< Previous 433 mengembangkan mesin tenun dan memproduksinya dalam jumlah yang besar. 8.1.3 Mesin Tenun Teropong Otomatis Penemuan peralatan penggantian otomatis palet pada saat penenunan oleh J. H. Northtrop di Amerika Serikat pada tahun 1889 merupakan kemajuan yang sangat berarti sampai saat ini. Kemudian peralatan lusi putus yang akan menghentikan mesin bila ada benang lusi yang putus. Jadi secara perlahan-lahan mesin tenun telah mengambil alih tugas-tugas operator lebih banyak lagi. 8.1.4 Mesin Tenun Tanpa Teropong Teropong yang digunakan untuk mesin tenun pergantian palet memiliki bobot 100 g – 150 g lebih tinggi dari pada teropong biasa, bahannya harus kuat, presisi yang akurat, sehingga posisi bobin lebih kokoh di dalam teropong. Teropong yang lebih berat akan membatasi kecepatan mesin, sehingga para teknisi mencoba metode penyisipan pakan yang lain yang dapat mengatasi keterbatasan kecepatan mesin. Salah satu alternatif adalah “mesin tenun rapier” yang dipatenkan pertama kali tahun 1898 dan berikutnya sistem Gabler tahun 1925 dan sistem Dewasa tahun 1930. Solusi altenatif lainnya adalah ditemukannya cara peluncuran dengan griper proyektil yang meluncurkan pakan dari satu sisi ke sisi yang lain, yang kemudian proyektilnya akan jatuh ke bawah pada ban pengangkut (conveyor) untuk diluncurkan kembali pada kesempatan berikutnya. Altenatif ketiga adalah peluncuran pakan dengan semburan air (waterjet) atau dengan semburan udara (airjet). Sistem peralatan ini telah dikembangkan untuk mencapai tujuan komersial yang tinggi. 8.1.5 Mesin Tenun Multiphase Hasil mesin tenun satu phase batasi oleh gerakan pembukaan mulut lusi, peluncuran pakan dan pengetekan peluncuran pakan hanya terjadi satu interval pada pembukaan mulut lusi yang terjadi serentak. Pada multifase terjadi beberapa kali pembukaan secara berurutan dan benang pakan disisipkan oleh beberapa pembawanya (Carrier). Penyisihan benang pakan pada mesin tenun bundar telah dirancang pada akhir abad ke 19 dan sebelum perang dunia I mesin tenun budar dengan diameter kecil telah diproduksi secara komersial. Setelah perang dunia II kaliling mesin tenun bundar mencapai 3,60 m. 434 Hasil mesin tenun bundar mutunya kurang baik dan hanya cocok untuk menenun kain pembungkus atau karung-karung dengan alasan diatas mesin tenun multifase berbentuk empat persegi panjang telah dikembangkan dan telah diuji hasilnya diberbagai tempat yang berbeda. Pemakaian mesin tenun multifase secara komersial telah berlangsung sejak tahun 1982. 8.1.6 Kombinasi Tenun dan Rajut Kecenderungan pengembangan yang lain dalam produksi pembuatan kain tenun adalah dengan menjeratkan kain bahan kain rajut dengan benang seperti kain tenun. Sistem ini diperoleh dengan menyilangkan benang lusi atau benang pakan yang disisipkan pada kain rajut lusi atau kain rajut pakan. Sistem lain adalah benang pakan disisipkan dengan cara rajut pada mesin tenun. 