< PreviousCOVER STORY 220Majalah SHIFT melakukan penelitian media massa sepanjang Januari sampai Desember 2016 untuk mengidentifikasi dan menarasikan tren efisiensi industri. Tren efisiensi dan sejumlah tren lain sebagai indikasi operational excellence, penting diketahui dan dipelajari terkait perlambatan ekonomi 2016. Riset media massa melalui pendekatan analisis isi atau analisis teks media memilih dua media massa online nasional sebagai obyek riset, yaitu www.wartaekonomi.co.id (WE) dan www.kompas.com (Kompas.com). Pemilihan dua media massa online tersebut berdasarkan tingkat popularitas dan intensitas pemberitaan isu ekonomi-industri. Kompas.com menduduki peringkat 11 situs atau media berita online paling populer di Indonesia versi www.alexa.com, sementara WE dipilih secara acak sebagai media massa online dengan intensitas isu ekonomi-industri di Indonesia. Riset Majalah SHIFT atas dua media massa online tersebut setidaknya terdiri dari 10 tahapan Operational Excellence Dalam Optik Media MassaPerekonomian nasional boleh jadi mengalami perlambatan, mati angin, tak sebaik pertumbuhan tiga atau empat tahun lalu. Namun berbagai perusahaan di sejumlah sektor industri berhasil menunjukkan sinyal positif pertumbuhan melalui peningkatan produktivitas dan daya saing. Dua media massa nasional berhasil merekam gejala antimainstream sepanjang tahun monyet api. Dok. Istimewayaitu: penentuan isu, penentuan sample, penggunaan metode sampling, penentuan variabel analisis, penentuan unit analisis, desain tools riset, simulasi riset, data koding, analisis data, deskripsi hasil riset. Tiga Variabel, Satu HarapanIsu operational excellence (opex) dalam pemberitaan media massa menjadi prioritas utama. Pertama karena opex merupakan core business Majalah SHIFT sebagai operational excellence guide. Kedua, ingin mengetahui seberapa jauh media massa nasional menempatkan isu operasional excellence di berbagai sektor industri, terutama industri manufaktur, mining and energy serta services, di dalam masing-masing pemberitaannya. WE dan Kompas.com menjadi dua media massa online nasional yang selama ini cukup mewakili pemberitaan isu-isu industrial di berbagai sektor serta isu perekonomian pada umumnya. Penentuan variabel dan unit analisis sangat penting untuk mengidentifikasi seberapa jauh media massa meliput isu opex periode Januari-Desember 2016. Analisis isi media menggunakan tiga variabel utama yaitu operational excellence, key speaker, dan sinyal pertumbuhan ekonomi. Masing-masing variabel memiliki unit analisis yang berfungsi mengkategorikan dan mengklasifikasikan data sesuai variabel operasional. Operational excellence atau keunggulan operasional merupakan kredo yang disadari atau tidak, telah dimiliki dan dipraktikkan oleh seluruh perusahaan di berbagai sektor industri. Sebuah perusahaan saat berorientasi mewujudkan opex, tentunya akan melalui berbagai tahapan yang menjadi indikasi perbaikan atau kemajuan. Misalnya proses perampingan manajemen, peningkatan kapasitas produksi atau kinerja, penyederhanaan proses bisnis dan sebagainya.Opex sebagai sebuah gagasan sekaligus praktik industri mampu bergaung di ruang publik lantaran memiliki subyek aktif yang selalu menyuarakan perkembangan dan pencapaiannya. Subyek aktif di bidang ekonomi perindustrian yang kerap menjadi narasumber media massa antara lain Pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, dan pengamat ekonomi-industri. Pemerintah meliputi lembaga legislatif dan eksekutif yang dipimpin oleh seorang Kepala Negara atau Presiden. Pelaku usaha merupakan orang ataupun organisasi perusahaan yang memiliki aktivitas utama di bidang produksi barang dan jasa serta layanan komersial. