< PreviousSWARACINTA 82 | DES-JAN 2018ARUS UTAMA30 LAPSUSBANGUNAN bekas madrasah yang berada di pemukiman padat penduduk di Warung Muncang, Cibuntu Selatan, Bandung Kulon, Bandung, Jawa Barat siang itu lebih ramai dari hari biasanya. Anak-anak muda yang akrab disebut generasi milenial tampak hilir mudik di jalan seluas 1 meter menuju lokasi. Aneka material bangunan seperti gypsum, kaleng cat, kuas dan meja kayu juga teronggok di pelataran madrasah yang kini sudah berganti nama dengan Sekolah Uswah Mulya. Menjelang siang, tembok-tembok Sekolah Uswah Mulya yang tadinya warnanya memudar mulai terlihat merona. Dengan paduan dasar warna putih, ruangan seluas 4 X 7 meter itu perlahan berubah dengan guratan grafiti berkelir hijau dan warna krem. Selain tembok sekolah, perubahan juga terjadi pada sarana belajar mengajar. Bila sebelumnya para siswa di sini belajar dengan cara lesehan karena tidak adanya kemampuan sekolah untuk pengadaan kursi, kini tidak demikian. Sudah terlihat meja-meja kayu memenuhi ruangan, sehingga para siswa nantinya tak perlu lagi menulis beralaskan lantai. Pembenahan tak berhenti di sana, selain bangunan sekolah yang mengalami perubahan. Siswa Uswah Mulya pun yang tadinya datang ke sekolah dengan sendal, kini mereka sudah bersepatu.Sore harinya, bangunan Sekolah Uswah Mulya yang Biasanya cuti itu ke mall dan ke tempat wisata, namun Dompet Dhuafa mengajak donaturnya memperbaiki sekolah di hari libur.Berbagi Kebaikan di Hari LiburSWARACINTA 82 | DES-JAN 201831 LAPSUSSaya senang bisa membantu anak-anak untuk belajar, semoga setelah kelas diperbarui semangat anak-anak semakin bertambah.dahulu mirip rumah kontrakan ini, kini telah bersolek dan siap menarik minat belajar anak-anak Cibuntu Selatan yang notabene anak-anak yang putus sekolah dan anak jalanan. Lalu siapa yang melakukan perubahan terhadap sekolah ini? Dialah para Donatur Dompet Dhuafa yang kini terjun langsung melihat dan terlibat dalam program Dompet Dhuafa memberdayakan para dhuafa di berbagai bidang, melalui program Cuti Berbagi.Program merapikan sekolah di Muncang, merupakan Cuti Berbagi ke-4, kebanyakan pesertanya adalah donatur Dompet Dhuafa yang berusia muda. Mereka selama 3 hari berada di Bandung, mengikuti program pemberdayaan yang kali ini di bidang pendidikan. Sekolah Uswah Mulya merupakan sekolah inisiasi besutan Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa, yang didirikan Febuari 2017 lalu. Sekolah ini hanya terdiri dari satu ruang kelas, mendidik 53 siswa, yang dibagi ke dalam tiga tingkat, yakni Paud, Madrasah SWARACINTA 82 | DES-JAN 2018ARUS UTAMA32 LAPSUSdan kelas kejar paket. Para siswa merupakan anak jalanan dan orang-orang miskin sekitar sekolah tersebut.“Ruang kelas ini jadi bagus; warna-warni,” ucap Asep salah seorang siswa madrasah ketika melihat kelasnya direnovasi.“Aku jadi punya sepatu baru untuk sekolah, jadi nggak harus nyeker lagi,” timpal Didi teman sekelas Asep. BeRBagiAbi salah seorang relawan dari Komunitas Mural Jakarta menuturkan kegiatan cuti berbagi merupakan acara positif, karena selain dapat membangkitkan semangat belajar anak, cuti berbagai juga memberi kesempatan kepada dirinya untuk membantu sesama.acara dimulai, Irwan cekatan menyambungkan kuas rol dengan gagang sapu, secara perlahan sudut-sudut dinding bagian atas kelas ia warnai. “Kuasnya pendek jadi mesti disambung supaya bisa menjangkau yang lebih tinggi. Kalau kelas sudah bagus semoga makin banyak anak-anak yang mau belajar di sini,” ucapnya.Lain lagi dengan Siti Agni Maharani, demi ikut menjadi relawan di acara Cuti Berbagi, ia rela menempuh perjalanan darat menggunakan sepeda motor seorang diri dari Bogor ke Bandung. Menurut wanita yang akrab disapa Rani, kegiatan ini merupakan wadah yang bermanfaat untuk pendidikan tanah air. Rani sendiri mengartikan relawan sebagai bentuk Kesempatan kali ini, Abi bersama ketiga teman sekomunitasnya turut aktif membuat guratan di dinding Sekolah Uswah Mulya.