Bebagai macam instrumen ukur jarak dan cara penggunaanya a. Langkah. Karena ketelitiannya yang rendah, dewasa ini langkah (pacing) hanya digunakan untuk membantu penempatan instrumen sipat datar di tengah-tengah antara dua buah rambu pada pekerjaan sipat datar. Pada hakekatnya sangatlah sukar untuk mempertahankan jarak langkah yang tetap dan pengalaman menunjukkan bahwa untuk jarak ukur 100 m seorang petugas yang berpengalamann pun dapat membuat kesalahan sampai beberapa meter. b. Pita Ukur. Dewasa ini pita ukur (tapes) digunakan dalam pekerjaan pengukuran jarak biasa. Tipe yang banyak digunakan adalah pita ukur fiber, pita ukur baja, dan pita ukur invar (invar adalah bahan campuran tahan panas terdiri dari baja dan nikel). Pita Ukur fiber. Yang termasuk tipe ini adalah pita ukur yang terbuat dari serat rami dan diperkuat dengan anyaman kawat halus, pita ukur yang terbuat dari campuran serat rami dan serta katun dan pita ukur yang terbuat dari campuran serat gelas dan kimia. Biasanya pita ukur ini dibungkus dengan semacam lapisan cat, di atas mana angka-angka/tanda-tanda graduasi ditempatkan. Kelebihan-kelebihan dari pita ukur ini adalah sifatnya yang ringan, tidak mudah bengkok serta mudah pemakaiannya terutama pita ukur serat gelas. Akan tetapi, kelemahannya yang paling mencolok adalah sangat mudah memuai dan menyusut, akibat pengaruh kelembaban udara. Dengan demikian, 1927 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka 7. 2. Azimuth dan Sudut Jurusan tidak dapat digunakan untuk pengukuran teliti. Dimensi pita ukur biasanya adalah dengan panjang 10 m, 20 m, 30 m, 50 m dan seterusnya dan dengan graduasi 5 mm lebar pitaumumnya 16 mm. Pita ukur baja umumnya mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dari pita ukur fiber dan ketahannyapun cukup lama. Karenanya pita ukur tipe ini dipergunakan untuk pengukuran teliti, misalnya pengukuran untuk pelaksanaan konstruksi dan penempatan titik-titik kontrol. Pita ini terbuat dari baja karbon atau baja anti karat yang dibungkus dengan cat putih, cat metalik atau cat-cat berwarna lainnya. Pita ukur invar biasanya digunakan untuk mengukur garis basis dimana kesalahan relatif yang diizinkan hanya sebesar 1/500.000 – 1/1.000.000. c. Instrumen pengukuran jarak yang didasarkan pada metode optik. Metode dimana suatu jarak antara dua buah titik diukur secara tidak langsung disebut Tachymetri. Pada prinsipnya metode ini dilakukan dengan penempatan sebuah instrumen ukur jarak pada ujung titik permulaan dan instrumen tersebut diarahkan pada titik sasaran yang ditempatkan pada ujung lainnya. d. Instrumen yang menggunakan gelombang-gelombang elektromagnetik Instrumen pengukuran jarak elektronik saat ini telah digunakan untuk mengukur jarak langsung dengan tepat. Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju, azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu : a) Azimuth Sebenarnya, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran; b) Azimuth Magnetis, yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran; c) Azimuth Peta, yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran. Back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara menghitungnya adalah bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat. Azimuth adalah suatu sudut yang dimulai dari salah satu ujung jarum magnet dan diakhiri pada ujung 1937 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka objektif garis bidik yang besamya sama dengan angka pembacaan. Azimuth suatu garis adalah sudut antara garis meridian dari garis tersebut, diukur searah dengan jarum jam, biasanya dari titik antara garis meridian (dapat pula dari arah selatan). Besarnya sudut azimuth antara 0 – 360 derajat. Arah orientasi merupakan salah satu unsur utama dalam proses pengukuran untuk membuat peta, khususnya peta umum. Pada umumnya setiap peta merniliki arah utama yang ditunjukkan ke arah atas (utara). Terdapat 3 (tiga) arah utara yang sering digunakan dalam suatu peta. a. Utara magnetis, yaitu utara yang menunjukkan kutub magnetis. b. Utara sebenarnya (utara geografis), atau utara arah meridian. C. Utara grid, yaitu utara yang berupa garis