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termasuk dalam kategori pelaku usaha yang diamati dalam analisis isi media. Asosiasi pengusaha dan organisasi-organisasi yang beranggotakan pengusaha, para pengamat dan pakar ekonomi-industri menjadi obyek analisis konten. Pertumbuhan ekonomi melengkapi variabel operasional untuk melihat seberapa jauh media massa merekam dampak atau kontribusi opex terhadap perkembangan industri. Analisis teks media mencoba melihat pemberitaan media massa tentang indikasi pertumbuhan ekonomi melalui komponen serta pengaruh opex terhadap ekonomi makro antara lain peningkatan produktivitas, tumbuhnya daya saing, meningkatnya daya beli serta bertambahnya lapangan pekerjaan. Analisis isi pemberitaan meliputi tiga sektor industri utama yaitu manufaktur, mining and energy, serta services. Meski demikian, pemberitaan terkait indikator lain yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi seperti “dukungan teknologi informasi dalam layanan perusahaan”, turut dimasukkan. Sementara berita mengenai analisis keuangan nasional, kapital, dan tren investasi tak menjadi prioritas pembahasan. Kabar Baik Efisiensi IndustriPemberitaan media massa seputar isu ekonomi-industri di sektor manufaktur cenderung bernada positif mengapresiasi pencapaian perusahaan. Misalnya WE memberitakan mengenai upaya perampingan proses bisnis PT Rajawali Nusantara (RNI), “RNI Terapkan Pengadaan ‘Satu Pintu’ Demi Efisiensi”, di Rubrik Ekonomi Bisnis, Minggu 13 Maret 2016. Operational excellence atau keunggulan operasional merupakan kredo yang disadari atau tidak, telah dimiliki dan dipraktikkan oleh seluruh perusahaan di berbagai sektor industri. Sebuah perusahaan saat berorientasi mewujudkan opex, tentunya akan melalui berbagai tahapan yang menjadi indikasi perbaikan atau kemajuan. Misalnya proses perampingan manajemen, peningkatan kapasitas produksi atau kinerja, penyederhanaan proses bisnis dan sebagainya.Services52%Manufaktur35%Mining & Energy13%www.wartaekonomi.co.idServices51%Manufaktur36%Mining & Energy13%www.kompas.comSEKTOR INDUSTRI22PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menerapkan kebijakan pengadaan barang dan jasa kepada seluruh kebutuhan anak usahanya menjadi jalur satu pintu untuk mencapai efisiensi perusahaan. Direktur Utama RNI meminta mencari sumber produsen barang atau jasa berkualitas demi kebaikan perusahaan. WE menulis dengan mengutip pernyataan Direktur Utama PT RNI, Didik Prasetyo saat menandatangani kesepakatan pengadaan barang satu pintu: “Melalui kesepakatan ini, seluruh pengadaan barang dan peralatan untuk semua anak perusahaan, yang jumlahnya 13 perusahaan, hanya dilayani oleh PT Rajawali Nusindo, anak perusahaan PT RNI di bidang trading dan distribusi, bukan lagi pihak ketiga,” ujar Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo usai penandatanganan kesepakatan itu.WE juga melansir jika implementasi kebijakan satu pintu itu diterapkan maka bisa menambah omzet perusahaan minimal Rp 500 miliar. Kebijakan pengadaan barang dan jasa satu pintu merupakan wujud dari kebijakan rantai pasok terintegrasi. Di sisi lain Kompas.com memberitakan isu efisiensi di sektor industri mining and energy, PT Pertamina (Persero) dalam hal perampingan proses produksi, “Ini yang Dilakukan PTKAM untuk Efisiensi ‘Oil Losses’ Pertamina”, Jumat 27 Mei 2016. Perusahaan melakukan perbaikan industri untuk mengefisienkan kehilangan minyak atau oil losses melalui tata kelola arus minyak. Kompas.com menyoroti dua jenis perbaikan industri perusahaan untuk menciptakan efisiensi industri yaitu perbaikan prosedur administratif dan perbaikan sumberdaya manusia. Melalui perbaikan industri berupa kepedulian sumberdaya manusia dalam waktu sembilan bulan, perusahaan mampu menurunkan kehilangan minyak hingga 