“Saya senang bisa membantu anak-anak untuk belajar, semoga setelah kelas diperbarui semangat anak-anak semakin bertambah,” ujarnya.Semangat kerelawanan dalam kegiatan cuti berbagi juga ditunjukan oleh Irwan, relawan Cuti Berbagi asal Jakarta. Meski hari Sabtu merupakan hari libur baginya, namun Irwan tak hanya ingin berpangku tangan. Setelah pengabdian ke masyarakat ke arah yang lebih baik guna mengembangkan kesejahteraan masyarakat itu.Ketua Panitia Acara Cuti Berbagi dari CRM Dompet Dhuafa, Rina Hutari menuturkan, kegiatan Cuti Berbagai kali ini dihelat sebagai bentuk memperingati Hari Guru Nasional. Dikatakan Rina, Cuti Berbagi digagas untuk mengajak orang-orang untuk menyisihkan waktu dari aktifitas sehari-hari. “Biasanya cuti itu ke mall, tapi kami ingin adakan cuti dengan berbagai, salah satunya berbagi inspirasi dengan membedah ruang kelas,” tambah Rina.Dibantu 20 relawan yang datang dari Jakarta, Bogor dan Bandung kegiatan renovasi kelas dapat diselesaikan dalam waktu tak kurang dari 8 jam. [Aditya Kurniawan] SWARACINTA 82 | DES-JAN 201833 AKTUALITAJaKaRta - Dompet Dhuafa bersama PTTEP (salah satu perusahaan minyak Thailand) menggelar acara Charity Run Festival 2017 saat Car Free Day Jakarta, November 2017 lalu. Acara ini ditujukan untuk membantu pasien penderita kanker.“Olah raga ini ditujukan untuk menggalang donasi yang dialokasikan untuk advokasi dan pengobatan kanker,” kata Direktur Utama Dompet Dhuafa Social Enterprise Iwan Ridwan, ketika membuka acara ini di FX Sudirman, Jakarta.Dalam acara bertajuk “Cancer Fighter Charity” tersebut, Dompet Dhuafa dan PTTEP berhasil menghimpun dana sebesar Rp 117.550.000.Sebelumnya Dompet Dhuafa dan PTTEP telah berkerjasama dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk orang miskin di Gerai Sehat Rorotan. Sementara itu, Dompet Dhuafa juga memiliki Gerai Charity Run Festival 2017untuk Peduli KankerSehat LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) dan RS Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa di Parung dan beberapa rumah sakit lainnya di beberapa tempat.“Jadi kita bisa membantu penanganan kesehatan dan juga kita bisa memberikan bantuan cuma-cuma untuk kaum duafa melalui pusat layanan kesehatan yang kita punya,” jelasnya.General Affairs Manager PTTEP Afiat Djajanegara menyebutkan alasan memilih Run for Charity untuk membantu penderita kanker, sebagai syiar bahwa hidup sehat itu perlu berolahraga.Dalam Run for Charity 2017 peserta dapat memilih donasi melalui jarak lari. Pertama lari 5 kilometer peserta berdonasi Rp150 ribu, sedangkan lari 10 kilometer peserta berdonasi Rp200 ribu. Tercatat sebanyak 1.000 peserta turut berpartisipasi dalam lomba lari ini termasuk Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. [Aditya Kurniawan]SWARACINTA 82 | DES-JAN 201834 AKTUALITAPaRung – Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa Parni Hadi mengatakan, di era digital anggota Pramuka wajib menguasai aplikasi elektronik dan teknologi Informasi“Pramuka tidak boleh hanya jago sandi saja, tetapi juga harus melek teknologi informasi guna mendukung kecepatan bekerja,” nasehat Parni Hadi ketika membuka Lomba Perkemahan Pramuka Penggalang (LP3), yang diselenggarakan (18-19/11/2017) di Bumi Perkemahan Smart Ekselensia, LPI Dompet Dhuafa, Parung.Dikatakan Parni, jaman now orang kalau mau cek CCTV tidak perlu lewat monitor di rumah, tetapi sudah bisa melalui Handphone Android dari mana saja.“Pramuka juga begitu, ke depannya pramuka harus memperlombakan kemampuan teknologi informasi ini,” tutur Parni.Parni berpesan, Pramuka harus mencintai budaya bangsa dengan cara mementaskan pagelaran teater dan kesenian.Pada kesempatan yang sama Ketua Penyelenggara LP3 Ridwan Hasyim mengatakan, LP3 kali ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, karena melibatkan Pramuka dari seluruh penjuru Pulau Jawa.