< Previous 334 Bila Switch pada “ON” maka Elektromotor akan berputar dan jika Handel pada posisi mesin ber-Belt akan terletak pada Loose Pulley (507), sehingga Elektromotor akan tetap berputar dan kulit rem(3579) akan mengerem Driving Pulley (3595-2). Bila Handel pada posisi mesin jalan maka Belt akan berpindah dari Loose Pulley (507) ke Driving Pulley (3595-2) dan kulit rem akan membuka sehingga mesin akan jalan. Gambar 7.34 Starting and Stopping b. Gerakan Penggulungan dan Pengantar Benang Driving Shaft (505-2) akan berputar jika Handel pada posisi mesin jalan, pada Driving Shaft (505-2) mempunyai Roda Gigi (511) yang akan memutarkan Poros Spindel (521,522,515) dengan perantaraan Roda Gigi (524,520), bobin yang terpasang pada Spindel akan berputar menggulung benang. Spindel (521 dan 515) mempunyai pengantar benang yang terpasang pada poros (613), demikia pula Spindel (522 dan 515) mempunyai satu pengantar yang terpasang pada poros (613-1). 335 Gambar 7.35 Diagram Mekanisme Gerakan Kedua poros pengantar (613,613-1) digerakkan bolak-balik oleh eksestrik (1044-X) dengan gerakan yang berlawanan arah. Eksentrik tersebut diputarkan oleh Driving Shaft (505-2) dengan perantaraan Gigi Cacing (512) dan Roda Gigi (1043). Untuk penggeseran pengantar benang sedikit demi sedikit dari pangkal sampai keujung palet pada poros pengantar (613) mempunyai gigi panjang yang berhubungan dengan gigi (1036), jadi poros (613) sambil bergerak bolak-balik diputar sedikit demi sedikit oleh gigi (1036) setiap satu gerakan bolak-balik. Poros pengantar (613) diluar kotak diperpanjang oleh spil yang membawa pengantar benang. Spil-spil (Traversebar 614) ini mempunyai ulir sepanjang batangnya. Dengan berputarnya Traverse bar (614) pengantar benang akan bergearak maju sedikit demi sedikit bergeser dari pangkal sampai keujung Traverse bar (614). 336 c. Gerakan Otomatis Gulungan Penuh Pada bagian depan Traverse Guide Bracket (620), ditekan oleh per (619) sehingga apabila gulungan benang sudah penuh maka ujung Traverse Bar Bracket (620) akan menumbuk Shaft Head (58) sehingga Stop Lever (67) akan mengungkit Traverse Guide (621) keatas terbebas hubungannya dengan ulir pada Traverse Bar (620) dan dari kekuatan Per tadi pengantar benang akan dapat kembali dengan cepat kepangkalnya, setelah terjadi pergantian palet yang penuh dengan palet yang kosong maka penggulungan dan pengantar akan mulai bekerja lagi. Di bawah pangkal bobin pisau yang akan memotong benang dari bobin yang telah penuh, yang sudah dijatuhkan kebawah, yang ujungya sebelumnya dijepit diantara spidel dan pengkal bobin. 337 Gambar 7.36 Otomatis Gulungan Penuh 338 Gambar 7.37 Gerakan Pergantian Palet d. Gerakan Pengatur Tebal Gulungan Seperti diketahui bahwa benang pakan harus digulung dalam palet dengan diameter yang besarnya tertentu, yaitu sesuai dengan teropong yang digunakan dan nomor benangnya. Apabila nomor benang yang dipalet diganti atau dirubah, maka untuk mencapai diameter gulungan yang sama, perlu diadakan perubahan kecepatan geseran dari pengantar benang. Untuk benang-benang yang lebih kasar memerlukan pergeseran yang lebih cepat dari pada benang-benang yang lebih halus. Sebab apabila pergeserannya sama, benang-benang kasar akan menghasilkan diameter yang lebih besar dari pada benang halus. Untuk mempercepat dan memperlambat pergeseran pada mesin diperlengkapi dengan Adjusting Hand Wheel (571) yang mempunyai