0,34% atau sekitar Rp 3,4 triliun. Kemajuan teknologi digital berdampak pada berubahnya proses bisnis perusahaan, terutama di sektor jasa. Misalnya sektor perbankan mulai berlomba-lomba menyederhanakan proses bisnis untuk mencapai efektifitas layanan dengan mengintegrasikan produk dan layanan ke dalam aplikasi digital. Digitalisasi produk dan layanan perusahaan tak luput dari pengamatan media, misalnya tentang produk perbankan di WE, “Mandiri Akan Gabungkan Produk Perbankan di Satu Aplikasi”, Sabtu 21 September 2016.PT Bank Mandiri berupaya meningkatkan efisiensi biaya operasional melalui penggabungan produk serta layanan perbankan dalam jaringan internet dalam satu aplikasi. Mobile banking, E-cash dan pengisian saldo uang elektronik nantinya tergabung dalam satu platform. Perusahaan juga berupaya menggabungkan uang elektronik dengan kartu debet sesuai persyaratan Bank Indonesia. Sektor perbankan memanfaatkan perkembangan teknologi digital sebagai basis layanan. Kompas.com dalam tulisannya Jumat, 22 Januari 2016, tentang strategi Bank Mandiri menjelaskan tren digital telah mengubah pola bisnis dari transaksi berbasis kertas menjadi digital. Aplikasi E-cash bertujuan menghubungkan layanan perbankan dengan layanan telekomunikasi, sehingga nomor seluler bisa berfungsi sebagai nomor rekening. Tak hanya produk dan layanan perbankan yang mengefektifkan proses bisnisnya, perusahaan asuransi juga berkolaborasi memperluas saluran distribusi, seperti yang diberitakan Kompas.com 17 November COVER STORYwww.wartaekonomi.co.idInovasi Teknologi30%PeningkatanSDM11%PenghematanOperasional7%Efektivitas Layanan28%www.kompas.comInovasi Teknologi22%PeningkatanSDM20%PenghematanOperasional4%Efektivitas Layanan31%www.wartaekonomi.co.idMeningkatnyaDaya Beli29%TumbuhnyaDaya Saing39%Peningkatan Produktivitas 30%BertambahnyaLapangan Kerja2%www.kompas.comMeningkatnyaDaya Beli41%TumbuhnyaDaya Saing22%Peningkatan Produktivitas 29%BertambahnyaLapangan Kerja8%OPERATIONAL EXCELLENCESINYAL PERTUMBUHAN EKONOMI232016 “BCA Life Perluas Saluran Distribusi Lewat Telemarketing”. Perusahaan Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) berkolaborasi dengan perbankan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memperluas distribusi produk asuransi, memanfaatkan keunggulan layanan BCA, call center telemarketing, untuk menyentuh pasar yang sesuai. Perusahaan kolaborasi dengan perbankan yang memiliki keunggulan layanan atau service excellence berupaya mencapai target 10 -15% dari total premi pencapaian 2016. Selain pemberitaan terkait opex, sinyal pertumbuhan ekonomi juga ditunjukkan melalui pemberitaan yang mengindikasikan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di sejumlah sektor industri. WE memotret perkembangan industri sektor manufaktur-farmasi dalam judul “Kalbe Farma Bangun Pabrik Obat Terintegrasi”, Kamis, 28 Januari 2016. Pemberitaan tersebut menjadi sinyal pertumbuhan Industri sektor manufaktur dalam ulasan peningkatan produktifitas dan daya saing. Pembangunan pabrik farmasi terintegrasi mulai dari produksi bahan baku, penguasaan teknologi dan peningkatan ekspor. WE mengutip pernyataan Presiden Direktur PT kalbe Farma Tbk Irawati Setiady yang menegaskan kesiapan perusahaan bersaing dengan negara lain di dunia, “Langkah ini akan semakin memantapkan posisi industri farmasi Indonesia dalam memenangkan kompetisi di Masyarakat Ekonomi ASEAN maupun pasar global.”WE menarasikan optimisme produktivitas dan daya saing di pasar global, mengekspor 20% hasil produksi (erythropoetin) ke negara-negara ASEAN. Pun, menambah produk baru berupa pembentuk sel darah putih obat kanker Rituxomab dan Bevacizumab, serta obat terapi diabetes hingga 2021. Pernyataan Pemerintah, Menteri Perindustrian turut mendukung pendirian pabrik karena mampu mengurangi ketergantungan impor obat dan bahan baku industri farmasi dalam negeri. Selain farmasi, industri penerbangan sesuai teks Kompas.com juga mengalami pertumbuhan, “Industri Penerbangan Nasional Tumbuh Signifikan”, Selasa, 18 Oktober 2016. Kompas.com tak sekadar mengandalkan framing media, mempersepsikan adanya pertumbuhan industri penerbangan, statement Pemerintah nampak lebih berkepentingan untuk mendapatkan resonansi lebih luas di ruang publik. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, secara langsung menjelaskan selama 10 tahun terakhir pertumbuhan penumpang domestik rata-rata meningkat 15% per tahun. Menteri Perindustrian mengetengahkan faktor pendorong produktivitas dan daya saing industri dirgantara nasional. Menurutnya, Indonesia memiliki infrastruktur pengembangan industri penerbangan antara lain Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan PT Dirgantara Indonesia (DI). Pertumbuhan industri penerbangan membawa angin segar bagi potensi industri jasa perawatan dan perbaikan pesawat (MRO) yang diperkirakan mencapai Rp.2 miliar dollar AS pada 2019. Berbagai perusahaan menginginkan efektivitas, efisiensi, melakukan cost reduction pada proses bisnisnya. Hal tersebut ditunjukkan dalam sejumlah pemberitaan terkait upaya perusahaan mencapai opex melalui kerjasama dan melakukan inovasi, terutama di sektor keuangan. Finance technology atau fintech, nampaknya cukup memikat pembahasan media dalam isu bisnis dan teknologi menjelang akhir 2016. WE misalnya dalam pemberitaan tentang kerjasama antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan Angkasa pura 2, Sabtu (6/2/2016), di bidang cash manajemen menunjukkan upaya perbaikan proses bisnis secara menyeluruh dalam sistem. Pembenahan operasional terkait cash management meliputi collection, liquidity management sampai payment management untuk meningkatan pelayanan Angkasa Pura 2 di 13 bandar udara di Indonesia. Media massa terlihat optimis memberitakan perkembangan perindustrian di Indonesia. Meski tak berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan ekonomi makro, secara sektoral bisnis berkembang di sejumlah bidang, terutama sektor jasa yang mengandalkan kemajuan teknologi digital. Optik dua media massa online atas pemberitaan operational excellence memiliki kecenderungan ulasan pada efektivitas layanan 28%-31%, inovasi teknologi 22%-30% serta efisiensi industri 23-24%. Inovasi teknologi dalam isu operational excellence di era digital, berkontribusi terhadap efektivitas layanan sekaligus efisiensi industri. Di sektor jasa ataupun non jasa, inovasi menentukan daya saing serta berpengaruh pada produktivitas organisasi bisnis. Secara umum operational excellence dalam optik media massa berkontribusi pada tumbuhnya daya saing 22%-39%, tingkat produktivitas 29%-30% serta terbukanya lapangan pekerjaan 2%-8%. Saat pertumbuhan ekonomi tak sebagus tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah dan pelaku industri masih memiliki waktu berbenah mengejar ketertinggalan. ***www.shiftindonesia.com ISSUE 01 2017Inovasi teknologi dalam isu operational excellence di era digital, berkontribusi terhadap efektivitas layanan sekaligus efisiensi industri. Di sektor jasa ataupun non jasa, inovasi menentukan daya saing serta berpengaruh pada produktivitas organisasi bisnis.COVER STORY 324Peruntungan Industri di Tahun Ayam ApiDok. ShiftBerbagai kalangan memprediksi pertumbuhan ekonomi 2017 tak terlalu istimewa. Pelaku usaha, pengamat ekonomi dan akademisi memandang pertumbuhan ekonomi 2017 nyaris tak bergeming, jalan di tempat. Pun, situasi ekonomi-politik dunia juga berkontribusi terhadap potensi perlambatan ekonomi nasional. Akhirnya utang Pemerintah kian tinggi, bank kesulitan menyalurkan kredit. Secara riil kredit hanya tumbuh 1,5%, mustahil mampu mengangkat pertumbuhan. Faisal menjelaskan pertumbuhan ekonomi 2016 sekitar 4,9% dan memprediksi pada 2017 sekitar 5,0%, naik satu persen. Perlambatan pertumbuhan disebabkan adanya gangguan konsumsi dan investasi. Investasi swasta di dalam negeri dan luar negeri mencapai 95%, sementara Pemerintah hanya 5%. 