8.1.7 Peralatan Pembentuk Corak Kebutuhan untuk membuat kain bercorak telah disarankan pada ere alat tenun tangan (hanloom) ilustrasi tertua yang dikenal tentang peralatan pembentuk corak tercantum pada buku gambar Cina yang berasal dari abad 12. Dobi pertama dioperasikan dengan sistem kartu berlubang hasil karya B. Bouchome pada tahun 1725. Suatu mesin pengontrol tenun naik kelompok-kelompok tali harnas yang dimuati kawat gun telah dirancang oleh J.M. Jacquard tahun 1805 dan sampai sekarang dikenal dengan mesin Jacquard. Mesin yang dapat menggunakan beberapa teropong secara bergantian untuk mendapatkan corak warna diciptakan oleh J.P. Reid dan T. Johnson pada tahun 1835 ; pada tahun 1868 mesin yang lebih sempurna yang dikendalikan melalui gerakan tapet (cam) diciptakan oleh perusahaan hacking dan dipasarkan tahun 1868. 8.2 Pemilihan Mesin Tenun Mesi tenun yang akan dipilih untuk meproduksi kain harus dipertimbangkan dengan cermat sehingga dapat menghasilkan kain dengan spesifikasi tertentu mungkin tidak cocok untuk membuat kain yang diinginkan atau dengan kata lain tidak ada mesin tenun yang memiliki fitur atau kemampuan yang serba lengkap. Pemilihan mesin Tenun dipertimbangkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut ; 8.2.1 Berdasarkan Jenis Barang 435 a. Mesin tenun harus dirancang dengan kontruksi tertentu bila akan digunakan untuk benang serat alam terutama untuk benang lusi. b. Untuk mengolah benang kapas atau wol, mesin tenun harus dirancang dengan tenaga penggerak yang memadai untuk mengatasi geakan pembukaan mulut lusi, terutama benang lusi yang kerapatannya tinggi. c. Untuk menenun benang sutra, mesin tenun harus dibuat lebih panjang untuk memudahkan penanganan benang lusi sehingga menghasilkan kain yang kenampakannya lebih baik. d. Untuk menenun benang kapas / wol, yang menghasilkan gulungan panjang pada rol penggulung dan lebih tebal, harus diperlengkapi beberapa peralatan untuk mengatasi volume gulungan yang lebih besar. 8.2.2 Berdasarkan Corak Anyaman Corak anyaman ditentukan oleh peralatan pembukaan mulut lusi. Sebuah mesin tenun biasanya dilengkapi dengan peralatan pembukaan mulut lusi yang sederhana yaitu eksentrik atau cam (kem) atau tappet. Peralatan ini kemampuannya terbatas dan akan bekerja efektif apabila jumlah kamran /heald shaft yang dikendalikannya maksimal 8 buah Peralatan dobi bisa mengontrol kamran lebih banyak antara 12 sd 32 kamran Peralatan Jacquard dapat mengontrol benang lusi secara individu, helai demi helai dan kapasitasnya antara 100 sd 4000 helai. Untuk membuat kain tenun dengan anyaman khusus, mesin tenun dirancang sesuai dengan tujuannya, misalnya : - Mesin handuk memiliki 2 buah beam lusi dan sistem pengetekan sendiri - Untuk menghasilkan anyaman leno, peralatan kawat gun bentuk, ukuran dan sistem kerjanya sendiri. 8.2.3 Berdasarkan Tingkat Efisiensi yang di inginkan Tingkat efisiensi yang diharapkan tergantung pada beberapa faktor antara lain faktor-faktor yang diuraikan pada bagian 8.2.1 da 8.2.2 Hal lain yang sangat menentukan yaitu : a. Rpm poros engkol optimal Suatu mesin tenun biasanya sudah dirancang untuk rpm poros engkol tertentu sehingga tingkat produksi yang diinginkan dapat 436 disesuaikan dengan rpm-nya. b. Perlengkapan otomatis Perlengkapan otomatis dapat menggantikan tugas-tugas operator, sehingga jumlah mesin berhenti dapat diminimalkan. Perlengkapan yang otomatis yang dapat dilengkapkan pada mesin tenun baik sebagian atau seluruhnya adalah ; - otomatis pakan putus dapat menghentikan