“Sedikitnya ada 26 sekolah yang terdiri dari 37 regu yang mengikuti LP3 ini,” ungkap Ridwan.Selain untuk menjalin silahturahmi, tambah Ridwan, kegiatan ini juga sebagai ajang kompetensi peserta didik, menunjukkan hasil berlatih dari gugus depan masing-masing selama ini.Dari 26 sekolah yang mengikuti kegiatan LP3, Pondok Pesantren Darul Ulum asal Banyu Anyar, Pamekasan, Madura berhasil keluar sebagai juara umum dan berhak memboyong trophy bergilir dari Kementerian Pemuda dan Olahraga serta berhak menerima uang pembinaan senilai Rp 2 juta. [Aditya Kurniawan]Pramuka Jaman Now Harus Kuasai TeknologiSWARACINTA 82 | DES-JAN 201835 AKTUALITAMalang - PTT Exploration and Production Public Company Limited (PTTEP) bekerja sama dengan Dompet Dhufa Pendidikan mengadakan kegiatan Inspiring Talk and Career Plan Training. Acara ini dihelat Sabtu, 25 November 2017 di Auditorium Universitas Brawijaya. Acara ini merupakan bagian dari program kerja sama strategis antara PTTEP dengan Dompet Dhuafa. Selama 3 tahun lebih kerjasama ini telah memberikan beasiswa kepada 25 mahasiswa terbaik dari kampus-kampus terbaik di Indonesia. Hadir dalam acara ini perwakilan PTTEP Indonesia Afiat Djajanegara, Manajer Pendidikan Dompet Dhuafa, Ahsin Algorizi, GM Beastudi Indonesia Purwo Udhi Utomo. Inspiring Talk diisi oleh CEO Igrow Andreas Senjaya, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Trenggalek dan Marlina Yanti mahasiswa Kedokteran Universitas Hassanudin sekaligus ketua departemen kesehatan Desa Produktif Etos Makassar. Acara Inspiring Talk merupakan salah satu cara untuk memberikan inspirasi khususnya kepada mahasiswa dan pemuda.Dalam acara ini Andreas Senjaya CEO Igrow menjelaskan tentang bagaimana memulai membangun aktivitas yang bermanfaat kepada masyarakat.“Kapasitas dan strategi membuat program terus bertahan dalam menghadapi persaingan. Karya-karya kebaikan terus kita lahirkan untuk memberikan dampak kepada masyarakat luas,” papar pria yang akrab dipanggil Jay.Dompet Dhuafa dan PTTEP Insipirasi Mahasiswa MalangSWARACINTA 82 | DES-JAN 201836 AKTUALITAMalang - Diselimuti hawa sejuk kaki Gunung Kawi, pagi akhir November 2017 lalu, Alun-Alun Kota Malang, Jawa Timur tampak riuh. Tenda biru berdiri gagah menaungi dua ribu anak-anak yang kompak mengenakan atasan putih. Suasana kian semarak ketika Menteri Sosial Khofifah Endar Parawansa naik podium sambil menyapa para anak-anak yang sudah menanti sejak matahari belum terbit.“Apa kabar adik-adik. Sudah pada sarapan belum,” tanya Khofifah kepada anak-anak saat membuka acara Gerakan Sosial Menuju Indonesia bebas Anak Jalanan.Pada acara tersebut Khofifah menerangkan bahwa situasi dan kondisi jalanan yang sangat keras sangat tidak sesuai dengan kehidupan anak-anak. Mulai dari gangguan premanisme, perdagangan anak, perilaku menyimpang hingga narkoba ada di jalanan. Untuk itu khofifah mengajak seluruh elemen masyarakat dan pamong desa ikut berpartisipasi mengentaskan problem anak jalanan.Dalam kesempatan tersebut Mensos mengapresiasi sepak terjang Dompet Dhuafa yang aktif ikut andil mengentaskan permasalahan anak jalanan. Ahmad Lukman dari Lembaga Pelayan Masyarakat Dompet Dhuafa (LPM DD) menyatakan untuk mendukung acara Gerakan Sosial Menuju Indonesia Bebas Anak Jalanan, LPM menerjunkan 1 unit ambulance lengkap dengan layanan kesehatannya.Selain itu, LPM juga membagikan 2.000 paket makanan ringan kepada para peserta. Lukman menuturkan, sebagai wadah mempringati hari anak jalanan universal, LPM turut mendukung UU No 44 tentang Pengasuhan Anak Jalanan. “Tujuan LPM terlibat di sini, tak terlepas dari dukungan DD ikut serta dalam mensukseskan hari bebas anak jalanan