2017 merupakan tahun koreksi Pemerintah atas belanja yang berlebihan pada 2015-2016. Percepatan pertumbuhan perekonomian akan terlihat pada 2018-2019.Pemerintah perlu berupaya membalikkan tren sehingga porsi mayoritas penduduk pendapatannya tak berkurang dan daya beli meningkat. Masyarakat Indonesia paling banyak berprofesi sebagai petani, lebih dari 30%. Pendapatan riil buruh tani hanya 4,2% dan kesejahteraan petani terus turun selama dua tahun terakhir. Penurunan kinerja ekspor, investasi swasta dan asing yang tersendat, dibarengi turunnya daya beli masyarakat, menjadi penyebab perlambatan ekonomi. Mungkin LIPI dan sektor perbankan yang cukup optimis dengan angka pertumbuhan 5,3%-5,5% di 2017.Sejumlah pengamat ekonomi nasional menilai selama dua tahun terakhir perekonomian Indonesia mengalami perlambatan. Faisal Basri ekonom Universitas Indonesia menyoroti persoalan pencapaian percepatan pertumbuhan ekonomi, economy growth, bisa dicapai jika program pemerintah berjalan sesuai target dan perencanaan. Capaian program pemerintah terlihat dari data statistik Gross National Product yang dirilis setiap akhir tahun. Pemerintah pada 2015-2016 memulai target pertumbuhan ekonomi melalui penerimaan pajak yang terlalu tinggi sekitar 30% pada 2015. Faisal memandang Pemerintah mematok tinggi dengan asumsi penerimaan uang akan banyak, pemasukan pajak menjadi besar sehingga mendorong belanja dan infrastruktur. Pada 2016 Pemerintah kembali menaikkan pajak sebesar 24% melalui penyusunan APBN. Optimisme pertumbuhan ekonomi 2016 menyebabkan Pemerintah tak mempertajam prioritas belanja. Sejumlah media massa melansir penerima tebusan amnesti pajak, sampai September 2016 mencapai Rp 81,5 triliun. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tax amnesty untuk mendorong penerimaan negara sektor pajak. Kebijakan tersebut nampaknya berhasil membuat para wajib pajak melaporkan kekayaan dan aset-asetnya sebagai obyek pajak. Jumlahnya pun signifikan, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Faisal Basri menilai kebijakan tax amnesty sebagai jalan pintas untuk mendorong pertumbuhan secara instan di tengah tren perlambatan perekonomian. Di sisi lain pertumbuhan deposito dari 26,1% berdasarkan data awal 2016 turun drastis sampai 1,1%. Total dana deposito di bank, separuhnya atau sekitar 46% merupakan dana pihak ketiga. Selain perlambatan pertumbuhan, pada 2017 terjadi gejala deindustrialisasi akibat industri yang mengalami tekanan. Instansi LIPI PemerintahOJKIMFADBWorld BankOECDBNI SecuritasDanareksaBank CIMBPertumbuhan Ekonomi (%)5,455,35,25,35,15,35,25,385,565,1Inflasi (%)4,04,04,34,24,04,44,94,373,33,6Nilai Tukar(IDR/USD)13,2513,3-----13,5212,8612,9Tabel Proyeksi Pertumbuhan EkonomiSumber: Economic Outlook 2017 P2E-LIPIUjung tombak pembangunan adalah investasi, ditopang sektor perbankan. Komponen utama yang menyebabkan terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi antara lain konsumsi sebesar 50%, investasi 34%, belanja pemerintah 10% dan rendahnya ekspor-impor. Salah satu solusi lepas dari perlambatan perekonomian adalah memperkokoh fondasi sektor keuangan. 