< Previous304 Gambar 6.44 Anyaman Rangkap 6.9 Anyaman Kain Khusus (Pique, Handuk, Tapestry dan lain-lain) 6.9.1 Anyaman Dua Muka Kain dua muka atau backed cloth dibuat dengan menggunakan dua buah benang lusi (kain dobel lusi), atau yang terbuat dari dua buah benang pakan (kain dobel pakan). Kain handuk adalah termasuk dari jenis kain dobel lusi, sedangkan kain dobel pakan yang populer biasanya adalah kain selimut. 6.9.2 Anyaman Leno Anyaman leno adalah anyaman yang posisi benang lusinya tidak tetap, misalnya : - Pada peluncuran pakan ke 1, lusi ganjil dan lusi genap menyilang pakan secara normal. - Pada peluncuran pakan ke 2, lusi ganjil posisinya bergeser ke tempat lusi genap, sedangan lusi genap akan bergeser ke posisi lusi ganjil. Untuk peluncuran pakan ganjil kejadiannya seperti pakan 1 dan pakan genap seperti pakan 2. 305 Gambar 6.45 Silangan Anyaman Leno Anyaman leno memiliki struktur yang lebih kuat daripada anyaman polos, karena setiap helai benang pakan seolah-olah dijepit oleh dua helai benang lusi. Anyaman leno biasanya digunakan untuk kain kelambu dan untuk membuat pinggirkan pada mesin tenun tanpa teropong, agar struktur benang lusi yang lebih dalam (badan kain) tidak mudah lepas. 306 BAB VII PROSES PERSIAPAN PERTENUNAN Proses persiapan pertenunan adalah proses menyiapkan benang lusi dan benang pakan sessuai dengan konstruksi kain yang akan dibuat yang meliputi nomor benang lusi, nomor benang pakan, tetal lusi, tetal pakan anyaman, lebar kain sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan mutu kain pada proses pertenunan yang setinggi-tingginya. 7.1 Tujuan Proses Persia pan Pertenunan - Membuat gulungan benang dalam bentuk dan volume gulungan sesuai dengan setiap tahap proses persiapan pertenunan - Memperbaiki mutu dalam sifat fisik maupun psikis benang sehingga dapat meningkatkan efesiensi maupun mutu produksi pada proses pertenunan 7.1.1 Standar Konstruksi Kain Tenun Dalam menentukan standar konstruksi kain dalam hal penulisan belum ada standar penulisan yang baku bahkan setiap perusahaan tekstil dalam hal penulisan kadang-kadang tidak sama unsur-unsur yang ada pada standar konstruksi kain meliputi : - Nomor dan jenis benang lusi - Nomor dan jenis benang pakan - Tetal benang lusi per satuan panjang - Tetal benang pakan per satuan panjang - Lebar kain Contoh penulisan 1. /"70/"86'30'40hlxhlctsxcts x 45 2. 40’s ct . 30’s ct , 86 h/” . 70 hl/” . 45” Keterangan : 40’s ct - No. benang lusi Ne1 40’s, jenis benang cotton 30’s ct - No. benang pakan Ne1 30’s, jenis benang cotton 86 hl/” - Tetal benang lusi 86 helai per inch 70 hl/” - Tetal benang pakan 70 helai per inch 45” - lebar kain 45 inch 7.1.1.1 Pengaruh Konstruksi Kain terhadap Proses Persiapan Pertenunan Konstruksi kain tenun sangat menentukan dalam proses persiapan pertenunan karena setiap konstruksi kain yang berbeda perlu mendapatkan perlakuan yang berbeda pula 307 agar dapat menghasilkan produksi kain tenun yang sesuai dengan standar mutu dan efesiensi yang ditentukan/diharapkan. 7.1.1.2 Urutan Proses Persi apan Pertenunan Urutan persiapan pertenunan tergantung konstruksi kain yang akan dibuat dan jenis mesin-mesin, persiapan dan pertenunan yang digunakan dan bentuk gulungan benang yang akan diproses. 7.1.1.2.1 Macam-macam Proses Persiapan x Proses Pengelosan (Winding) x Proses Penyetrengan (Houk Reeling) x Proses Penggintiran Benang (Twisting) x Proses Perangkapan Benang (Doubling) x Proses Pemantap Benang (Steaming) x Proses Penghanian (Warping) x Proses Penganjian Benang (Sizning) x Proses Pencucukan (Reaching in) x Proses Penyambungan Benang ( Tying in) x Proses Pemaletan Benang 7.1.1.2.2 Macam-macam Proses Pertenunan 1. Proses Pertenunan untuk mesin tenun Convensional (Shuttle loom) 2. Proses pertenunan untuk mesin tenun tanpa teropong (Shuttles loom) 308 1. Skema proses persiapan pertenunan untuk mesin tenun Convensional (Shuttle loom) Proses persiapan Proses persiapan benang lusi benang pakan Gambar 7.1 Skema Proses Persiapan Pertenunan (Shuttle Loom) Benang Single Bentuk Cone’sPengelosan Penghanian Penganjian Pencucukan Pemaletan Pertenunan Mesin Tenun Convensional Penyambungan 309 2. Skema proses persiapan pertenunan untuk mesin tenun tanpa teropong (Shuttleless loom) Proses persiapan Proses persiapan benang lusi benang pakan Gambar 7.2 Skema Proses Pertenunan (Shuttleless Loom) Benang Single Bentuk Cone’sPengelosan Penghanian Penganjian Pencucukan Pemaletan Pertenunan Shuttless Loom Penyambungan 310 7.2 Proses Pengelosan Proses pengelosan adalah proses membuat gulungan benang dalam bentuk dan volume gulungan sesuai dengan kebutuhan proses berikutnya. 