mesin bila bila ada benang pakan putus - otomatis lusi putus dapat menghentikan mesin bila ada lusi putus - otomatis teropong terjepit dapat menghentikan mesin tenun bila teropong tejepit ditengah mulut lusi pada saat peluncuran pakan - otomatis pakan habis - otomatis pergantian corak pakan c. Lebar kerja sisir maksimal Makin lebar sisir tenun lebar kain yang dapat dihasilkan akan lebih besar, yang berarti produktifitasnya tinggi. Secara umum dikenal mesin tenun 1x lebar dan 2x lebar, akan tetapi saat ini leba mesin tenun ada yang melebihi lebar standar yaitu 170 cm, 200 cm atau lebih. d. Peralatan Pembawa pakan Ukuran pembawa pakan bentuk dan luas penampangnya dapat mempengaruhi ukuran sudut mulut lusi yang dilewatinya. Makin kecil luasnya sudut mulut lusinya makin kecil, sehingga tarikan/tekukan benang lusi semakin kecil dan kemungkinan putus juga kecil. 8.2.4 Berdasarkan Corak Warna Pakan Pada mesin tenun teropong jumlah corak warna pakan yang dapat difungsikan ditandai degan jumlah kotak teropong di sisi mesin tenun. Mesin tenun ini biasa dikenal dengan nama mesin tenun weselbak atau multibox, misalnya mesin tenun : - 1 x 2, dikiri 1 kotak teropong, dikanan 2 kotak - 1 x 4, dikiri 1 kotak teropong, dikanan 4 kotak teropong - 2 x 4 , dikiri 2 kotak, dikanan 4 kotak teropong 8.3. Pembentukan Kain Tenun Kain tenun terbentuk melalui penyilang dua kelompok benang yang membentuk sudut tertentu ; - kelompok benang lusi dalam jumlah tertentu dan kerapatan tertentu (misalnya 60 helai per cm), disusun dengan posisi sejajar antara 437 helai benang yang satu dengan benang lainnya - Benang pakan disisipkan diantara dua kelompok lusi (lusi atas dan lusi bawah), atau mulut lusi. Penyisipan pakan terjadi satu kali setiap satu gerakan pengetekan, atau satu kali pecepatan pakan keujung kain. Pembentukan kain tenun terdiri atas empat langkah penting yaitu ; (Lihat gambar 8.1) Langkah I : Pembukaan Mulut Lusi (Shed Opening) Setiap helai benang lusi di cucukkan kedalam lubang mata gun (N4 atau N5). Kawat gun tersusun dalam suatu bingkai dan secara keseluruhan disebut kamran (Healdshaft), (4) dan (5). semua lusi ganjil 2L dicucuk pada gun N4 dan lusi genap 2s dicucuk pada gun N5. anyaman polos biasanya dihasilkan dengan menggunakan 4 kamran yang bergerak berpasangan. Untuk anyaman polos paling banyak terdiri dari 4 sampai 8 kamran. Pada saat dua kelompok benang lusi bergerak maksimal keatas dan maksimal kebawah akan terbentuk suatu lorong atau celah, yang disebut mulut lusi (Shed Opening) Gambar 8.1 Pembentukan kain tenun Langkah II : Penyisipan Pakan (Welf Insertion) Pakan (7) disisipkan pada lorong atau mulut lusi dengan menggunakan pambawa pakan 438 (carrier) seperti teropong (shuttle), projektil gripper, repier atau penyembur (air/udara), melintasi lembar mulut lusi sepanjang lebar kain. Langkah III : Pembukaan Mulut Lusi (Shef Closing) Ketikan pakan selesai disisipkan, kamran bergerak ke arah yang berlawanan menuju posisi dasar, yaitu tidak membentuk celah atau mulut lusi. Posisi ini biasa juga disebut mulut tertutup (III). Pada posisi ini benang pakan dirapatkan kearah ujung kain. Langkah IV : Pengetekan Pakan (Weft beat up) Benang pakan terakhir yang