26COVER STORYSelain perlambatan pertumbuhan, pada 2017 terjadi gejala deindustrialisasi akibat industri yang mengalami tekanan yang ditunjukkan tingginya angka impor dibandingkan ekspor. Ekspor selama ini masih berfokus pada komoditas primer, sementara impor bahan baku dan mesin produksi menurun menyebabkan produksi kalah bersaing dengan luar negeri. Namun demikian masih ada harapan di industri sektor manufaktur untuk tumbuh antara lain Industri Makanan dan Minuman, Industri Kimia dan Botanical (Farmasi), Industri Manufaktur Berbasis Logam Dasar, Industri Transport Equipment, dan Industri Komputer, Optical Product, Electronic equipment. Turunnya daya saing produk-produk Indonesia disebabkan kurang kompetitif di bidang research and development (R&D) dan inovasi. Korea Selatan ekspor naik sampai 25% lantaran ditopang oleh R&D, ilmuan dan insinyur yang memproduksi barang berteknologi tinggi. Indonesia pengeluaran untuk R&D hanya 0,08% dari PDB. Wajar jika kalah bersaing, tak mampu meningkatkan nilai tambah dan produktivitas di sektor manufaktur. Saatnya di 2017 mulai menggenjot industri sektor non tradable atau sektor jasa, mulai dari informasi dan komunikasi, pembiayaan dan asuransi, business advices, kesehatan dan aktivitas sosial, serta pendidikan. Seiring dengan mendorong potensi industri non tradable, efisiensi dan produktivitas perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing. Aktivitas business as usual akan menciptakan middle income trap, sehingga pendapatan masyarakat tak bisa meningkat, high income. “Produktifitas sebesar 9% maka 20 tahun lagi hanya naik sampai 12%, dan 30 tahun lagi hanya naik 14%”, tutur Faisal Basri. Menurutnya perekonomian Indonesia harus tumbuh inklusif, mengatasi ketimpangan pendidikan dan teknologi. Ekonomi akan tumbuh inklusif jika kesenjangan antara orang kaya yang menguasai kekayaan nasional bisa dikurangi. Pengaruh Ekonomi GlobalAviliani menjelaskan pertumbuhan ekonomi 2017 sangat berbeda dengan tingkat pertumbuhan pada 2010-2013. Pun, menjawab pertanyaan tentang pertumbuhan kredit dari perusahaan pada 2017 hanya 6-7%. Pada 2010-2013 pengusaha melakukan ekspansi besar-besaran akibat naiknya permintaan dari industri komoditas dibarengi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di bawah Rp10.000,-. Kenaikan harga komoditas dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika hanya sampai 2013. Pada 2014 permintaan komoditas menurun dan nilai tukar rupiah melambung di atas Rp.10.000,-. Akibatnya terjadi oversupply, tak banyak perusahaan yang melakukan ekspansi di bidang yang sama, sehingga penawaran pendanaan dari bank tak sesuai dengan core business perusahaan.Sejak industri pertambangan dan komoditas turun, perusahaan mengalami problem kenaikan non performance loan (NPL). NPL merupakan kredit bermasalah, salah 27www.shiftindonesia.com ISSUE 01 2017Dua sektor bakal menjadi penggerak perekonomian makro, yaitu infrastruktur meliputi pembangunan jalan, pelabuhan, pembangunan bandara, termasuk PLN dan sektor properti yang memiliki potensi pasar tinggi untuk ekonomi kelas menengah. Kedua sektor tersebut menjadi jangkar pertumbuhan perekonomian 2017.Dok. Shiftsatu kunci penilaian kinerja bank. Meningkatnya NPL akan memberikan pengaruh negatif pada bank, salah satunya, mengurangi jumlah modal yang dimiliki bank. Aviliani juga memprediksikan dua sektor bakal menjadi penggerak perekonomian makro, yaitu infrastruktur meliputi pembangunan jalan, pelabuhan, pembangunan bandara, termasuk PLN. Kemudian sektor properti yang memiliki potensi pasar tinggi untuk ekonomi kelas menengah. Kedua sektor tersebut menjadi jangkar pertumbuhan perekonomian 2017.Wahyoe Soedarmono, Ekonom dari Sampoerna University menilai posisi Indonesia relatif siap menghadapi gejolak pasar jangka pendek hingga 2017. Di sisi lain ia mengakui jika nilai tukar rupiah turut terdeprisiasi setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Meski demikian, efek