tegak lurus pada garis horizontal di peta. Ketiga macam arah utara itu dapat berbeda pada setiap tempat. Perbedaan ketiga arah utara ini perlu diketahui sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan arah pada peta. Arah utara magnetis merupakan arah utara yang paling mudah ditetapkan, yaitu dengan pertolongan kompas magnetik. Perbedaan sudut antara utara magnetis dengan arah dari suatu obyek ke tempat obyek lain searah jarum jam disebut sudut arah atau sering disebut azimuth magnetis. Pada peta yang dibuat dengan menggunakan kompas maka perlu diberikan penjelasan bahwa utara yang digunakan adalah utara magnetis. Contoh: Azimuth Magnetis AB (Az, AB) = 70° Azimuth Magnetis AC (Az, AC) = 310° Gambar 172. Pembagian kuadran azimuth Azimuth dapat diperoleh dengan cara arcus tangent dari pembagian selisih absis terhadap selisih ordinat. Besarnya sudut azimuth tersebut berrgantung dari nilai positif atau negatifnya selisih absis atau ordinat. 1. Jika selisih absis bernilai positif dan selisih ordinatnya bernilai positif maka azimuth berada di kuadran I yang nilainya sama dengan sudut tersebut. 2. Jika selisih absis bernilai positif dan selisih ordinat bernilai negatif maka azimuth berada di kuadran II yang 1947 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka nilainya sama dengan 180 dikurangi sudut tersebut . 3. Jika selisih absis bernilai negatif dan selisih ordinat bernilai negatif maka azimuth berada di kuadran III yang nilainya sama dengan 180 ditambah sudut tersebut. 4. Jika selisih absis berniali negatife dan selisih ordinat bernilai positif maka azimuth berada di kuadran IV yang nilainya sama dengan 360 dikurangi besar sudut tersebut. Penggunaan azimuth Azimuth dapat diperoleh dengan cara arcus tangen dari pembagian selisih absis terhadap selisih ordinat. Besarnya sudut jurusan atau azimuth tersebut bergantung pada nilai positif atau negatifnya selisih absis atau ordinat. Jika selisih absis bernilai positif dan selisih ordinat bernilai positif maka azimuth berada di kuadran satu yang nilainya sama dengan besar sudut tersebut. Jika selisih absis bernilai positif dan selisih ordinat bernilai negatif maka azimuth berada di kuadran dua yang nilainya sama dengan 180° dikurang besar sudut tersebut. Jika selisih absis bernilai negatif dan selisih ordinat bernilai negatif maka azimuth berada di kuadran tiga yang nilai sudutnya sama dengan 180° ditambah besar sudut tersebut. dan jika selisih absis bernilai negatif dan selisih ordinat bernilai positif maka azimuth berada di kuadran empat yang nilai sudutnya sama dengan 360° dikurang besar sudut tersebut. Selain dari jarak informasi yang lain yang dapat diketahui dari dua buah titik yang sudah diketahui koordinatnya yaitu Azimuth atau sudut jurusan. Maka sudut jurusan AB yang didapat dari titik A (Xa,Ya) dan B (Xb,Yb) dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut: YaYbXaXbTanAB 1D Setelah alat ukur B.T.M diukur, sehingga bagian-bagian yang penting berada di dalam keadaan yang baik dan sebelum alat ukur apakah yang dibaca pada lingkaran mendatar dan pada lingkaran tegak. Pada lingkaran tegak diukur sudut-sudut miring yang besarnya sama dengan pembacaan pada skala lingkaran tegak dengan menggunakan nonius. Pada lingkaran mendatar tidaklah ada nonius untuk melakukan pembacaan pada skala lingkaran mendatar. Dilakukan pada ujung utara lingkaran jarum magnet yang berada di cos D bersama-sama dengan skala lingkaran mendatar. Yang dibaca pada lingkaran mendatar adalah suatu sudut yang dinamakan azimuth yaitu suatu sudut yang dimulai dari 1957 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka salah satu ujung jarum magnet da diakhiri pada ujung objektif garis bidik dan besarnya sama dengan angka pembacaan. Menurut ketentuan di atas azimuth harus dimulai dari salah satu ujung magnet sedangkan dua ujung dan sudut azimuth dapat diputar dari kiri kekanan atau dari kanan ke kiri, maka didapatlah 2x2 = 4 macam azimuth yang biasa disebut bearing. 