< Previous 374 20693,132161200961005,971003100100uuuuu 20693,1965,979732161200100100100uuuuuuuu = 125534,39 gram = 125,53 kg Kebutuhan benang pakan : - Jumlah benang pakan : Tetal pakan / ” x Panjang kain (inch) hlcmcm7,340157454,212000072 u = 3401575 hl Berat pakan : )(.)(100100100100100100NmPakanNomorPkJumlmKainLebarMLDCLuuuu Kebutuhan benang pakan : 40693,1340157510054,28,52931005,9710097100uuuuuumeter = 76589,88 gram = 76,6 kg c) Kebutuhan benang lusi dan pakan tiap warna 375 Keb. L = LusiKebSeluruhnyaLusiJumlwarnaLusiJuml../.u - Kebutuhan Lusi Putih : 53,12532161656u kg = 64,64 kg - Kebutuhan Lusi Biru : 53,12532161560u kg = 60,89 kg Kebutuhan pakan/warna : PakanKebRaportPakanJmlRaportWarnaPakanJml.///u - Warna Putih : 6,7612462u kg = 38,3 kg - Warna Biru : 6,7612462u kg = 38,3 kg d) Perencanaan Hanian - Pemasangan Cones pada Creel dengan cara penarikan Cara I : Tabel 7.8a 376 Pemasangan Cones pada Creel dengan Cara Penarikan Corak Lusi Pemasangan Cones Pada Creel (Kap: 600) Penarikan Band Jml. Lusi (helai) Band Ke Corak Lusi P.22 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 x 6 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 P.22 P.22 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 I II s/d VI VII (Sisir Balik) P.22 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 P.22 1 x 542 = 542 5 x 520 = 2600 1 x 74 = 74 Jumlah 542 cones 7 Band 3216 helai Cara II : Tabel 7.8b 377 Pemasangan Cones pada Creel dengan Cara Penarikan Corak Lusi Pemasangan Cones pada Creel (Kap: 600) Penarikan Band Jml. Lusi (helai) Band Ke Corak Lusi P.22 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 x 6 P.52 B.52 P.52 B.52 P.22 P.26 P.26 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.26 I II s/d V VI (Sisir Balik) P.22 P.26 P.26 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.26 P.26 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.26 P.26 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 B.52 P.52 P.22 1 x 568 = 568 4 x 520 = 2080 1 x 568 = 568 Jumlah 568 cones 6 Band 3216 helai - Tetal Lusi dalam Sisir Tenun 378 : 100.100PakanM x Tetal Lusi : 1007100x 60 = 55,8 = 56 Kalau cucukan sisir 2 helai per lubang, maka nomor sisir tenun yang digunakan adalah 22/"56xhl = 56 - Lebar cucukan pada sisir tenun : SisirNoPinggirTanpaLusiJumlah. 563172 = 56,6 inch = 143,7 cm - Lebar Bum Tenun : Lebar Cucukan + 2 inch : 56,6 + 2 inch = 58,6 inch - Lebar hanian pada drum = Lebar bum tenun + 2,5inch = 61,1 inch - Lebar lusi tiap band : Untuk penarikan cara I : x Band ke I: 1.613216542u inch = 10,38 inch x Band ke II s/d VI : "1,61321652600u = 9,88 inch x Band ke VII : "1,61321674 = 1,42 inch Untuk penarikan cara II : x Band ke I : 1,613216568u inch = 10,88 inch x Band ke II s/d V : "1,61321642080u = 9,96 inch x Band ke V I = Band ke I = 10,38 inch - Pencucukan pada sisir hani No. Sisir 30 Untuk penarikan cara I : x Band I 542 helai, lebar band 10,38 inch ¾ Jumlah lubang sisir hani : 230x 10,38 = 155,7 lubang. = 156 lubang ¾ Jumlah benang/lubang : 3156542 hl. Sisa 74 hl. Sisa 74hl, dibagi rata pada 156 lubang dengan perincian sebagai berikut : 1 lubang diisi 4 hl 1 lubang diisi 3 hl Untuk penarikan cara II. x Band I 568 helai, lebar band 10,88 inch ¾ Jumlah lubang sisir hani : 230x 10,88 = 163 lub. ¾ Jumlah benang/lubang : 3163568 hl. Sisa 79 hl. Sisa 79 hl. Dibagi rata pada 163 lubang dengan 379 perincian sebagai berikut : 1 lubang diisi 4 hl 1 lubang diisi 3 hl Panjang hanian : uuMLDC100100100100Panjang Kain tanpa cacat 120041001005,2100100uumeter = 1282 meter Sudut kerucut dan pergeseran sisir hani. Bila diketahui : - Benang TR 40/2 - Tetal lusi pada sisir hani = 55hl/” - Panjang hanian 1282 meter - Keliling drum = 2,5 meter - Lebar kerja sudut kerucut : 380 mm - Putaran drum yang diperlukan : metermeter5,21282= 512,8 putaran - Pergesaran band lusi : 8,512380mm = 0,74 mm - Bilangan konstan (Y) : 27,0552074,0 u - Sudut kerucut pada tabel diatas : 11º - Kedudukan stang pergesaran sisir hani pada tabel diatas adalah : - Stang 3 pada B - Stang 4 pada C - Stang 5 pada 4 c. Perhitungan Produksi Untuk menghitung produksi pada proses penghanian dengan mesin hani seksi kerucut dapat digunakan dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 1) T1 = 601uuDsLS Jam 2) T2 = 602uDsL Jam 3) T = T1 + T2 Jam Keterangan : T1 = Lama proses penghanian pada drum yang dinyatakan dalam jam T2 = Lama proses penggulungan lusi pada bum tenun yang dinyatakan dalam jam. S = Jumlah band L = Panjang hanian 60 = 1 jam = 60 menit Ds1 = Kecepatan penggulungan benang dalam drum Ds1 = RPM . Drum X Keliling rata-rata gulungan benang pada drum. Ds2 = Kecepatan penggulungan benang pada bum tenun 380 D2 = RPM . Bum x Keliling rata-rata gulungan pada bum 4) Efisiensi : %100.unPerhitungaScrProdKenyataanProduksi Contoh perhitungan : Diketahui : Panjang benang (hanian) 1282 meter. Jumlah band 7 band RPM. Drum 107 put./menit Keliling gulungan benang pada drum rata-rata 2,6 meter. RPM. Bum tenun 31 put./menit Keliling gulungan benang pada bum tenun rata-rata 143 cm Hitunglah : 1) Lama penghanian secara perhitungan 2) Efisiensi Produksi jika diketahui Lama penghanian kenyataan dalam satu bum : 7 jam Perhitungan : 1) T1 = 54,0606,210712827601 uuu uuDsLS jam T2 = 47,06043,1311282602 uu uDsL jam T (lama penghanian secara perhitungan) = T1 + T2 = 0,54 + 0,47 = 1,01 jam 2) Efisiensi produksi - Produksi penghanian secara kenyataan dalam 7 jam = 1 bum - Produksi penghanian secara perhitungan dalam 7 jam =101,17u bum = 6,9 bum Efisiensi Produksi : %100.sec.Pr.PruperhtaraodKenyataanod : %49,14%1009,61 u d. Usaha-usaha untuk menghindari putusnya benang pada proses penghanian : 1) Tegangan benang ketika penghanian harus diatur tegangan benang dapat diatur dengan kombinasi yang sesuai antara beban penegang, pembelitan benang pada penegang dan kecepatan penghanian. Tegangan benang ketika penghanian umumnya tidak lebih dari 14 gram untuk 381 benang dengan nomer Ne1 60 atau lebih. 2) Kedudukan gulungan benang pada creel terhadap pengantar benang pertama harus merupakan garis lurus, sehingga balonning yang terjadi dapat simeteris. Jika balonning yang terjadi tidak simetris akan menyebabkan benang menggaruk pada permukaan gulungan benang sehingga akan timbul bulu-bulu benang dan benang makin sering putus. 3) Pegangan antara spindle dan cone pada creel harus kuat (tidak goyang) sebab kalau tidak jalannya pengguluran tidak rata dan menyentak-nyentak, akhirnya benang bisa putus atau tegangan benang tidak dapat rata. 4) Tegangan benang yang tidak rata antar benang akan menyebabkan kepadatan gulungan benang juta tidak rata. Variasi tegangan ini biasanya karena variasi benang penegang atau karena tertumpuknya serat-serat (fluff) pada alat penegang benang. Karena itu penegang harus sering diperiksa dan harus dibersihkan dari kotoran. 