pelarian modal di Indonesia relatif lebih kecil ketimbang Thailand, India, Taiwan, atau Korea Selatan. “Tekanan di Indonesia dapat dimoderasi oleh meningkatnya pendapatan negara dari program amnesti pajak dengan deklarasi uang tebusan telah mencapai Rp 98,7 triliun, dan dana repatriasi sebesar Rp 143 triliun akan masuk ke Indonesia sampai akhir 2016,” tuturnya. Wahyoe menambahkan bahwa neraca transaksi di Indonesia cukup kuat. Kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat oleh The Fed pada akhir 2016 dan sepanjang 2017 tak berpengaruh signifikan. Defisit neraca transaksi berjalan hanya menyentuh 1.8% dari PDB di Triwulan III 2016. Artinya, risiko pelarian modal dari Indonesia akibat sentimen negatif investor asing atas situasi nasional dapat dihindari atau diminimalkan. APINDO sebagai salah satu organisasi pelaku usaha nasional memiliki prediksi terkait kecenderungan perekonomian 2017. Haryadi Sukamdani, Ketua Umum APINDO memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2017 pada rentang 5,0-5,2% lebih tinggi dari asumsi Pemerintah yang menargetkan pertumbuhan sekitar 5,1%. Haryadi juga mencermati perkembangan ekonomi politik internasional yang dipengaruhi oleh terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Kebijakan Trump untuk menarik employment ke Amerika, menyebabkan ekspor Cina ke Amerika mengalami perlambatan. Jika ekspor Cina ke Amerika tertahan atau dialihkan, akan cukup menyulitkan Indonesia meningkatkan pertumbuhan lantaran bersaing ketat dengan produk Cina yang masuk. Selain itu potensi melambatnya pertumbuhan nasional lantaran tekanan produk-produk Cina, juga diakibatkan permintaan dari Eropa juga mengalami stagnasi. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa serta pemilihan umum di Jerman Pakar Ekonomi Aviliani saat memaparkan peluang pertumbuhan di tahun 201728COVER STORYwww.shiftindonesia.com ISSUE 01 2017Barat berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, tentunya juga berdampak pada Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki masalah peningkatan nilai tambah produk. Sepanjang 2016 belum banyak industri yang mengalihkan, mensubtitusikan barang-barang impor menjadi barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Industri di Indonesia belum banyak berubah, lantaran lama mengandalkan sektor komoditas, bahan-bahan yang belum diolah dan menghasilkan nilai tambah. Akhirnya industri dalam negeri menempuh jalan impor untuk memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Imbasnya pada lapangan kerja, jumlah angkatan kerja per tahun lebih dari dua juta orang. Penyerapan Lapangan kerja formal tak mengalami pertumbuhan signifikan bahkan menekan laju pertumbuhan perekonomian nasional. Haryadi menilai Pemerintah telah berhasil melakukan deregulasi, Kementerian Dalam Negeri menghapus sekitar 3.143 Peraturan Daerah yang tak memberikan kemudahan masuknya investasi. Pemerintah Pusat mengambil langkah tepat mengelola cash transfer ke daerah, Kementrian Keuangan berinisiatif melakukan cash transfer dalam bentuk surat berharga negara. Melakukan efisiensi penggunaan dana di daerah. Di sektor energi, Haryadi menekankan reformasi di sektor Migas bisa membuat ekonomi lebih baik. “Kebijakan bidang energi terkait listrik, gas, belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Biaya tinggi, infrastruktur bidang listrik tidak mudah, tak seperti yang disampaikan pemerintah sebelumnya,” ungkapnya. Selain itu, APINDO secara kelembagaan mendukung sepenuhnya upaya Pemerintah meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan vokasi dan pemagangan. APINDO bersama KADIN memberikan kesempatan bagi tenaga kerja melakukan pemagangan selama 6-12 bulan, tergantung kebutuhan perusahaan.***Dok. Shift29Next >