< Previous 404 butir kanji telah betul-betul pecah menjadi gelatine (pasta). Masing-masing perekat mempunyai suhu yang berbeda-beda. - Lamanya pemasakan harus tepat. - Lamanya pemasakan sangat mempengaruhi viscositas larutan, walaupun perekat telah pecah menjadi gelatin, biasanya viscositas turun dan lama-lama stabil. Tepat viscositas mulai stabil, pemasakan dihentikan, karena kalau dimasak terus viscositas stabil tetapi daya rekatnya turun. Gambar 7.78 Grafik Viscositas dan Waktu Lamanya masak, masing-masing perekat mempunyai grafik yang berbeda. - Selama pemasakan, viscositas larutan harus selalu diperiksa dengan Visko Cup. Kalau Viscup sudah menunjukkan hasil yang sama pemasakan dihentikan. - Visko Cup Visko Cup ada 2 macam Ø : 6 mm untuk kapas Ø : 4 mm untuk filament Gambar 7.79 Visko Cup Cara mengukur viscositas dengan visko cup. - Periksa kondisi Visko cup harus bersih, kalau perlu dibersihkan terlebih dahulu - Masukkan visko cup seluruhnya kedalam larutan kanji, pegang gantungannya dengan tangan kanan dan biarkan 10 – 20 detik agar didapat panas yang sama antara visko cup dengan larutan - Angkat visko cup penuh dengan larutan. - Tekan knop dari stop watch supaya mulai bekerja dengan tangan kiri, waktunya bersamaan dengan pengangkat visko cup - Pegang visko cup dengan baik, tahan diatas larutan 405 setinggi 10 cm, perhatikan keluarnya larutan dari visko cup. - Tekan knop dari stop watch untuk dihentikan, bersamaan dengan waktu larutan habis dari visko cup, hitung berapa detik - Ulangi 2-7 kali (cukup 2 kali) - Catat pembacaan detik - Setelah selesai, bersihkan visko cup bagian dalam maupun luarnya terutama dibagian lubang pipa kecil. Satuan dari viscositas terutama dilaboratorium adalah Cps. Walaupun dilakukan dalam satuan detik kita dapat mengetahui Cpsnya dengan mempergunakan diagram dibawah ini. Gambar 7.80 Grafik Kecepatan Habisnya Larutan terhadap Cps, untuk Viskocup Ø 6 mm Kalau kita mempergunakan resep dengan 2 macam perekat misalnya Tapioka dan PVA, maka pelarutannya harus terpisah karena masing-masing perekat daya larutan berbeda. Setelah keduanya larut, kemudian dicampur dan dipanaskan sampai terbentuk pasta dimana viskositasnya tetap. - Keadaan Larutan kanji waktu dilewati benang Penganjian benang sebenarnya dilakukan di size box, peralatan yang ada pada size box adalah Imersion Roller, squezing roller dan cavity box. Oleh karena itu harus kita perhatikan hal-hal sebagai berikut : - Suhu larutan yang ada pada size box harus selalu tetap (stabil), dimaksudkan untuk 406 mendapatkan viskositas yang stabil pula. - Untuk mempertahankan viskositas larutan kanji yang baik, larutan harus selalu berputar dari bak penampung dan bak kanji, yang dilakukan oleh pompa. - Untuk mendapatkan viskositas yang baik : Resep harus baik/tepat Pencampuran harus sesuai dengan aturannya Cara pemasakan harus benar Sirkulasi larutan pada size box harus baik Suhu larutan harus tetap - Cara mendapatkan Pick up % yang dikehendaki : Jika kenyataan Pick Up % lebih rendah dari yang dikehendaki, kita bisa melakukan hal-hal sebagai berikut : - Turunkan tekanan rol - Kalau belum didapat Pick Up yang dikehendaki - Kurangi kecepatan benang - Kalau masih juga belum didapat. - Turunkan suhu larutan kanji - Resep-resep kanji dan cara pemasakan dan penganjian. - Resep penganjian dengan mesin Untuk benang kapas - Air 450 liter - Tapioka 75 kg (16,7 % terhadap air) - Lemak binatang 8 kg (10,7% terhadap tapioka) - Teepol 2 kg (liter) (2,7 % terahadap tapioka) - Cu SO4 (trusi) 0,02 kg (0,03 % terhadap tapioka) Proses memasak : Pada Clay Pan 150 liter air dimasukkan, diaduk. 