dan hari anak universal, serta ikut melaunching UU No 44,” ujar Lukman.Lanjut Lukman, dalam peringatan hari anak jalanan kali ini LPM akan berusaha sekuat tenaga untuk Dompet Dhuafa Bertekad Kembalikan Anak Jalanan ke Keluarganyamengembalikan anak-anak ke keluarga mereka dengan keadaan baik. SWARACINTA 82 | DES-JAN 201837 AKTUALITAJaKaRta - Jutaan muslim dari berbagai daerah merapatkan barisan ke Monumen Nasioanal (Monas) mengikuti Maulid Agung Nabi Muhammad SAW, sekalian reuni 212, Sabtu (2/12/2017). Di antaranya ada yang berjalan kaki dari Ciamis, Cianjur, Bogor dan Jakarta sekitarnya. Setelah melaksanakan shalat subuh berjamaah, Pejuang 212 itu mendengarkan tausiah dari para Habaib, Ustad dan Tokoh Nasional secara bergantian. Kesemua pembicara menyerukan persatuan umat Islam untuk cinta tanah air.Dikoordinatori oleh Ahmad Lukman, Tim Relawan dari Lembaga Pelayan Masyarakat Dompet Dhuafa, ikut menyumbangkan makanan dan minuman untuk para peserta aksi secara gratis. “Mengingat banyaknya peserta daerah yang berjalan kaki ke Jakarta. Kita juga menyediakan jasa pijat gratis di tenda khusus di Pintu Utara lapangan Monas, “ ungkap Ahmad Lukman. Dikatakan Ahmad, Dompet Dhuafa sengaja memberikan layanan tersebut karena berkaca pada aksi 212 tahun lalu, banyak didapati peserta aksi yang menderita kelelahan.“Para peserta yang mendatangi Posko Pijat Gratis akan dipijat semua bagian tubuhnya seperti kaki, tangan, dan kepala. Tiap peserta diberikan waktu 10 menit,” jelas Ahmad. Untuk melayani Pejuang 212 ini, lanjut Ahmad, Dompet Dhuafa menyediakan puluhan terapis pijat yang berpengalaman. “Wah bermanfaat sekali, pijat gratis disaat kita sedang di landa kelelahan seperti ini, apalagi bagi yang sudah berusia lanjut seperti saya. Hehe,” ungkap Joni (56), salah satu peserta aksi asal Pondok Gede.Selain itu, puluhan relawan Dompet Dhuafa juga berkeliling melakukan Aksi Bersih Itu Sehat (BIS) sambil menenteng kantong plastik memungut sampah yang dibuang peserta aksi. Untuk berjaga-jaga apabila emergency, di saat yang sama, beberapa ambulans Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) juga standby dengan dokter dan para medisnya siap membantu peserta aksi yang membutuhkan pertolongan kesehatan. [Maifil Eka Putra]Aksi Relawan Dompet Dhuafa di Reuni 212Wah bermanfaat sekali, pijat gratis disaat kita sedang di landa kelelahan seperti ini, apalagi bagi yang sudah berusia lanjut seperti sayaSWARACINTA 82 | DES-JAN 201838 AKTUALITAJaKaRta - Kekuatan siklon tropis Cempaka mencapai 65 km per jam pada Selasa (28/11), menyebabkan cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi di kawasan Jawa dan Bali.Siklon Cempaka juga turut ini menjadi pemicu banjir, longsor dan puting beliung di 21 kabupaten dan kota di Pulau Jawa dan Bali. Menurut data Posko BNPB, bencana tersebut melanda; Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Serang, Sukabumi, Purworejo, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo.Pacitan menjadi kawasan paling terdampak dengan siklon tropis Cempaka hingga menimbulkan banjir dan longsor akibat hujan lebat dengan instensitas yang sangat tinggi pada Selasa (28/11) dini hari.Sungai-sungai meluap menyebabkan ribuan rumah terendam banjir. Banjir pun meluas ke 13 desa di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan (Desa Sirnoboyo, Desa Sukoharjo, Desa Kayen, desa kembang, Desa Ploso, Desa Arjowinangun, Desa Sidoharjo), Kecamatan Kebon Agung (Desa Purworejo, Desa Banjarjo, Desa Kebon Agung), dan Kecamatan Arjosari (Desa Pagutan, Desa Jatimalang, Desa Arjosari). Jalan lintas selatan di kawasan Pacitan juga sempat lumpuh total karena tertimbun longsor.Menurut laporan situasi DMC DD, korban jiwa akibat banjir Pacitan ini sebanyak 25 orang. Sementara itu, 1079 rumah mengalami rusak berat dan ringan. Sebanyak 17 sekolah juga