< Previous 344 Gambar 7.41 B Pengatur Tegangan Gambar 7.41 C Pengatur Tegangan Pegas (Per Spiral) 345 Gambar 7.41 D Pengatur Tegangan (Per Spiral) Gambar 741 E Arah Jalan Benang pada Pengatur Tegangan 346 7.3.3.2 Pemeliharaan Mesin Palet. Pemeliharaan pada mesin Palet meliputi : 1. Pembersihan spindle setiap hari. 2. Pembersihan tension device setiap hari. 3. Pembersihan sensor benang putus setiap hari. 4. Pembersihan motor dengan V beltnya setiap hari. 5. Pembersihan bagian penyua pan setiap hari. 6. Pelumasan return catch, tension reeleace crank cam roll,turn crank,bronze roll and chain, tension device setiap 20 hari. 7. Pelumasan tension pulley lever setiap 1 bulan. 8. Pelumasan bunch builder case,tension pulley lever bolt,gear box,threader head, conter tip holder setiap 5 bulan. 7.4 Proses Penghanian (Warping) 7.4.1 Tujuan Proses Penghanian Tujuan proses penghanian adalah untuk menggulung benang lusi dengan arah gulungan sejajar pada bum hani (bum lusi) atau (bum tenun). Benang yang akan digulung dapat berasal dari gulungan benang bentuk kerucut (cone), silinder, cakra, yang ditempatkan pada rak hani (creel). Kalau jumlah benang yang akan ditenun sedikit misalnya untuk membuat kain pita atau permadani, maka benang lusi tidak perlu dihani tetapi dapat langsung ditarik dari rak hani (creel) dan terus ditenun asal jumlahnya lusi lebih dari kecil atau paling banyak sama dengan kapasitas rak hani. 7.4.2 Cara Penghanian Benang lusi ditinjau dari kekuatannya untuk ditenun ada yang sudah memenuhi syarat, misalnya benang double (benang gintir) atau benang yang sudah dikanji, dan ada juga yang belum memenuhi syarat, misalnya benang single. Oleh karena itu benang single harus diperkuat dulu dengan dikanji sebelum ditenun. Maka berdasarkan tersebut di atas, maka cara penghanian dapat digolongkan sebagai berikut : x Penghanian langsung dari bobin yang ditempatkan pada rak hani ke bum tenun tanpa melalui larutan kanji. x Penghanian sementara : - Menghani langsung dari bobin-bobin yang ditempatkan pada rak hani ke bum lusi atau bum hani, kemudian dari beberapa 347 bum hani setelah melewati larutan kanji. - Menghani langsung dari bobin-bobin yang ditempatkan pada rak hani ke bum hani setelah melewati larutan kanji. Kemudian dari beberapa bum hani ( warp beam) dilakukan penggulungan/penyatuan kebum tenun. Pada proses penghanian dilakukan proses penggulungan dengan : panjang tertentu, lebar tertentu, jumlah lusi tertentu dan tegangan yang sama. Yang kesemuanya hal tersebut disesuaikan dengan rapot hanian atau harus sesuai dengan persyaratan kain yang akan dibuat. Persyaratan gulungan benang pada bum tenun yang iap/baik untuk digunakan : benang-benang yang digulung harus sama panjang letak benang-benang yang digulung harus sejajar benang yang digulung pada bum tenun harus seoptimal mungkin gulungan benang pada bum hani/tenun mempunyaii kekerasan yang cukup atau setiap lapis gulungan benang mempunyai tegangan yang sama Lebar benang pada bum tenun harus lebih lebar dari pada lebar cucukan pada sisir tenun. Panjang benang harus lebih panjang dari panjang kain yang akan dibuat. Permukaan gulungan benang pada bum tenun harus rata. Piringan bum tenun tegak lurus dengan pika bum. Kedua piringan bum tenun terpasang simetris pada pipa bum tenun atau sisa ujung pipa bum tenun di luar piringan kanan dan kiri sama panjang. 