3 Cara menentukan macam azimuth 1. Tentukan garis skala yang berimpit dengan ujung Utara jarum magnet. Angka pada garis skala ini menentukan besarnya suatu busur yang dimulai dari garis nol skala dan diakhiri pada angka itu. 2. Tentukan busur yang besarnya dinyatakan oleh angka pembacaan 3. Carilah suatu sudut yang dimulai dari salah satu ujung jarum magnet dan yang diakhiri pada ujung objektif yang sama besarnya dengan busur lingkaran yang dinyatakan oleh pembacaan. 4. Cara pernutaran sudut itu. merupakan macam azimuth. skala lingkaran mendatar turut berputar dengan teropong dan jarum magnet tetap kearah Utara - Selatan magnetis. Mengetahui arah sebuah garis yang menghubungkan dua buah titik P1 dan P2 di atas permukaan bumi adalah hal yang terpenting dalam pengukuran. Pada umumnya arah sebuah garis yang menghubungkan dua buah tititk P1 dan P2 di atas permukaan bumi dinyatakan dengan azimuth. Azimuth diukur degan metode astronomis dengan menggunakan alat-alat seperti jarum magnet, gyrocompas, dll. Pengukuran azimuth diadakan untuk menghilangkan kesalahan akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan triangulasi atau dalam pengukuran jaring-jaring, penentuan azimuth untuk titik-titik kontrol yang tidak terlihat serta dengan lainnya, penentuan sumbu X untuk kordinat bidang datar pada pekerjaan pengukuran yang bersifat lokal. Macam – macam azimuth 1. Azimuth kompas Dalam pekerjaan pengukuran yang sederhana, maka pengukuran azimuth awal ataupun akhirnya hanya dilakukan dengan menggunakan alat penunjuk arah Utara (kompas). Umumnya azimuth magnetis jenis ini dikenal dengan nama sudut jurusan. Untuk maksud tersebut pengukuran dilakukan hanya pada satu sisi poligon saja (2 sisi poligon lebih baik). Prosedur pengukuran adalah sebagai berikut : ¾ Memasang dan mendatarkan theodolite pada salah satu titik poligon. ¾ Menempatkan lingkaran graduasi pada 0000’00’’, kemudian klem atas dikencangkan (pada titik B). 1967 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka selatanutarakutub utarakutub selatanbarattimurequatorbola langit¾ Klem bawah dibuka, maka arahkan teropong kearah utara dengan bantuan kompas yang telah diletakkan pada sisi teodolite, lalu klem bawah dikencangkan dan klem atas dibuka. ¾ Bidikan teropong diarahkan ke salah satu titik poligon lain yang satu sisi dengan tempat berdiri alat, misal A dan catat lingkaran graduasinya. Maka diperoleh azimuth di titik B terhadap titik A. Cara dalam menentukan azimuth tadi, dapat pula dilakukan dengan cara Repetisi agar diperoleh hasil yang teliti. Untuk melengkapi pengukuran sudut ini dengan segala kelengkapannya, maka selanjutnya akan diturunkan penentuan azimuth kontrol dengan mengukur tinggi matahari. Gambar 173. Azimuth Matahari 2. Azimuth matahari Pada prinsipinya pengukuran tinggi matahari yang dilakukan adalah untuk menentukan azimuth matahari ( a ) pada saat pembidikan tinggi ( t ) dilakukan Mengukur tinggi matahari dengan melakukan penadahan bayangan matahari pada selembar kertas. Dari hubungan segitiga diatas, kutub utara dan matahri pada saat tertentu akan didapatkan hubungan matematis di atas permukaan bola langit sebagai berikut: sin)90cos(0 Gh sin-+cosh cos- cosa Apabila lintang diketahui secara pendekatan (umumnya cukup hasil interpolasi dari peta topografi) dan harga deklinasi matahari dapat dicari tabel matahari, maka dengan mudah segera akan didapatkan harga azimuth matahri (a). Dengan mempunyai harga sudut mendatar 1977 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka 7. 3. Tujuan Pengikatan Ke Muka antara matahari dan target , maka : A = a + s Prosedur pengukurannya dapat dilakukan dengan berbagai cara, hal ini disebabkan ¾ Mengukur matahari dengan memakai filter khusus pada lensa objektifnya. ¾ Mengukur tinggi matahari dengan memakai prisma roelofs. Dengan memilih salah satu peralatan dan mengukur waktu pengukran (t), maka dapat ditentukan harga deklinasi matahari dari tabel matahari yang selalu dikeluarkan setiap tahun oleh Jawatan Topografi Darat ataupun Jurusan Geodesi ITB dan dapat dimiliki olehmu. Prosedurnya adalah sebagai berikut : ¾ Atur kedudukan alat pada titik dari sisi yang akan ditentukan azimuthnya. ¾ Tempatkan filter atau prisma roelofs di muka lensa objektif apabila penadahan bayangan yang dilakukan, maka lakukan pemfokuskan