< Previous 314 Gambar 7.9 Pengantar Silinder Beralur Eksentrik Keterangan : A = Penampang membujur silinder beralur eksentrik B = Penampang melintang C = Pandangan silinder beralur eksentrik D = Gambaran jalannya benang dalam gulungan / bobin tidak pada satu tempat - Pengantar Silinder Beralur Spiral Pengantar ini berbentuk drum berdiameter r 2,5 inch yang alurnya membentuk spiral atau ulir. Drum selain berfungsi sebagai pengantar benang juga berfungsi sebagai penggerak atau pemutar bobin penggulung benang. Gambar 7.10 Pengantar Silinder Beralur Spiral Keterangan : Gambar memperlihatkan silinder beralur dengan masing-masing bentuk gulungannya. Yang atas bentuk gulungan coner, yang bawah bentuk gulungan cheese. x Pengatur Tegangan dan Pembersih Benang (Tension Washer) Fungsi alat ini adalah : - Mengatur tegangan benang pada saat digulung pada bobin agar gulungan benang mempunyai kekerasan yang 315 cukup sehingga gulungan benang tidak mudah rusak dan dapat mencapai volume gulungan yang optimal sesuai dengan kebutuhan. - Menghilangkan bagian yang lemah yaitu bagian benang yang mempunyai kekuatan dibawah standar yang ditetapkan, benang akan putus pada saat diproses. - Membersihkan benang dari kotoran yang menempel pada benang. Sebagai standar besarnya tegangan berkisar antara 1 – 2 gram. Sebagai alat untuk mengukur tegangan benang pada proses pengelosan disebut Tension Meter. x Pengatur tegangan dengan Per Gambar 7.11 Pengatur Tegangan dengan Per Keterangan : a. Cakra pengerem b. Per spiral c. Mur penyetel x Pengatur tegangan dengan Cincin Gambar 7.12 Pengatur Tegangan dengan Cincin Keterangan : a. Cakra pengerem b. Cincin pengatur tegangan Tabel 7.1 Tegangan Benang Proses Pengelosan No. Benang Besar Tegangan (gram) Ne1 Tex 20 30 40 29.5 19.6 14.75 29.5 – 59 19.6 – 39.2 14.75 – 29.5 316 Apabila tidak ada alat pengukur tegangan, dapat menghitung dengan menggunakan berat cincin-cincin yang akan mempengaruhi tegangan benang. Pada mesin kelos cincin-cincin sudah diberi warna sesuai dengan beratnya. Besarnya tegangan dapat diatur dengan pemberian cincin pemberat (lihat tabel) Tabel 7.2 Beban Cincin dalam Pengelosan Nomor Benang Ne1 Berat Cincin (gram) Dibawah 10’s 10 – 20 20 – 30 30 – 40 40 – 50 50 – 60 60 – 80 80 – 100 Diatas 100 29.5 – 45.0 23.05 – 29.35 16.75 – 23.05 10.35 – 16.75 7.15 – 10.35 5.0 – 5.7 2.7 – 3.0 1.7 – 2.0 1.7 – 1.9 Adakalanya bagian benang yang diameternya kecil tapi kuat, dengan pengaturan tegangan ini seperti tersebut diatas benang tidak akan putus, akhirnya ikut tergulung. Untuk membuang bagian ini biasanya pada mesin kelos menggunakan “Electrical Yarn Cleaner”. Prinsip kerja dari alat ini mengontrol diameter-diameter benang. Bagian diameter kecil maupun bagian diameter besar yang tidak sesuai dengan standar diameter yang ditetapkan maka benang tersebut akan diputuskan oleh alat ini. x Slub Catcher Fungsi alat ini adalah untuk memutuskan bagian benang yang menebal dan sambungan benang yang terlalu besar. 317 Jarak celah Slub Catcher dapat diatur sesuai dengan nomor dan jenis benang dan kerataan diameter benang yang diharapkan. Macam-macam Slub Catcher 1. Single Blade berbentuk pisau untuk nomor benang rendah atau kasar 2. Double Comb berbentuk sisir atau gergaji untuk nomor benang sedang 3. Gabungan Blade dan Comb digunakan untuk benang halus Gambar 7.13 Slub Catcher Type Blade Gambar 7.14 Catch er Type Comb (Sisir) Sebagai standar jarak Slub Catcher dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 7.3 Jarak Celah Slub Catcher Nomor Benang Ne1 Gauge (1001mm) Tipe Pisau Tipe Gergaji Carded 10 Carded 20 Carded 30 Carded 32 Carded 36 Carded 40 Carded 45 Combed 50 Combed 60 70 – 85 55 – 65 45 – 55 40 – 50 40 – 50 36 – 45 33 – 40 30 – 36 25 – 30 80 – 90 65 – 75 55 – 65 50 – 60 50 – 60 45 – 50 40 – 45 35 – 40 20 – 25 318 Alat pengukur jarak Slub Catcher. Alat untuk mengukur jarak celah Slub Catcher dapat digunakan “Leaf Gauge”. Gambar 7.15 Leaf Gauge Untuk menentukan jarak celah Slub Catcher, selain menggunakan tabel tersebut diatas dapat juga menggunakan perhitungan berdasarkan jenis benang, diameter benang dan jenis Slub Catcher yang digunakan dengan menggunakan tabel 7.4 jarak celah Slub Catcher. Tabel 7.4 Jarak Celah Slub Catcher Jenis Benang Jenis Slub Catcher Blade Comb Carded