7.2.1 Tujuan Proses Pengelosan - Meningkatkan mutu benang yang meliputi kekuatan, kerataan, kebersihan benang dan sambungan-sambungan yang kurang baik. - Meningkatkan mutu gulungan benang yang meliputi kerataan permukaan, kekerasan, bentuk gulungan benang. - Membuat gulungan benang sesuai dengan bentuk dan volume sesuai dengan kebutuhan proses selanjutnya. - Meningkatkan mutu dan efesiensi pada proses selanjutnya. 7.2.2 Bentuk Bobin Kelos Bentuk dan ukuran bobin kelos disesuaikan menurut kebutuhan proses selanjutnya dan jenis benang yang akan diproses. Adapun bahan yang digunakan bobin kelos pada saat ini berupa kayu, plastik keras dan dapat berupa karton. x Bobin Kerucut Bobin kerucut ini digunakan untuk menggulung benang yang mempunyai permukaan kasar misal benang cotton, campuran. Gambar 7.3 Bobin Kerucut x Bobin Cakra Bobin craka ini digunakan untuk menggulung benang yang mempunyai permukaan benang yang licin misal benang sutra, filamen. Gambar 7.4 Bobin Cakra 311 x Bobin Silinder Bobin silinder digunakan untuk menggulung benang yang mempunyai permukaan benang yang kasar. Gambar 7.5 Bobin Silinder 7.2.3 Mekanisme Gerakan Mesin Kelos x Penggulung Benang Berdasarkan cara penggulungan benang pada bobin kelos ada 2 sistem. - Sistem Penggulungan Pasif Pengulungan benang dilakukan berdasarkan gesekan antara poros penggulung dengan bobin kelos. Pada sistem penggulungan ini kecepatan penggulungan benang dari awal sampai gulungan penuh akan tetap sama, karena kecepatan penggulungan benang pada bobin selalu sama dengan kecepatan putar poros penggulungan. Kekurangan sistem ini adalah benang selalu mendapatkan gesekan dengan alat penggulung, sehingga gulungan sedikit benyak dapat merusak mutu benang. Oleh karenaitu sistem penggulungan ini tidak digunakan untuk benang-benang yang bermutu tinggi (benang halus). Gambar 7.6 Penggulung Pasif 312 Keterangan : 1. Poros eksentrik 2. Eksentrik 3. Peluncur pengantar benang 4. Poros peluncur 5. Poros penggulung 6. Poros bobin x Sistem Penggulungan Aktif Penggulungan benang dilakukan pada bobin yang langsung diputarkan oleh spindel bobin. Sistem penggulungan ini kecepatan spindel bobin dengan kecepatan gerak pengantar benang dibuat sedemikian rupa sehingga jumlah spiral gulungan benang yang diperoleh diatas bobin persatuan waktu selalu konstan, walaupun terjadi pada diameter gulungan yang berbeda. Dengan demikian sudut gulungan yang diperoleh akan berubah pada setiap lapisan gulungan. Untuk mengatur antara kecepatan spindel bobin dengan kecepatan pengantar benang dilakukan dengan 2 cara : - Kecepatan spindel tetap pada diameter gulungan benang kecil maupun pada diameter gulungan besar sedangkan kecepatan pengantar benang yang berubah-ubah. - Kecepatan spindel berubah-ubah, sedangkan kecepatan pengantar benang tetap. Sistem pengulungan ini hasil penggulungan pada bobin terlihat rapi, sehingga pda penarikan benang kembali tidak mengalami kesulitan. Tegangan benang teratur karena pada waktu proses penggulungan tidak ada friksi dengan drum maka benang tidak mengalami gesekan, sehingga memperkecil keluarnya bulu benang. Gambar 7.7 Penggulung Aktif 313 Keterangan : M. Motor 1. Puli motor 2. Puli bergerak 3. Roda gigi perantara 4. Roda gigi poros spindel 5. Spindel (gulungan benang) 6. Roda gigi ganti 7. Roda gigi poros eksentrik pengantar benang 8. Eksentrik pengantar benang 9. Pengantar benang 10. Benang Penyuap x Pengantar Benang Pengantar benang adalah alat untuk mengantarkan dan mengatur letak benang terggulung pada bobin kelos. Macam-macam Pengantar Benang - Pengantar Eksentrik Peletakan benang pada bobin kelos dilakukan oleh peluncur pengantar benang yang berada pada alur eksentrik. Bentuk eksentrik menentukan bentuk peletakan benang pada bobin kelos (lihat gambar 7.6) Putaran poros eksentrik berasal dari poros penggulung dengan perantaraan roda-roda gigi. Berputarnya poros eksentrik, peluncur pengantar benang akan bergerak bergeser kekanan dan kekiri pada porosnya sejauh kurva roda eksentrik dan merupakan panjang dari pangkal ke ujung bobin. - Pengantar Bersayap Kunstruk pengantar bersayap sama dengan pengantar eksentrik. Roda eksentrik berbentuk sepasang piring yang berhadapan, antara kedua piring membentuk celah sebagai tempat lewatnya benang (lihat gambar 7.7). Gambar 7.8 Pengantar Bersayap Keterangan : 1. Poros penggulung 2. Poros sayap 3. Sayap 4. Bobin - Pengantar Silinder Beralur Eksentrik Bentuk pengantar ini berupa drum dengan diameter r 10 inch, pada drum terdapat alur yang berfungsi sebagai eksentrik pengantar benang dan drum ini juga berfungsi sebagai penggerak atau pemutar bobin penggulung benang (lihat gambar 7.8) Next >