5) Cone yang dipasang pada creel harus sama besar dan cukup untuk satu kali proses, kalau tidak tegangan penguluran tidak akan rata. Di samping tegangan tidak rata, menjelang cones habis mesin akan sering berhenti untuk mengganti cones yang habis dalam waktu yang tidak bersamaan. Produksi hanian rendah disamping banyaknya kwalitas benang akan menurun karena banyaknya sambungan. Sebaiknya penggantian cone pada creel dilakukan serempak atau sekaligus. 6) Pengereman mesin harus baik penghentiannya supaya kalau ada benang putus jangan sampai terlanjur tergulung. Dari uraian di atas jelas bagaimana besarnya pengaruh hasil pengelosan terhadap hasil pengahanian. e. Petunjuk-petunjuk pada proses penghanian : 1) Periksa mekanisme tegangan benang apakah sudah sesuai dengan ketentuan 2) Periksa tegangan benang apakah sudah sesuai dengan petunjuk yang ada dan apakah sudah sama semua tegangan benang di depan sisir. 3) Periksa apakah kedudukan gulungan benang pada creel sudah tegak lurus terhadap pengantar benang. 4) Periksa apakah kedudukan cones pada spindlenya kikoh atau tidak. 382 5) Periksa apakah semua cones pada creel ditempatkan pada bagian pangkalnya. 6) Apakah semua benang telah melewati penghantar dan pengatur tegangan benang. Cincin pengatur tegangan harus berputar pada saat proses berjalan. 7) Periksa apakah semua benang melewati pengantar benang dengan halus. 8) Periksa apakah lebar beam tnun telah sesuai dengan lebar benang pada drum. 9) Periksa tegangan benang waktu penggulungan pada bum tenun apakah tegangan pada kedua samping kiri kanan sama. 10) Periksa apakah piringan bum sudah sempurna dan tegak lurus pada poros (pipa) bum. 11) Periksa apakah pemberhentian otomatis sudah bekerja dengan sempurna. 12) Periksa apakah creel selalu bersih dari debu, kotoran, serat-serat pendek yang menumpuk. Speed Warping Machine) Mesin Hani Lebar (High Pada proses penghanian dengan mesin hani lebar, benang ditarik dari bobin yang ditempatkan pada cree, kemudian benang digulung pada bum hani, diameter cakra pada bum hani lebih besar, sehingga benang dapat digulung panjang sekali, dan banyaknya benang yang dapat digulung maksimal sama dengan kapasitas creel ( + 600 helai). Karena banyaknya benang lusi pada bum tenun lebih besar dari kapasitas creel, sampai ribuan helai yang sesuai dengan konstruksi kain, maka untuk menghasilkan bum tenun dengan jumlah benang lusi seperti yang ditentukan, diperlukan beberapa buah bum hani, yang selanjutnya benang lusi dari bum-bum hani tersebut disatukan dan digulung ke bum tenun. Diameter cakra bum hani lebih besar dibandingkan dengan diameter cakra bum tenun, sehingga bum hani dapat menampung benang yang lebih panjang dibandingkan dengan benang yang ditampung oleh bum tenun dengan lebar yang sama. Panjang benang yang digulung pada bum tenun + 1/10 sampai 1/8 dari panjang benang yang dapat digulung pada bum hani. Berarti panjang lusi yang di bum tenun hanya sebagian dari panjang lusi yang ada pada bumhani. Pada umumnya mesin hani lebar digunakan untuk memproduksi kain polos dengan kecepatan penghanian yang tinggi, untuk kain yang memerlukan massa produksi. Benang yang digulung pada 383 bum hani kadang-kadang mencapai 10.000 sampai 25.000 meter. Pada proses penyatuan benang dari beberapa bum hani ke bum tenun, biasanya diperlukan untuk proses pengajian benang yang menggunakan mesin kanji bentuk beam (Slasher Sizing Machine). Gambar 7.66 High Speed Warping Machine Gambar 7.67 Skema Penggulung Benang Keterangan : a. Handel pemutar b. Sisir hani belakang Next >