7.4.3 Pemilihan Gulungan Benang pada Bobin Pada proses penghanian, gulungan benang yang akan dihani dapat langsung berasal dari pabrik pemintalan. Gulungan benang dari pemintalan dapat langsung digunakan pada proses penghanian dan ada yang di rewinding terlebih dahulu sebelum digunakan. Gulungan benang yang berasal dari pabrik pemintalan dan langsung digunakan pada proses penghanian mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut : x Besar gulungan benang kadang-kadang tidak sama, sehingga penggantian gulungan benang sering dilakukan dengan waktu habis yang tidak sama, dengan demikian maka stppage (berhentinya mesin) 348 akan meningkat dan efisiensi akan turun. x Gulungan benang yang tidak sama besar akan mengakibatkan tegangan tidak sama selama penghanian. x Penggantian gulungan benang yang sering dilakukan akan mengakibatkan memperbanyak sambungan benang dan akan mempengaruhi mutu (kwalitas) kain. Sambungan yang banyak akan memperbesar kemungkinan benang putus lagi karena sambungan yang kurang baik. x Kesalahan yang terjadi di pemintalan akan terbawa ke bum tenun, sehingga akan mengganggu proses penenunan dan akan menurunkan mutu kain. 7.4.4 Cara Penarikan Benang Ada dua cara penarikan benang dari bobin yang ditempatkan pada rak hani (creel) : 7.4.4.1 Penarikan Benang Tegak Lurus dengan Poros Bobin Cara penarikan seperti ini biasanya digunakan pada gulungan benang yang berbentuk silinder dan penerikan seperti ini mempunyai kelemahan sebagai berikut : x Kecepatan penarikan benang tidak dapat tinggi, karena bobin ikut berputar, sehingga kalau kecepatannya tinggi bobin akan bergelar dan akan mengganggu kerataan benang. x Tegangan benang selama proses tidak sama. Tegangan yang terjadi pada waktu diameter gulungan, berbeda dengan pada waktu diameter gulungan mengecil. x Karena massa gulungan benang, maka diperlukan gaya tarikan yang besar. Jika gaya tarikan yang diperlukan ini melampaui kekuatan benangnya, maka benang akan putus. x Jika penarikan benang berhenti, gulungan benang akan terus berputar karena adanya gaya centrifugal. Keadaan ini akan menimbulkan kesulitan pada proses penghanian. x Volume gulungan benang biasanya kecil, sehingga harus sering mengganti bobin, yang mengakibatkan stppage besar dan efisiensi turun. Walaupun cara penerikan tersebut di atas mempunyai kelemahan, kadang-kadang masih dilakukan pada keadaan 349 tertentu misalnya untuk membuat kain yang menggunakan benang-benang filamen atau benang-benang mempunyai permukaan licin sehingga gulungan benang dibuat dalam bentuk bobin cakra di samping itu bila jumlah pesanan kain kecil atau perusahaan-perusahaan kecil. 7.4.4.2 Penarikan Benang Sejajar (Segaris) dengan Poros Bobin Cara penarikan seperti ini biasanya digunakan pada gulungan benang yang berbentuk kerucut (cone), cara penarikan ini lebih baik dari pada cara penarikan yang tegak lurus dengan poros bobin, karena beberapa kelemahan-kelemahan tersebut di atas dapat diatasi/dihilangkan. 7.4.5 Mesin Hani Seksi Silinder (Cylinder Sectional Warping Machine) Mesin hani ini proses penghaniannya dilakukan dengan membagi benang lusi menjadi seksi-seksi. Misalnya benang lusi yang harus dihani 6000 helai dengan lebar 180 cm, maka proses penghaniannya dilakukan dengan membagi benang-benang lusi tersebut menjadi 10 seksi setiap seksi terdiri dari 600 helai dengan lebar 18 cm. Kemudian dari 10 bum hani disatukan ke dalam bum tenun dengan lebar bum 180 cm menggunakan ”Beaming Machine”. 