mengalami kerusakan.Melihat kondisi tersebut, Dompet Dhuafa melalui tim Disaster Management Center (DMC), Selasa (28/11), memberangkatkan tim relawan melalui jalur darat, dengan konsentrasi respon bencana banjir dan longsor di kawasan Pacitan, Yogyakarta dan sekitarnya. Direktur DMC Syamsul Ardiansah mengatakan, untuk respon banjir di Pacitan DMC mengoperasionalkan dapur umum untuk 300 jiwa penduduk di Desa Kedungbendo, Kecamatan Argosari, Evakuasi warga manula yang terisolir di Desa Kedungbendo, Kecamatan Argosari dan membersihkan sekolah TK dan SD dari lumpur bawaan banjir. Sempat terjadi kendala karena sulitnya akses menuju lokasi dan tingginya intensitas hujan. Warga yang terdampak pada bencana kali ini lebih dari 4.000 jiwa dan perlu dievakuasi. Pengungsi di Kecamatan Pacitan ditempatkan di GOR Pacitan dan Masjid Sirnoboyo. [Maifil Eka Putra]Siklon Cempaka Bawa PetakaSWARACINTA 82 | DES-JAN 201839 AKTUALITASampai akhir pekan awal Desember 2017, Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) masih belum mencabut stasus awas Gunung Agung, meskipun aktivitasnya sudah semakin menurun. Di puncak kawah terlihat asap putih bertekanan rendah dengan intensitas tipis hingga sedang. Asap itu mengepul 500 hingga 1.000 meter dari atas puncak kawah. Arah asap terlihat condong ke arah timur-tenggara.Gempa pun masih terus terjadi membuat penduduk sekitar lereng Gunung Agung berbondong-bondong mengungsi. Bau belerang yang dimuntahkan dari perut gunung sudah sampai ke desa KRB III dan II. Sekitar 5.000 warga turun mengungsi.BNPB mendata, sekitar 14.000 ekor ternak berada di zona merah Gunung Agung yang perlu diungsikan. Ada 43 titik penampungan ternak tersedia. Sekitar 90.000 hingga 100.000 penduduk masih ada di 22 desa di radius berbahaya.Menurut data dari Disaster Management Center Dompet Dhuafa sudah 60.049 orang mengungsi sejak Gunung Agung mulai melihatkan aksinya. Lokasi pengungsian berada di 214 titik. “Dengan bertambahnya terus jumlah pengungsi, kebutuhan bahan makanan untuk pengungsi terus bertambah, begitu juga dengan masker, obat tetes mata untuk mengurangi dampak buruk abu vulkanik,” kata Syamsul Ardiansyah, Direktur DMC DD mengutip laporan situasi yang dikirim tim respon di lapangan.Kebutuhan lain yang dibutuhkan relawan adalah mobil evakuasi ternak. Meskipun penampungan ternak sudah ada di Kerta Mandala, namun kendala lain yang dihadapi relawan adalah bahan untuk membuat kandang untuk ternak.Merespon kebutuhan tersebut, kata Syamsul, relawan DMC mendistribusikan 550 masker di kawasan Jl. Diponegoro, Kecamatan Karangasem, Bali dan membuka dapur umum di pos pengungsian Banjar Lebah, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem dengan jumlah pengungsi sebanyak 748 jiwa.Selain itu, DMC juga membangun pos untuk petugas penampungan ternak di Dusun Manggan, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem dan membuka Sekolah Ceria di pengungsian Banjar Lebah, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Sebanyak 48 anak di pengungsian ini.“Para peternak di pos pengungsian ternak, mereka sudah merasa nyaman dan aman terkait beberapa kebutuhan hewan ternak mereka yang sudah terpenuhi, yaitu kesediaan pakan, kandang, armada pengangkut dan transaksi jual beli pun sudah normal. Perternak ada juga yang tidak ingin menjual ternaknya karena hewan ternak mereka sudah ditangani dengan baik sesuai kebutuhan di pos penampungan ternak,” terang Syamsul.Kebutuhan lain yang menjadi perhatian adalah penambahan terpal untuk posko pengungsi dan baliho edukasi untuk kesiapsiagaan gunung berapi dan sign board evakuasi di Abang dan Duda timur.Tim DMC juga melakukan pendataan pengungsi dan memberikan layanan kesehatan di posko pengungsian serta melengkapi fasilitas umum seperti sanitasi. [Maifil Eka Putra]Ketika Gunung Agung Masih AwasNext >