lensa untuk tak hingga ke arah bukan matahari. ¾ Setelah matahari dekat sasaran (benang silang), persiapkan penunjuk tanda waktu yang telah dibicarakan dengan tanda waktu yang benar . ¾ Tepat matahari memasuki benang silang, catat : Waktu, Tinggi, Arah mendatar matahari, Arah mendatar ke target di ujung sisi lainnya. ¾ Dari tabel deklinasi matahari untuk tahun yang bersangkutan dapat ditentukan dapat ditentukan deklinasi matahari pad saat terbidik (pencarian dilakukan dengan argumen waktu ( t ) yang di dapat dari hasil pengkuran. ¾ Carilah nilai lintang dari peta topografi dengan cara melakukan interpolasi. ¾ Hitung besarnya azimuth matahari dengan rumus : sin)90cos( Gh sin - + cos h cos cos a ¾ Hitung besarnya sudut mendatar antara matahari dan target. Maka azimuth sisi didapat dengan memakai rumus A = a + s. Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/benang, unting–unting) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa diperoleh dari lapangan. 1987 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitiganya. Gambar 174. Pengikatan Kemuka Pada pengolahan data, kita mencari terlebih dahulu jarak dengan rumus akar dan penjumlahan selisih absis dan selisih ordinat. 22)()(yaybxaxbdab Azimuth titik A terhadap B kita cari dengan rumus arcus tangen pembagian selisih absis dan ordinat . Tgn -1 YaYbXaXbAB D Azimuth titik A terhadap target kita peroleh dari azimuth basis dikurang sudut alfa. Azimuth titik B terhadap target kita peroleh dari azimuth titik A terhadap titik B ditambahkan 180 dan ditambahkan terhadap sudut beta. Jarak A terhadap target dan B terhadap target diperoleh dari rumus perbandingan sinus. Jarak A terhadap target sama dengan perbandingan jarak absis dibagi sudut 1800 dikurang D dan E dikalikan dengan sinus E. Jarak B terhadap target sama dengan perbandingan jarak basis dibagi sinus sudut 1800 dikurang D dan E dikalikan dengan sudut D. ¾ Mencari koordinat P dari titik A : Xp = Xa + da . Sin ap Yp = Ya + da . Cos ap ¾ Mencari koordinat C dari titik B: Xp = Xb + dbp . Sin bp Yp = Yb + dbp . Cos bp Koordinat target dapat diperoleh dari titik A dan B. Absis target sama dengan jarak A terhadap target dikalikan dengan sinus azimuth A terhadap target kemudian ditambahkan dengan absis titik A. Ordinat target sama dengan jarak A terhadap target dikalikan dengan cosinus azimuth A terhadap target kemudian ditambahkan dengan ordinat titik A. Absis target sama dengan jarak B terhadap target dikalikan dengan sinus azimuth B terhadap target kemudian ditambahkan dengan absis titik B terhadap target kemudian ditambahkan dengan ordinat titik B. Nilai koordinat target merupakan nilai koordinat yang diperoleh dari titik A dan B. D E B (Xb,Yb) A (Xa,Ya) P 1997 Jarak, Azimuth dan Pengikatan ke Muka 7. 4. Prosedur Pengikatan Ke Muka Titik P diikat pada titik A (Xa, Ya) dan B(Xb, Yb), diukur sudut-sudut alfa dan beta yang terletak pada titik A dan titik B. Dicari absis X dan ordinat Y titik P. Carilah selalu lebih dahulu sudut jurusan dan jarak yang diperlukan. Koordinat-koordinat titik P akan dicari dengan menggunakan koordinat-koordniat titik-titik A dan B sehingga akan didapat dua pasang X dan Y yang harus sama besarnya, kecuali perbedaan kecil antara dua hasil hitungan. Diperlukan lebih dahulu sudut jurusan dan jarak yang tentu sebagai dasar hitungan. Gambar 175. Pengikatan ke muka Hitungan dengan logaritma a. Mencari sudut jurusan Diketahui bahwa : Tg Įab= (Xb – Xa) : (Yb - Ya) = (Xb – Xa) : sin Įab = (Yb-Ya) : cos Įab b. Xp dan Yp dicari dari titik A : diperlukan Įap dan dap dap : sin ȕ = dab : sin {(1800 – (Į + ȕ)} Atau dap=EEEDsinsin)sin(mdab Bila mdab )sin(ED Setelah Įap dan dap diketahui, maka Xp = Xa + dap sin Įap Yp = Ya + dap cos Įap c. Xp dan Yp dicari dari titik B, diperlukan Įbp dan dbp Diketahui bahwa Įba = Įab + 1800 karena sudut jurusan dan arah yang berlawanan berselisih 1800, selanjutnya dapat dilihat dari gambar bahwa Įbp = (Įba + ȕ) – 3600 = Įbp = (Įab + ȕ) – 1800. Dengan rumus sinus di dalam segitiga ABP didapat : dbp : sin Į = dab : sin {1800 – (Į+ȕ)} atau dbp = m sin Į Mka didapatlah : Xp = Xb + dbp sin Dbp Yp = Yb + dbp cos Dbp Next >