disisipkan didorong (beaten up) oleh sisir (6) pada ujung kain A Langkah berikutnya : Kamran (5), yang posisinya maksimal diatas diturunkan ke posisi terendah, sedangkan kamran (4) yang posisinya maksimal dibawah akan terangkat. Kemudian langkah II2, III2, dan IV2 pada putaran engkol berikutnya akan membentuk silangan yang ke 2 Untuk membentuk suatu kain tenun dibutuhkan tiga unsur, yaitu : 1. Kawat gun / kamran (N4 dan N5) untuk membentuk mulut lusi 2. Pembawa pakan (carrier), misalnya teropong, projektil gripper, semburan air/udara. 3. Sisir (6) yang merapatkan benang pakan yang disisipkan pada anyaman terdahulu / ujung kain. 8.3.1 Gerakan Pokok Mesin Tenun Sejumlah helai benang lusi yang membentuk lembaran (2) digulung pada beam lusi (2), kemudian dibentangkan melalui rol gandar belakang (3), mata gun (4-5), sisir (6). Pembawa pakan (11) disisipkan sambil merentangkan pakan (7) yang ditarik dari gulungan kelos (8) diantara ujung kain (9) dan sisir. Pada mesin tenun teropong atau multifase, pakan dilepaska dari gulungan yang terdapat didalam teropong itu sendiri. Setiap pengetekan oleh sisir, rol penarik atau gandar parut (12) akan menari kain yang sudah terbentuk dan juga benang lusi yang ada pada beam (1) dan kemudian digulung pada rol penggulung kain (tidak diperlihatkan ) Bagian-bagian utama mesin tenun seperti kawat gun (4-5), pembawa pakan (11), sisir tenun (6) disetel menjadi suatu gerakan yang terpadu dan selaras oleh suatu sistem mekanik. Gerakan kamran selaras dengan gerakan pembukaan mulut lusi. Suatu pengendali sistem (cam) 439 digunakan untuk membuat anyaman sederhana, seperti anyaman polos, memalui suatu peralatan pengungkit atau injakan. Untuk anyaman yang lebih rumit, corak anyaman dikontrol oleh peralatan dobi atau Jacquard. Gambar 8.2 Bagian-bagian Utama Mesin Tenun Pembawa pakan dapat digerakkan dengan cam, per/ pegas atau udara yang bertekanan tinggi atau dengan cara lain. Pada mesin tenun jet (semburan), pakan disisipkan dengan semburan udara (airjet) atau semburan air (waterjet) x Mekanisme Pelengkap Benang lusi yang diulur dikendalikan oleh “peralatan penguluran lusi” dan kain yang dibentuk dikendalikan oleh peralatan penggulung kain. Benang lusi dan pakan dikontrol oleh otomatis lusi dan otomatis pakan, yang akan menghentikan mesin bila ada lusi / pakan putus. Sumber gerakan lusi berasal dari motor listrik yang putarannya diteruskan kemesin melalui kupling penggerak. Perkembangan lebih lanjut mesin dilengkapi dengan bermacam alat pengaman, yang akan menghentikan mesin bila ada peralatan mekanik yang gagal berfungsi. Agar peralatan bekerja dengan sempurna, sistem pengaman yang efisien diterapkan secara optimal. 440 8.3.2 Diagram Engkol Engkol adalah suatu bagian dari poros engkol yang akan merubah putaran porosnya yang juga memutarkan bagian lengan engkol. Melalui lengan engkol ini, gerakan berputar poros diubah menjadi gerak berayun lade. Dalam satu siklus putaran engkol terjadi satu kali peluncuran pakan yang berarti terjadi satu kali. - sisir mengetek - Gun bergerak naik turun - Pembukaan mulut lusi - Pembawa pakan disisipkan / diluncurkan Untuk menunjukkan posisi putaran engkol dan hubungannya dengan keempat kejadian diatas