7.4.5.1 Bagian-bagian Peralatan Mesin Hani Seksi Silinder (a) Gambar perspektif 350 (b) Pandangan samping dan atas mesin Gambar 7.42 Cylinder Sectional Warping Machine Keterangan : 1. Creel 2. Sisir silang 3. Sisir Ekspansi 4. Bum hani 7.4.5.2 Proses Menghani Gulungan benang yang telah siap dikerjakan dipasang pada rak hani (creel) (1) sesuai dengan corak lusi yang telah direncanakan. Ujung-ujung benang dari creel ditarik kemudian dilewatkan sisir silang (2) yang berfungsi untuk mensejajarkan setiap helai benang. Selanjutnya benang dilewatkan pada sisir ekspansi (3) kemudian digulung pada bum hani (4). Bum hani diputarkan secara langsung oleh penggeraknya, sehingga untuk menjaga agar tegangan benang pada bum hani selalu tetap sama, baik pada waktu diameter gulungan benang pada bum hani kecil maupun besar, pada mesin tersebut diperlengkapi peralatan pengatur kecepatan putar bum hani. Apabila diameter gulungan benang bertambah besar, kecepatan putaran bum hani semakin lambat. Gulungan-gulungan pada bum hani kemudian disatukan dan digulung pada bum tenun menggunakan mesin Beaming. 351 7.4.6 Mesin Hani Seksi Kerucut (Cone Sectional Warping Machine) Proses penghanian dilakukan dengan menggulung benang-benang lusi dalam bentuk band-band (tapes) pada tambur (tromel). Band-band benang lusi tersebut digulung berjajaran satu dengan lainnya, sehingga selebar bum tenun. Banyaknya benang lusi yang digulung dalam seluruh band-band tersebut, sama dengan jumlah benang lusi yang diperlukan. Banyaknya benang-benang lusi pada tiap-tiap band dapat sama dan juga dapat tidak sama. Kelemahan dari mesin ini adalah : Panjang dan tegangan benang pada bum kadang-kadang tidak sama besar. Kurang tepat untuk masa produksi (produksi besar-besaran). 7.4.6.1 Bagian-bagian mesin hani seksi kerucut x Rak Hani (Creel) x Sisir Silang (Leasing Reed) x Mesin Hani (Warping Machine) x Mesin Penggulung Bum (Beaming Machine) Gambar 7.43 Skema Mesin Hani Seksi Kerucut Keterangan : 1. Creel (Rak Hani) 2. Rol Pengantar 3. Sisir Silang 352 4. Rol Pengantar 5. Sisir Hani 6. Rol Pengantar 7. Rol Pengantar 8. Drum (Tambur) 9. Rol Pengantar (Penegang) 10. Bum Tenun 1) Creel (Rak Hani, Rak Kelosan) Creel ini fungsinya adalah untuk menempatkan gulungan benang (kelosan) yang akan dihani. Macam-macam bentuk rak hani (Creel) : a) Creel bentuk V Creel bentuk V ini gulungan benang yang akan dihani pada umumnya bentuk silinder atau Cakra dengan penarikan tegak lurus dengan sumbu bobin. Kapasitas Creel 200 sampai 500 bobin dan tidak diperlengkapi dengan alat penjaga benang putus dan alat pengatur tegangan benang sehingga tidak digunakan pada mesin hani yang mempunyai kecepatan yang tinggi. Dengan demikian Creel bentuk V ini hanya digunakan untuk jumlah produksi yang kecil. b) Creel berjajar ke belakang Creel ini pada umumnya digunakan untuk massa produksi (produksi yang lebih besar dan dapat digunakan untuk mesin hani yang mempunyai kecepatan yang tinggi. Pada Creel diperlengkapi dengan alat pengatur tengangan/pembersih benang dan juga diperlengkapi dengan alat penjaga benang putus. Gambar 7.44 Creel tanpa Spindel Cadangan 353 Gambar 7.45 Creel dengan Spindel Cadangan Gambar 7.46 Creel dengan kereta dorong Next >