angka skala. Makin besar angka skala yang distel pada adjustment wheel (571), berarti makin cepat pergeseran pengantar benang tersebut. Pada Spidle (521) mempunyai Gigi Cacing (525) yang akan memutarkan Feed Worm Wheel (553) dan pada gigi tersebut mempunyai pena yang dapat membawa Ratchet Feed Lever (549) dan memutarkan Feed Ratchet Wheel (532). Jumlah gigi Ratchet yang 339 diputarkan tergantung kedudukan Ratchet Feed Lever (549). Kedudukan Ratchet Feed Lever dapat diatur dengan menyetel Adjust Handle Wheel (571), bila Adjust Handle Wheel (571) distel pada angka skala tinggi, maka kedudukan Ratchet Feed Lever (532) akan dapat memutarkan jumlah gigi Ratchet lebih banyak, sehingga pergeseran benang lebih besar. Gambar 7.38 Pengatur Tebal Gulungan e. Gerakan Penggulung Benang Cadangan Gulungan cadangan benang ini diperlukan apabila mesin tenun yang digunakan diperlegkapi dengan peralatan otomatis pergantian palet (Cop Change) atau pergantian teropong (Shuttle Change). 340 Gulungan benang cadangan ini disebut “Bunch”, Ada 2 macam bentuk Bunch yaitu : 1. Penggulungan setempat (Traverseless Bunching), dimana benang digulungan diatas palet dengan pengantar benang tidak bergerak bolak-balik. 2. Penggulungan dengan gerak pengantar bolak-balik (Traverse Bunching), dimana benang digulung diatas palet dengan pengantar benang bergerak bolak-balik. Panjang benang cadangan ini tergantung lebar sisir mesin tenunnya (ukuran mesin) yaitu 3 kali lebar sisir ditambah 70 cm. Gambar 7.39 Gulungan Benang Cadangan “Bunch” (A) 341 (B) (C) 342 (D) Gambar 7.40 A, B, C, D, E. Peralatan Gerakan Gulungan Benang Cadangan (Bunch) Gerakan pengatur panjang gulungan cadangan ini pusat gerakannya adalah dari Poros Eksentrik Pengantar benang (1044-X), dengan perantaraan Layer Locking Gear (1045-1), Layer Locking Cam (526) Bunch Motion Gear (546), Connecting Lever (603) yang akan memutarkan Ratchet Wheel (592). Pada saat mulai penggulungan benang cadangan, setiap satu kali putaran dari Bunch Motion Gear (546) akan menggerakkan gigi ratchet satu gigi, pada ratchet mempunyai nock yang makin lama nock tersebut mendekati Pawl Bracket (585) dan akan megangkat Pawl Bracket sehingga Half Nut Piece Holder (621) akan berhubungan dengan ulir Traverse Bar (611) sehingga pengantar benang akan bekerja menggeser benang. f. Pengatur Tegangan Benang yang akan digulung pada mesin palet berbentuk coner dipasangkan pada pegangan. ujung benang ditarik dilewatkan pada pengatur tegangan dan peraba otomatis benang putus (compensator). Fungsi pengatur tegangan adalah : 1. Mengatur tegangan benang agar benang mendapat tegangan dan kekerasan gulungan yang cukup atau 343 sesuai dengan standar tegangan atau kekerasan gulungan yang ditetapkan sehingga gulungan benang tidak mudah rusak pada proses pertenunan. Selain itu juga untuk menghasilkan volume atau panjang benang yang optimal. 2. Meningkatkan mutu benang dalam hal kebersihan dan menghilangkan bagian benang yang lemah sehingga dapat meningkatkan mutu dan efesiensi pada proses pertenunan. Standar tegang pada proses pemaletan berkisar antara 1 – 2 gram/tex. Untuk mengatur tegangan benang pada proses pemaletan dapat dilakukan dengan mengatur kekerasan per spiral yang menjepit piringan atau ring/cincin pemberat pengatur tegangan. Alat pengatur tegangan dapat dilihat pada gambar 7.41.A, B, C, D, E. Gambar 7.41 A Pengatur Tegangan Tension Washer Next >