dibuat suatu sistem penggambaran yang disebut “diagram engkol” (gambar 8.3). Gambar 8.3 Diagram Engkol Anyaman Polos Pada diagram ini poros engkol berputar tidak searah denang gerak jarum jam - pada titik 00 , engkol berada pada titik mati depan - pada titik 900 , engkol pada titik mati bawah - pada titik 1800, engkol berada pada titik mati belakang - pada titik 2700, engkol berada pada titik mati atas. Hubungan posisi poros engkol dengan gerakan, pengetekan, gerakan naik turun gun, gerakan 441 peluncuran pembukaan mulut lusi dan gerakan peluncuran pakan adalah sbb : I. Langkah Ayunan Sisir langkah ayunan sisir & ditentukan oleh rancangan mekanisme pengetekan dan tidak dapat diubah dengan cara pengetekan. Oleh karena itu semua variabel (ubahan) yang berhubungan dengan pengetekan, dimulai pada sudut engkol = t = 00, yaitu posisi engkol pada titik mati depan, atau sisir pada posisi maksimal terdepan. II. Gerakan Gun gerakan gun naik/turun ditentukan oleh bentuk permukaan luar cam (kem). Pada gerakan ini diperlukan saat gun tidak naik dan tidak turun atau posisi gun diam, untuk memberi kesempatan pembawa pakan dilewatkan melalui mulut lusi. Untuk saat gun diam ini, engkol menjalani putaran dengan sudut tertentu. Sudut mulut lusi yang terbentuk tergantung pada ketinggian pambawa pakan tidak boleh terlalu kecil atau terlalu besar, yang penting pembawa pakan dapat melewati celah mulut lusi dengan sempurna. Setelah penyisipan pakan, gun akan turun/ naik lagi untuk membuat silangan. Gerakan ini terjadi pada posisi engkol antara 270 0 s.d 360 0. III. Ruang untuk Pembawa Pakan Besarnya sudut mulut lusi atau ruang untuk dapat dilewati pakan ditentukan oleh ukuran pembawa pakan, misalnya shuttle (teropong). Mekanisme pengetekan terdiri atas engkol (crank – 14), lengan engkol (rod-15) dan kaki lade (sley sword-6) diperlihatkan pada gambar 8.3. teropong (11) bergerak pada datar luncur (Shuttle race-6B), yang juga berfungsi sebagai tempat sisir (6). Titik ayunan kaki lade (06) persisi di bawah kain A, sehingga dalam daerah peluncuran pakan, posisi datar luncur ada dibawah ujung benang lusi (ZL). Sudut yang ditempuh engkol pada saat peluncuran pakan, saat gun diam antara 60 0 s.d 270 0 IV. Gerakan Pembawa Pakan Lebar lembar benang lusi (6) digambarkan pada diagram pembawa pakan meluncur dari titik C untuk mencapai D. Garis C D menunjukkan lintasan pembawa pakan dalam hubungannya dengan putaran poros engkol (poros utama) 442 Gambar 8.4 Diagram Lintasan Pembawa Pakan 8.4 Mesin Tenun 8.4.1 Klasifikasi Mesin Tenun Klasifikasi mesin tenun ditentukan berdasarkan : I. Sistem peluncuran pakan, mesin tenun ini terbagi atas dua golongan : A. Mesin tenun teropong (Shuttle loom) yang terbagi menjadi : 1. Mesin tenun ordinari (power loom) pergantian teropong apabila pakan habis dilakukan dengan tangan. Mesin ini tidak banyak beredar kalau pun masih ada hanya sisa sisa lama. 2. Mesin Tenun Otomatis Pada saat ini banyak digunakan otomatis pergantian bobin palet, kalau pakan habis sedangkan sistem pergantian teropong (Shuttle change) sejak 1960 sudah jarang diproduksi. B. Mesin tenun tanpa teropong (Shuttle less loom) Seperti mesin tenun gripper projektil rapier, air jet dan Next >