25 kg tapioka dimasukkan dan diaduk terus selama 15 menit. Dipanaskan hingga mencapai temperatur mendidih selama 10 menit. Pengadukan diteruskan selama 5 menit dan lemak binatang dimasukkan. Aduk terus selama 10 menit, turunkan temperatur menjadi 80ºC. Campurkan dengan kanji pada bak pemasak. - Pada bak pemasak Air 300 liter dimasukkan, diaduk dan tapioka dimasukkan sedikit demi sedikit Teepol dimasukkan dan diaduk terus selama 10 mm Pemanasan dimulai hingga mendidih selama 15 menit kemudian turunkan temperatur 80ºC Larutan yang ada pada Clay Pan dicampurkan. Semuanya diaduk dan panaskan sampai mendidih dan sampai diperoleh 407 viskositas larutan yang stabil. Proses penganjian Larutan kanji dimasukkan pada bak kanji dan penampung secukupnya. Panaskan kedua bak hingga dicapai temperatur 85ºC – 94 ºC Stel tekanan Squeezing Rol sesuai dengan persentase kanji yang diharapkan. Stel tinggi kedalaman Imersion Roller. Panaskan ruang pengering (silinder pengering) sesuai dengan standar pengeringan. Kecepatan benang agar selalu kontinu Kontrol persentase kanji setiap bum diturunkan (14 -17 %) Tabel 7.10 Resep Benang Polyester 65%,kapas 35% Bahan Jumlah Keterangan Air Terigu PVA 217 Velustrol Elenon Teepol Temperatur proses kanji 400 liter 12,0 kg 16,0 kg 1,0 kg 1,0 kg 2 liter - 3% terhadap air 4% terhadap air 3,5% terhadap perekat 3,5% terhadap perekat 7% terhadap perekat 85º C Keterangan : Terigu dan PVA 217 adalah zat perekat kanji. Tabel 7.11 Resep Benang Polyester 65%, Rayon 35% Bahan Jumlah Keterangan Air Typose (CMC) PVA – 217 Velustrol Elenon Teepol Temperatur dalam proses 400 liter 8 kg 6 kg 1,0 kg 1,0 kg 2 kg (lt) 65–70º C - 2% terhadap air 1,5% terhadap air 7,2% terhadap perekat 7,2% terhadap perekat 14,3% terhadap perekat - 2.) Unit proses penganjian Mekanisme mesin kanji secara umum terdiri dari beberapa bagian x tempat bum hani (beam stand, beam creel) x penganjian (sizing section) x pengeringan (drying section) x penggulungan (beaming section) 408 Gambar 7.81 Skema Proses Mesin Kanji Slasher Keterangan : 1. rak boom hani 2. boom hani 3. bak penampung 4. rol-rol peregang 5. rol perendam 6. rol pemeras bawah 7. rol pemeras atas 8. bak kanji 9. rol pemisah basah 10. drum-drum pemanas 11. rol penegang 12. pengeluaran udara 13. kipas penghisap 14. penyaring udara 15. rol penegang 16. drum-drum pengering 17. pipa penyalur udara panas 18. rol penegang 19. rol pemisah kering 20. differential gear 21. delivery roll 22. delivery roll 23. delivery roll 24. boom tenun 25. pipa-pipa udara panas A. Beam Creel (tempat Bum) B. Sizing Section (Bagian Penganjian) C. Diying Section (Bagian Pengeringan) D. Beaming Section (Bagian Penggulungan) a) Bagian bum hani (beam creel, beam stand) x susunan penempatan bum hani dan arah penarikan benang dapat dilihat seperti pada gambar 7.84 A, B dan C. 409 Gambar 7.82 Penempatan Bum dan Arah Penarikan Benang x penguluran benang bum hani pada tempar bum ada 2 sistem. Penguluran Pasif yaitu terjadinya penguluran karena adanya penarikan benang dengan keadaan bum ditahan oleh pengereman Lihat gambar 7.85. Gambar 7.83 Penguluran Pasif dengan Pemberat (bandul) Keterangan : 1. Bum hani 2. Sabuk pengerem 3. Pemberat 4. Stang pengerem Pada saat benang ditarik tegangan benang harus selalu konstan dari gulungan besar sampai gulungan benang itu habis. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan-pengaturan pengereman bum x Pengaturan pengereman sistem pemberat (bandul). Pada sistem ini pengaturan pengereman dilakukan secara manual yaitu dengan menggeser pemberat. x Pengaturan pengereman sistem servo motor dan elektro magnet yang bekerjanya secara otomatis 410 dengan penyetelannya dilakukan hanya sekali pada awal penarikan untuk seluruh bum yang dipasang (lihat gambar 7.86 dan gambar 7.87). Gambar 7.84 Pengereman Sistem Servo Motor Gambar 7.85 Pengereman Sistem Elektromagnet a) Bagian penganjian (sizing section) Bagian ini merupakan terjadinya proses penganjian benang dimana benang–benang dilewatkan pada rol perendam, larutan kanji dan rol-rol pemeras. Gambar 7.86 Bagian Penganjian (Sizing Section) Keterangan : 1. Bak penampang 2. Bak Kanji 3. Pipa uap 4. Rol perendam 5. Rol pemeras 6. Pompa Macam-macam bagian penganjian : macam-macam 411 bagian penganjian dibedakan menurut jumlah rol perendam, rol pemeras dan bak kanji yang digunakan . 1. Pemeras tunggal (single squeezing roller) gambar 7.87 a. 2. pemeras ganda (double squeezing roller) gambar 7.87 b, c, d. 3. Perendam tunggal (one sizevet) gambar 7.87 a, b, d. 4. Dua perendam (Two size vet) gambar 7.87 c. 5. Dua bak kanji (Two size Box) gambar 7.87 d. Gambar 7.87a Pemeras Tunggal Gambar 7.87b Pemeras Ganda dan Perendam Tunggal 412 Gambar 7.87c Pemeras Ganda dan Dua Perendam Gambar 7.87d Pemeras Ganda, Perendam Tunggal dan Dua Bak Kanji - Bak Kanji (Size Box) dan Bak Penampung (Cavity Box) Kedua bak ini mempunyai arti yang penting bagi continuitas kwalitas kanji. Selama proses berjalan larutan kanji yang berada dalam bak kanji berkurang jumlahnya, sehingga perlu selalu ditambah larutan kanji yang baru. Larutan kanji lama (dalam bak kanji) mempunyai konsentrasi yang berbeda dengan larutan kanji yang baru dimasukkan, sehingga apabila keduanya tidak dapat bercampur dengan sempurna akan sangat mempengaruhi terhadap kwalitas hasil penganjian. Oleh karena itu larutan kanji yang baru adalah salah apabila dimasukkan langsung kedalam bak kanji, melainkan harus dimasukkan kedalam bak penampung terlebih dahulu, 413 sehingga dapat bercampur dengan larutan kanji lama yang keluar dari bak kanji. Sirkulasi ini harus selalu dijalankan dengan perantaraan pompa sehingga temperatur larutan kanji pada bak kanji selalu sama dengan larutan kanji yang ada pada bak penampung. Dengan demikian hasil penganjian lusi akan selalu berkwalitas sama. Adapun temperatur larutan kanji berkisar antara 70 - 95ºC. Pada gambar 7.88dapat dilihat bahwa larutan dimasukkan kedalam bak penampung (cavity box) dengan perantaraan pompa, larutan dimasukkan kedalam bak penganjian (size box). Setelah size box mencapai isi dengan permukaan tertentu, larutan mengalir melalui lubang yang menuju ke bak panampung. Dengan demikian larutan mengalir secara berputar dari cavity box ke size box, terus kembali ke cavity box. - Rol Pemisah Benang Basah Rol ini sangat penting artinya untuk membantu memisahkan benang lusi satu sama lain dalam keadaan basah sebab apabila sudah kering, pemisahan tersebut dapat berakibat kanji banyak terlepas. Dengan pemisahan ini jelas akan berakibat timbulnya bulu-bulu benang kembali, oleh karena itu pada alat ini dilengkapi dengan dua buah rol kecil (Rod) untuk membantu menidurkan bulu kembali. Rol pemisah basah biasanya berputar dengan kecepatan sangat rendah untuk menghindari adanya kesusahan, sedang dua rol (rod) tersebut secara pasip dapat berputar karena gerakan lusi. Posisi rol pemisah basah dapat dilihat pada gambar 7.90. Gambar 7.88 Posisi Peralatan Rol Pemisah Basah b) Bagian Pengeringan (Drying Section) Benang ini setelah dikanji keadaannya basah, oleh karena itu perlu dikeringkan. Sampai Next >