Combed 1.75 D – 2.25 D 1.50 D – 1.75 D 3.0 D 3.0 D Keterangan D : Diameter benang 319 Diameter benang dapat dihitung dengan rumus Ashenhurst. Diameter benang kapas : 281 1Ne atau 10356.0Ne (satuan/seribu inch) Untuk jenis benang lainnya perlu diadakan penyelesaian karena berat jenis serat kapas berbeda dengan berat jenis serat lainnya. Diameter (ds) = dk SintetisbjKapasbj.. (100 % Sintetis) Diameter Campuran (dc) : 100)()%(SintetisxdsKapasxdk Contoh perhitungan diameter benang. a. Berapakah diameter benang 100 % poliester Ne1 36 diameter benang kapas Ne1 36 = 360356,0 inch = 0,0059 inch bj kapas = 1.55 bj poliester = 1.38 diameter benang poliester Ne1 36 = 0,0059 x 38.155.1 = 0,0062 inch b. Berapakah diameter benang Campuran Poliester 65 %, Kapas 35 % Ne1 36 ‘s. diameter Campuran = 100)350059,0()650062,0(xx = 0,0061 inch Tabel 7.5 Berat Jenis Serat Jenis Serat bj Serat Kapas Linen Wool Sutera Poliester Viscose rayon Nylon (polyamid) Vinylon (polyvinylon alkohol) Polyprophylene 1.55 1.50 1.32 1.36 1.38 1.32 1.14 1.30 0.9 320 x Tempat benang yang akan dikerjakan Benang yang akan diproses pada mesin kelos dapat berbentuk bobin atau untaian (streng). - Haspel (kincir) Benang yang berbentuk untaian (steng) dipasangkan pada Haspel (kincir) lihat gambar 7.16. Pemasangan benang pada haspel terlebih dahulu benang harus dikebut untuk meluruskan kembali dan menghindarkan kusutnya membelitnya benang satu sama lain. Gambar 7.16 Gambar 7.16 Haspel - Spindel (pasak) Benang yang berbentuk bobin atau pepercone dipasangkan pada pasak (spindel) lihat gambar 7.17. Gambar 7.17 Spindel (pasak) Keterangan : 1. Pemegang pasak 2. Spindel pasak 3. Benang Cone’s x Spindel Bobin (Pemegang Bobin) Bobin penggulung yang akan digunakan untuk menggulung benang dipasang pada spindel bobin (pemegang bobin) dan diatur posisinya agar bobin dapat berputar dengan tenang, tidak bergetar dan tidak bergeser atau goyang lihat (gambar 7.18) 321 Gambar 7.18 Spindel Bobin (Pemegang Bobin) x Peralatan Otomatis Penjaga Benang Putus Peralatan otomatis penjaga benang putus ini fungsinya adalah untuk menghentikan penggulungan benang bila terjadi benang putus. Konstruksi peralatan ini bermacam-macam tergantung merek dan type mesin kelosnya. Dalam hal ini akan disajikan salah satu perlatan penjaga benang putus yang digunakan pada mesin Kelos Murata Type 60. (a) 322 (b) Gambar 7.19 Otomatis Penjaga Benang Putus Prinsip cara kerja peralatan : - Gerakan Hammer Gerakan Hammer ini berasal dari Pulley (1 dan 2) yang kemudian akan menggerkan roda gigi cacing (3 dan 4). Berputarnya roda gigi cacing tersebut akan menggerakan Rod (6) naik turun dengan perentaraan Engkol (5). Gerakan Rod akan mengakibatkan Hammer (7) bergerak berayun. - Gerakan Peraba Bila terjadi benang putus, peraba benang (8) akan bergerak turun dan Pena (9) ujungnya akan mendekati ujung Hammer (7) sehingga pada waktu Hammer (7) berayun keatas akan mendorong Pena (9) yang kemudian akan mengangkat Pemegang Bobin sehingga gulungan benang akan menjauhi dari Drum dan Handel 910) akan turun sehingga proses penggulungan benang akan berhenti. x Peralatan Pengatur Gulungan Benang Penuh (Doffing) Peralatan ini berfungsi untuk menghentikan penggulungan benang bila tebal gulungan atau isi gulungan benang pada bobin 323 telah memenuhi syarat kebutuhannya. Untuk mengatur tebal gulungan atau isi gulungan benang ada beberapa cara : - Cincin Penggantung Cara ini digunakan apabila pada mesin Kelos tidak dilengkapi dengan perlalatan pengatur gulungan penuh atau tebal gulungan yang bekerja secara otomatis. Peralatan cincin dipasang tergantung di atas gulungan benang, bila permukaan gulungan benang telah menyinggung cincin maka operator segera meng hentikan penggulungan. Gambar 7.20 Pengatur Gulungan Penuh dengan Cincin Penggantung Keterangan : 1. Drum 2. Gulungan Benang 3. Cincin - Dengan alat ukur Peralatan ini juga digunakan pada mesin Kelos yang tidak dilengkapi dengan peralatan pengatur gulungan penuh yang bekerja secara otomatis. Dalam hal ini operator harus selalu mengontrol tebal gulungan pada setiap gulungan benang dengan alat ukurnya. Bila tebal gulungan sudah memenuhi syarat maka gulungan benang dihentikan dan diganti dengan bobin yang kosong. Gambar 7.21 Pengatur Gulungan Penuh dengan Alat Ukur Next >